"Ayo, angkat..."
Alex menginterupsi Star dan Scarlett mengambil apa saja yang mereka sukai dari rak. Kedua bayi itu dibiarkan bereksplorasi di dalam sebuah supermarket sekaligus belanja kebutuhan.
Star dan Scarlett sangat antusias. Mereka mengenakan pakaian imut yang tebal, ditambah lagi dengan topi beanie, tentu saja sama warna dan ukuran untuk bayi kembar.
Kedua bayi itu berjalan tergopoh-gopoh, Alex mengangkat mereka untuk memasukkan barang yang dipilihnya ke dalam troli. Sedangkan Mauren mendorong dan sesekali memilih kebutuhan dari rak.
"Mau yang mana lagi, Hem?" Tanya Alex sambil mengecup pipi Scarlett gemas.
"Tuh." Scarlett menunjuk kotak paling besar. Mereka berada di lorong susunan susu formula.
"Ayo ambil." Alex menurunkannya lagi. Membiarkan Scarlett berlari dan hampir jatuh.
"Daddy..." Panggil Star di kakinya. Star mengambil kaleng susu dan menunjukkan pada Alex.
Alex terkekeh dan menggendong Star. Mengecup gemas lalu mendekatkan pada troli. Star menjatuhkan pelan-pelan setelah itu Alex memeluknya dan mengecupnya lagi.
Star terkikik geli, dia memeluk leher Alex erat. "Ayo ambil lagi." Ucap lelaki itu sembari menurunkan dari gendongannya.
Star tidak mau kalah dari Scarlett, dia menghampiri saudarinya dan mengambil barang yang sama. Mereka berlomba menunjukkan pada Alex dan Mauren. Sangat senang digendong dan memasukkan barang ke dalam troli.
Alex merapikan barang-barang yang dijatuhkan tidak sengaja oleh kedua bayinya. Mereka hanya fokus mengambil apa yang di sukai, terutama kemasan besar.
Selanjutnya, mereka pergi ke lorong menjual alat-alat tulis. Star dan Scarlett makin semangat, memasukkan apa saja yang mereka temui ke dalam keranjang sampai penuh. Mereka juga mengambil alat tulis seperti white board, spidol, cat warna, kuas, alat pelindung dan lain sebagainya.
Mauren tidak protes, dia mengikuti apa yang diinginkan oleh anak-anak dan Alex. Meski mainan sudah banyak di rumah, Alex tetap menyuruh mereka mengambil dari rak.
Puas berbelanja sampai beberapa troli penuh, akhirnya mereka antri membayar. Kemudian menyusun ke bagasi mobil yang dibantu oleh petugas mall.
Mereka tidak langsung pulang. Terlebih dahulu mengisi perut ke sebuah restoran. Star dan Scarlett memiliki kursi set khusus bayi. Sehingga keduanya duduk manis sambil makan.
"Daddy..." Panggil Star. Dia menyendokkan makanan dan mengarahkan pada Alex.
Lelaki itu terkekeh dan menerima suapan bayinya. Star juga tidak mau kalah, dia memberikan minum untuk Alex.
Mauren pun turut serta mendapatkan bagian. Bayi-bayi itu menyuapi mereka dan beberapa kali tumpah. Mauren segera mengelap area mulut dan tumpahan di meja set bayi. Setelah itu menerima suapan lain.
Mereka pulang menjelang sore. Anak-anak turun dari mobil begitu antuasias, ingin membantu orang tua mereka mengangkat barang-barang.
"Biar aku aja. Kamu bawa anak-anak duluan." Kata Alex menghentikan Mauren.
Mauren tidak menolak, dia meletakkan kembali paper bag dan membawa anak-anak masuk ke rumah.
Tria datang membantu Alex, dia mengangkat barang-barang yang tidak berat.
Mereka tidak lagi tinggal di apartemen, Alex membeli rumah di pinggir kota. Mauren menolak keras, dia tidak mau tinggal di rumah yang disiapkan oleh suaminya.
Tetapi, Alex memberikan penawaran lagi. Mauren dan anak-anak tidak perlu kembali lagi ke Indonesia, Alex tidak akan memaksanya lagi. Anak-anak butuh ruang yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Alhasil, Mauren setuju. Rumah itu memiliki taman luas di bagian belakang, setiap hari anak-anak bermain sambil belajar. Bebas berlari kesana-kemari sesuka hati.
Star dan Scarlett tidak hanya memiliki satu box bermain saja. Mereka juga memiliki kolam renang mini terbuat dari bahan plastik yang diisi air, box tempat bermain cat warna bahkan taman bermain seperti perosotan dan lautan bola.
Semuanya lengkap disediakan oleh Alex. Dia hanya ingin yang terbaik buat anak-anak dan Mauren. Apapun akan dilakukan kecuali berpisah dari Mauren.
"Daddy..." Panggil Scarlett pada Alex yang datang menghampiri mereka setelah mengangkat semua barang-barang dari mobil.
Alex tersenyum dan menahan pergelangan tangan Mauren yang hendak pergi. Mauren masih menjaga jarak darinya, tetapi dia tidak pernah marah-marah lagi seperti dulu.
"Temani anak-anak bermain." Ajak Alex.
"Aku mau beres-beres rumah." Elak Mauren.
"Nanti aja. Rumah kita masih bersih."
Mauren akhirnya mengangguk dan mendekat pada anak-anak. Mereka bermain cat warna yang dibelinya tadi. Alex dan Mauren ikut masuk ke dalam box mainan dan melukis bunga dan karakter pada kertas.
Anak-anak memakai pelindung agar tidak mengotori baju mereka. Meskipun tetap saja ada bagian yang kotor, tetapi tidak parah.
Alex mengintip ke lukisan Mauren dan berdecak kagum. "Lukisan Mommy bagus." Katanya.
Mauren menoleh pada Alex disampingnya. Wajah mereka sangat dekat, Mauren segera mengalihkan pandangannya dan pura-pura melukis lagi.
Star dan Scarlett ikut penasaran, mereka rebutan mengambil lukisan Mauren.
Alex malah tergelak dan memberikan lukisannya. "ini punya Daddy siapa mau?" Alex melukis karakter Doraemon.
"Mau..." Ucap Scarlett cepat.
"Ahhh... Mauuuu." Star tidak mau lukisan Mauren. Dia mengulurkan tangan meminta lukisan Alex.
"Ayo lukis sendiri-sendiri." Alex memberikan kertas karakter yang belum diwarnai. "Mommy ajarin Star." Alex menggeser cat pada Mauren. "Mommy setuju?"
"Iya." Jawab Mauren pelan.
Alex tersenyum senang mendengarnya. Mereka duduk bersebelahan dan anak-anak mereka di seberang meja kecil. Alex menambahkan cat air pada palet Mauren, setelah itu mereka mulai bekerja sama.
Tentu saja hasilnya acak adul. Anak-anak langsung menumpahkan air sehingga semua jadi berantakan.
"Ini nanti dibingkai. Gimana menurut Mommy?" Tanya Alex pada lukisan hancur mereka.
"Iya." Mauren mengiyakan tanpa protes.
"Mommy ini masih kurang." Tunjuk Alex pada lukisan bagian pinggir yang belum rapi. "Sini Daddy bantu."
Mauren memberikan ruang untuk Alex menyelesaikan lukisannya. Alex kembali tersenyum dan merapikan lukisan, setelah itu mengembalikan pada istrinya.
"Udah cakep." Puji Alex.
"Makasih." Kata Mauren pelan.
"Sama-sama, Mommy." Alex mengelus puncak kepala Mauren.
Tubuh Mauren menegang, dia menahan nafas dan Alex segera menarik tangannya. "Maaf."
Mauren tidak menjawab, dia mengalihkan pandangannya lagi. Alex salah tingkah tetapi tidak berani minta maaf lagi. Alhasil, keduanya sibuk pada anak-anak.
***
Jakarta, 20 Desember 2021
Apakah ini sudah tanda-tandanya?
😳😳😳
Yuhuuu, update lagi!
Kalian masih sanggup lanjut baca gak nih?
Jadi, siapa yang barusan udah baca part spesial Empty di Karyakarsa?
Yok, yang belum gas dah.
Langsung baca, gengs. Cuma 1 part doang lho ❤️