Andreas masih terguncang dan syok atas penghiatan tunangannya. Entahlah, pikirannya sangat kacau. Andreas ingin tenang dan melupakan masalah itu sebentar saja. Namun, sepertinya tidak berhasil. Selama beberapa malam berturut-turut mengunjungi club malam untuk mabuk, tak kunjung memberinya efek tenang.
Andreas tidak bisa tidur. Pikirannya kacau. Melihat dengan mata kepalanya sendiri atas perbuatan Mauren dan Alex tidak bisa dimaafkan. Bahkan, untuk mendengar penjelasan Mauren saja dia sudah tidak sudi.
Dia bekerja mati-matian untuk Mauren. Melakukan segala cara sampai dia lupa namanya capek. Andreas bahkan sering kali tidak tidur berhari-hari. Sengaja tidak memaksa Mauren resign dan bergabung dengannya karena dia tidak mau membuat wanita itu khawatir.
Tidak mau memupuskan harapan Mauren dengan bisnis yang mereka jalani jatuh lagi. Biarlah Andreas yang memulainya, dan jika berkembang suatu saat nanti akan meminta wanita itu berhenti bekerja.
Andreas menjadi pesimis. Setelah melalui beberapa waktu, yang begitu susahnya mencari pekerjaan. Dia tidak ingin Mauren mengalami hal yang sama jika usahanya bangkrut lagi. Setidaknya wanita itu masih punya sedikit pegangan untuk bertahann hidup.
Lagi pula, salary yang Mauren peroleh dari perusahaan cukup besar. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Andreas menggaji karwayan.
Andreas berubah pikiran. Dia memikirkan hal tersebut selama beberapa minggu ini. Jika kehidupan mereka akan seperti itu, keduanya tidak akan jadi menikah. Mau ditunda sampai kapan? Sedangkan pernikahan impian mereka semestinya sudah diberlangsungkan beberapa bulan lalu.
Andreas sudah menyiapkan cincin untuk melamar Mauren lagi. Mengajaknya menikah dengan kehidupan sederhana. Andreas bertekad akan bekerja lebih keras untuk wanita itu. Agar kehidupan mereka kembali seperti dulu.
Lalu, apa yang dia dapatkan saat hendak memberikan kejutan? Sengaja tidak mengabari Mauren. Andreas sudah lama sekali tidak memberikannya kejutan.
Sialnya, malah Andreas yang dikejutkan sampai jantungnya nyaris keluar dari tempatnya. Mengejutkan Andreas tak main-main dan membuatnya seperti monster. Menghajar Alex nyaris meregang nyawa karena dia sangat emosi dan terluka.
Harapan Andreas sirna. Semua yang mereka rencanakan selama ini hancur berantakan. Tak tersisa puing-puing sekali pun.
"Hey."
Punggung Andreas ditepuk oleh seseorang, mengelus lembut lalu duduk di sampingnya. Andreas menoleh sekilas, rupanya rekan kerjanya. Dorothy.
"Lo udah mabuk." Kekeh Dorothy tidak percaya. Pasalnya tidak pernah melihat Andreas sekacau ini.
"Entahlah." Jawab Andreas putus asa.
"Bos, Vodka." Pesan Dorothy pada bartender di seberang meja. "Gue temenin lo." Lanjut wanita itu beralih pada Andreas.
Andreas tidak menjawab. Dia kembali minum sambil memejamkan mata sampai gelasnya selesai. Dorothy juga minum lalu terkekeh dan memandang Andreas dalam. Siap menemani dan menghibur Andreas, seperti yang dilakukan lelaki itu beberapa waktu lalu. Andreas memang melakukannya dengan syarat, sedangkan kali ini Dorothy membalas tanpa syarat.
***
Mauren tak kalah kacaunya dengan Andreas. Sepanjang hari menangis dan mengurung diri di apartemennya. Mauren sangat patah hati. Tidak ada lagi yang mau menerimanya. Tidak ada lagi Andreas, tunangan yang sangat dicintainya.
Semua telah berakhir. Dikarenakan masa lalu yang semestinya tidak pernah muncul lagi. Semua terlalu tiba-tiba. Mauren bahkan tidak sanggup berandai-andai. Di saat waktu kebebasan yang dia tunggu-tunggu akhirnya datang, malah membawa petaka baginya.
Mauren tidak tahu keadaan Andras maupun Alex lagi. Terakhir bertemu Andreas di club malam, meninggalkan wanita itu sendirian dan tidak mau bertemu dengannya lagi. Andreas menutup semua akses komunikasi. Mengganti nomor ponselnya agar Mauren tidak bisa menemuinya lagi.
Sedangkan dengan Alex, terakhir kali bertemu dengannya adalah di rumah sakit. Alex dibawa ke rumah sakit terdekat. Mauren meninggalkannya sebelum Alex bangun, tidak tahu kabar selanjutnya.
Rasa untuk Alex telah hambar. Sehingga meskipun lelaki itu sedang bertarung nyawa, tidak ada getaran lagi di hati Mauren. Dia memilih mengejar Andreas yang bahkan mengusirnya. Tidak menerima kedatangan Mauren lagi.
Mauren sangat pusing. Dia merasa tidak enak badan. Tentu saja, Mauren tidak nafsu makan. Pikirannya sedang kacau, dia juga memuntahkan semua isi perutnya. Alhasil, Mauren terpaksa ke klinik untuk berobat.
Mencegah sakit agar tubuhnya tetap sehat. Mauren tidak sanggup kalau memaksa makan lagi. Karena berapa banyak yang dia makan, semua dimuntahkan. Setelah itu, dia menangis sepanjang hari dan malam. Hanya beberapa jam saja bisa memejamkan mata, kelelahan sampai tak sanggup bangun lagi.
Mauren menggunakan masker saat keluar. Dia sangat berantakan, bahkan setelah mandi dan memoleskan alat kosmetik tidak bisa menyamarkan kantung hitam di mata. Tubuhnya juga langsung kurus dan pucat.
Mauren mengantri dengan pasien lain. Satu persatu nama pasien dipanggil hingga namanya yang terakhir. Mauren membuka mata, dia terpejam tapi menyadari apa yang terjadi di sekitarnya.
Seorang dokter wanita menyapa Mauren dan menyuruh wanita itu berbaring di brangkar. Memeriksa kondisi Mauren dengan telaten kemudian tersenyum.
"Selamat atas kehamilan ibu." Kata dokter itu.
Mauren memandang dokter itu dalam. Tidak ada rasa kaget maupun takut. Dia seperti mati rasa. Mauren tidak menjawab, dia mengalihkan pandangannya pada layar monitor yang bergerak-gerak.
Mauren sengaja mengunjungi dokter kandungan. Meskipun menggunakan penetrasi, Mauren tidak bisa percaya sepenuhnya. Terutama dengan perubahan yang dia alami akhir-akhir ini.
"Bayinya kembar."
Barulah Mauren memberikan sedikit reaksi. Dia menoleh pada dokter itu sekilas, lalu kembali pada layar monitor. Mauren tidak sepenuhnya mendengar apa yang dijelaskan oleh dokter itu, karena pikirannya kacau balau.
"Terima kasih."
Setelah selesai melakukan pemeriksaan. Mauren keluar dari ruangan dengan langkah lunglai. Dia berusaha tegar, menarik nafas dalam-dalam dan melangkah keluar dari klinik.
Mauren juga belum makan sejak pagi. Dia mampir ke sebuah kedai penjual kebab. Mauren membeli satu dan memakannya di sebuah kursi taman. Mauren memperhatikan orang-orang sibuk menikmati suasana sore di tamanan. Mereka semua tampak bahagia dan berseri-seri.
Tidak seperti dirinya, yang tidak mengetahui apa yang sedang dia rasakan. Mauren tidak lagi menangis. Dia menarik nafas dalam-dalam sembari memejamkan mata. Mungkin, selanjutnya Mauren akan sibuk menata hidupnya lagi.
Sendirian.
Ah, tidak. Bersama bayi kembarnya.
***
Jakarta, 28 Mei 2021
Tebakan siapa nih yang bener?
Asli, keknya Empty jadi pro kontra banget deh!
Kalian tim siapa?
- Alex
- Mauren
- Andreas
- Shappire
- Biru
- Violet
- Dorothy
Next : 1k komen
Gue pun baru sadar kalo beban Alex seberat itu 😭
#pelukalex