"Cepetan dikit Rald." ujar Bara tidak sabar. Sungguh, Bara rasanya sudah ingin bertukar posisi dengan Gerald. Biarkan ia yang membawa mobil dan menabrak semua pengendara-pengendara yang menghalangi jalan.

"SUSTER! DOKTER!" panggil Bara saat sudah turun dari mobil. Suster langsung datang membawakan brankar. Sabar mass..

Echa langsung di bawa ke ruang IGD. Dari tadi Echa belum sadarkan diri. Lama sekali pingsannya.

Bara, Gerald, dan Steffi menunggu di depan ruang IGD. Yang lain belum memunculkan batang hidungnya sama sekali.

"Bar, gimana?" Kenzo yang baru datang dengan nafas yang tidak teratur langsung bertanya.

"Masih di dalem." Bara menjawab dengan pandangan yang masih menatap pintu IGD.

"Gak usah panik." Gaga menepuk pundak Bara sekali.

Maureen mendekat ke arah Steffi dengan Gita di sampingnya. Menyenggol lengan Steffi lalu berbisik. "Lo kemana anjir? Gue nyariin."

"Gue ikut mobil Echa." jawab Steffi dengan senyuman yang tiba-tiba kembali muncul.

"Goblok. Untung engga ketinggalan." sungut Maureen. Ia menunggu Steffi di depan mobil Gaga. Tetapi Steffi tidak muncul. Ya sudah ia tinggal saja. Pikirnya Steffi sudah duluan nebeng dengan mobil lain. Ternyata benar. Nebeng sama pangeran es.

Pintu ruang IGD terbuka. Dan langsung keluar sosok berbaju putih. Dokter. Masa setan.

"Kalian, keluarga pasien?" tanya dokter tersebut menatap mereka satu persatu. Banyak ya...

"Iya Om, saya Abangnya." jawab Kenzo. Dokter itu langsung menatap Kenzo. Muka gue keliatan kaya om-om ya?

Dokter itu menarik nafasnya, membuat mereka ikutan menarik nafas juga. Saat dokter itu menghembuskan nafas mereka juga ikutan menghembuskan nafas. Jadi kapan nanya kondisinya? Malah kaya abis senam!

"Pasien terkena penyakit typus." ujar Dokter itu. Mereka langsung saling melirik, ha? Typus?

"Apakah pasien sempat memakan makanan pedas?" tanya Dokter itu, membuat Steffi dan Maureen saling senggol-menyenggol.

"Jawab Plogger." suruh Maureen.

"Ah, lo aja yang jawab." Steffi menggeleng.

"Ah engga ah, lo aja."

"Lo aj—"

"Iya, baru aja." Gita yang cape mendengar Maureen dan Steffi, memutuskan untuk menjawab. Mereka langsung menatap Gita, lalu kembali fokus menatap Dokter. Gak pegel itu kepala?

"Hmm, sepertinya pasien sudah sering mengalami sakit perut sejak beberapa hari terakhir." ujar Dokter laki-laki itu.

"Dan juga, sakit perut yang kali ini sangat sakit, menyebabkan pasien jatuh pingsan." ujarnya lagi, "salah satu pantangan typus tidak boleh memakan pedas."

Steffi yang kepo bertanya, "sakit banget Dok?"

Dokter itu menganggukkan kepalanya, "iya, banget. Mau coba?" Steffi langsung menggelengkan kepalanya. Yakali om..

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang