Ida melirik Mauren yang sedang sibuk dengan ponselnya. Sesekali melirik kedua bayinya untuk mengawasi. Ida merasa tidak tenang, pasalnya Alex sedang melakukan video call untuk melihat kedua bayinya.
Mauren menolak bergabung. Bahkan saat Alex ingin melihatnya, Mauren menolak tanpa suara. Tentu saja ditangkap oleh Alex dari seberang. Mengetahui keberadaan Mauren di samping bayinya. Tetapi Mauren mengatakan pada Ida kalau Mauren sedang tidur di kamar.
Sekarang Mauren punya alasan menolak bicara langsung dengan Alex. Dia senang dengan keberadaan Ida yang hampir setiap saat datang ke rumahnya waktu senggang untuk melihat bayi-bayinya, sekalian melakukan panggilan video call dengan Alex. Ida yang menunjukkan bayi-bayi itu pada lelaki tersebut.
"Om hari sabtu ke sini?" Tanya Ida.
"Iya." Jawab Alex.
"Bawa oleh-oleh, om." Pinta Ida sudah akrab dengan Alex. Tidak lagi merasa terintimidasi seperti awal-awal, bikin Ida cepat-cepat pulang ke rumahnya.
"Iya." Alex masih berharap Mauren mau menerima panggilannya. "Tante kamu tanyain mau dibawain apa?"
Ida melirik Mauren yang dibalas gelengan kepala. "Nggak ada, om." Jawab Ida tanpa sadar. Lirikannya sangat kentara, dan tanpa sadar menunjukkan keberadaan Mauren ada di dekatnya.
"Yaudah." Alex akhirnya menyerah, bikin Mauren menghela nafas lega.
Panggilan itu berakhir dan Ida meletakkan ponsel di atas nakas lalu sibuk pada kedua bayi itu. Ida mencium mereka satu persatu, mengajak bicara kemudian menciumnya lagi. Tangan dan kaki kedua bayi itu tidak mau diam, justru bikin Ida makin senang.
Sesekali membawa kaki atau tangan seolah-olah menerjang wajahnya. Ida berbinar makin senang saat kedua bayi itu mengeluarkan suara khas sembari mengulurkan lidah.
"Tante, Ida nggak mau mereka cepet gede. Baru beberapa minggu udah segede ini aja. Udah pinter banget." Guman Ida sedih.
Mauren tersenyum, dia pun merasa kedua anaknya sangat cepat berkembang. Tiap hari makin aktif bergerak, Mauren haru sekaligus was-was. Tapi, tidak menginginkan mereka tetap kecil dan tidak berkembang.
"Jangan cepet gede." Pinta Ida pada mereka.
Mauren mengawasi mereka. Kadang dia sampai mengantuk, Mauren tidak sadar tertidur di tempatnya. Ida membangunkan Mauren, gadis remaja itu hendak pulang karena sebentar lagi akan pergi les.
Kadang bikin Ida kesal. Dia masih ingin bersama kedua anak bayi itu. Namun, dia memiliki jadwal les dan harus sekolah. Sehingga sering kali bermalas-malasan pergi dari rumah Mauren.
Sorenya, Mauren membawa kedua bayinya pergi jalan-jalan ke sekitar pantai menggunakan troller bayi untuk anak kembar. Mauren sudah mulai pulih, hampir tiap sore pergi sebentar untuk menenangkan pikiran.
Dia mampir ke sebuah kedai kopi. Mengantri bersama pembeli lain. Beberapa pembeli melirik kedua bayi Mauren yang anteng. Mereka bangun sambil mengisap empeng dan bergerak-gerak khas bayi.
Mauren maju beberapa langkah setelah pembeli di depannya selesai. Satu pengantri lagi di depannya, Mauren kembali mendorong stroller saat gilirannya. Menyebut pesananya kemudian mengeluarkan ponsel dari tas sling bag di bahunya. Membayar tagihan menggunakan scan barcode.
Dia mengucapkan terima kasih setelah mendapatkan pesanannya. Bergeser ke samping dengan salah satu tangan mendorong stroller bayi. Senyum Mauren melebar, dia akan pergi ke tepi pantai untuk melihat peselancar. Mungkin istirahat di gajebo menikmati udara sore yang indah dan segar.
Langkah Mauren mendadak berhenti. Tiba-tiba perasaannya tak keruan. Mauren mencengkeram kuat cup di tangannya agar kopinya tidak jatuh. Mauren tidak berani berkedip, tak kuasa pula mengeluarkan suara.
Di depannya, seseorang yang aman sangat dia rindukan sedang berdiri diam kaku sama seperti dirinya.
"Hai..., Mauren." Suara lelaki itu menyadarkan Mauren.
Mauren kaget sampai tidak bisa menyapa balik. Andreas sedang tersenyum dan mendekat tanpa memutuskan pandangan mereka.
"Ha-hai." Mauren menyapa balik dengan susah payah. Suaranya bahkan sangat serak dan bergetar.
"Kamu tinggal di sini?" Tanya Andreas. Mereka sangat canggung, bahkan Andreas juga mengepalkan kedua tangan untuk tetap terlihat normal.
"Iya." Mauren membenarkan sembari mengangguk. Memaksa senyum di wajahnya agar terlihat lebih normal. "Ka-kamu?"
"Ketemu client." Mauren kembali manggut-manggut. "Kamu apa kabar?" Tambah Andreas parau.
Mauren menahan nafas sejenak. Berusaha tetap tenang dan terlihat baik-baik saja. "Aku... baik." Jawabnya memelan di akhir.
Andreas juga ikut manggut-manggut. "Oke."
"Ya."
"Aku... aku..." Andreas bingung sendiri.
Tetapi Mauren paham. Dia mengangguk dan mengiyakan. "Iya. Aku juga..."
"Oke."
"Oke."
Keduanya sama-sama mengangguk dengan senyum terpaksa di wajah. Andreas dan Mauren tiba-tiba terihat sangat buru-buru. Wanita itu meletakkan cup kopi di samping stroller dan mencengkeram gagang stroller kuat-kuat. Mereka pergi berlawanan arah sebanyak beberapa langkah.
Andreas kembali mengepalkan kedua tangannya. Memejamkan mata sejenak kemudian berhenti. Begitu juga dengan Mauren, mengerjab sebanyak mungkin agar air matanya tidak mengalir. Dia bahkan lupa tujuannya, tidak tahu mau kemana sekarang. Mauren berhenti melangkah, memandang lurus ke depan dengan pikiran kosong.
Mauren menahan nafas dengan tubuh menegang kaku. Kedua bahunya berat namun menghangat. "Maaf." Andreas datang lagi. Memeluk Mauren erat dari belakang.
Air mata Mauren meluruh. Tetapi tidak berani memutar tubuhnya. Mauren sangat takut, perasaannya bercampur aduk tak keruan.
"Aku minta maaf." Andreas kembali berguman. Tidak peduli dengan orang-orang yang berlalu lalang menoleh dua kali pada mereka. "Aku mencari kamu."
Mauren kaget. Barulah berani memutar tubuhnya. Meletaskan kedua tangannya dari stroller dan memandang kedua mata Andreas meneteskan air mata.
Tangan Mauren bergetar, membelai pipi Andreas hati-hati. Lelaki itu benar Andreas, lelaki yang bersamanya selama sepuluh tahun. Lelaki yang mau menerima masa lalunya. Lelaki yang menjadikan Mauren seperti ratu. Mencintai dan menyayangi Mauren dengan sabar. Lelaki yang menjadi tunangan Mauren. Lelaki yang akan menikahinya dengan beberapa mimpi yang telah mereka wujudkan bersama-sama.
Bibir Mauren bergetar. Dia tidak salah. Dia adalah lelaki yang sangat Mauren cintai. Lelaki yang sangat Mauren rindukan. Lelaki yang Mauren inginkan.
"Kamu." Panggil Mauren serak.
Andreas mengangguk lalu mendekap Mauren sangat erat. Andreas mengecup dahu Mauren beruntun, dia sangat merindukan wanita itu. Dia membutuhkan Mauren dalam hidupnya.
"Aku mencari kamu." Bisik Andreas. "Aku minta maaf. Selama ini aku jadi pecundang."
"Nggak." Elak Mauren tidak setuju.
"Aku tahu semua." Tambah Andreas. "Kamu melakukan semua itu untuk menyelamatkan aku. Aku malu. Aku pecundang. Aku... aku nggak berguna. Aku nggak menyadari kamu menderita. Kalau aku nggak ada, mungkin kamu nggak akan seperti ini."
"Mas." Panggil Mauren berbisik.
"Aku minta maaf." Andreas sangat menyesal. "Aku nggak punya keberanian menemui kamu."
Mauren menahan nafas. Tetapi pelukannya pada Andreas makin erat. Mauren sangat takut jika melonggarkan kedua lengannya, lelaki itu akan hilang. Mauren sangat merindukannya sampai tidak tahu bagaimana mengingkapkannya.
Dia menggeleng, Andreas bukan pecundang!
***
Jakarta, 27 September 2021
Siapa yang ngarep Maurenketemu Andreas lagi?
Nah, gimana menurut kalian?
Kalian tim siapa?
- Mauren & Andreas
- Maurena & Alex
- Mauren & Bayi kembar
Next?
Spam komen!
Numpang promo.
Deskripsi :
Judul : Possessive EX
Penulis : Umi Wandira Gajah (iLaDira69)
ISBN : 978-623-98031-0-0
Tebal : 605 Halaman
Format : 14 x 20 cm
Berat : 800 gram (Hampir sekilo)
Bahasa : Indonesia
SINOPSIS
Pernah pacaran, namun putus.
Sudah tunangan, gagal juga.
Lalu, untuk apa Kevin muncul lagi di hidup Citra?
Kalau pacaran dan tunangan saja gagal. Lalu, hubungan apa lagi yang akan mereka rajut?
Citra tidak bisa menolak kedatangan Kevin dalam hidupnya setelah tiga setengah tahun berpisah. Cowok yang masih sama seperti dulu, keras kepala, semena-mena dan possessive parah mengganggu hidup Citra lagi. Meskipun sudah mantan, setiap kali ada cowok yang mendekati Citra, Kevin melakukan segala cara untuk mengacaukannya.
Dia terlalu over, bikin Citra pusing menghadapi mantan rese macem Kevin. Kisah absurd mereka sebagai mantan belum berakhir. Temukan perjalanan kisah sepasang mantan yang tak butuh status untuk tetap bersama di novel ini.
.
.
.
PRE ORDER NOVEL POSSESSIVE EX BATCH 2
- PAKET MANTAN RP. 120.000
- PAKET POSSESSIVE RP. 175.000
- PAKET SULTAN RP. 265.000
Untuk Sampul Hard Cover +35.000
Untuk tambah Novel EX +50.000
NOTE :
UNTUK 300 PEMESAN PERTAMA MENDAPATKAN HADIAH SECRET!! MESTI KUDU GERCEP!!
KALIAN JUGA BISA CUMA BELI BANTALNYA AJA.
Order :
Shopee : iladira
Tokopedia : iLaDira69
WhatsApp : +62 838-9161-7551