34. Gaun

17K 1.5K 207
                                    

HAI, JANLUP VOTE & KOMENNYA YA💙💙

Selamat membaca kalian🖤

••••

Kerjaannya bikin baper. Pas di tanya, sebenernya kita ini apa? Jawabnya "cuman temen."
—ALDEBARANS

🎶🎵Afgan—Terima Kasih Cinta🎵🎶

Hari ini menurut Echa adalah hari yang paling melelahkan. Padahal di sekolah, ia tidak melakukan kegiatan apapun, tapi kenapa cape sekali.

Sehabis pulang sekolah tadi ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Saat membuka pintu kamar, kasur putih ini seperti memanggilnya menyuruh untuk mendekat 'Tuan putri anda pasti cape, sini rebahan.'

Sampai saat ini, pukul 18.45 ia masih berada di kasur. Bahkan seragam sekolah pun masih melekat di tubuhnya. Ingin membuka baju males, ingin membersihkan badan males. Memang rebahan sudah paling benar. Ingin rasanya ia memiliki kekuatan super atau teman peri untuk membantu meringankan pekerjaannya.

Ia sudah ingin mandi tadi, tapi tidak jadi. Padahal handuk sudah ia ambil, tapi malah rebahan kembali.

"Huh, Sur, jangan posesif gini napa. Gue mau mandi ini." Echa menepuk kasurnya, berbicara pada kasur seakan kasur itu bisa mendengarnya.

"Posesif pisan jadi benda mati teh." dumelnya, "bye Sur, mandi dulu gue. Tar gue rebahan lagi ko, kalem." Bangkit dari rebahannya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Tidak lama, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit ia sudah selesai mandi. Selesai memakai baju ia berniat untuk turun ke bawah. Tenggorokan nya sangat seret minta di siram air. Ia melirik ke kasur kesayangannya, "sorry Sur, gue haus."

Membuka pintu yang bercat putih itu, lalu menutupnya kembali. Menuruni anak tangga menuju dapur. Mengambil gelas dan mengisinya dengan air mineral, lalu mulai meneguknya hingga habis. Rupanya benar-benar haus.

"Ces." Saat Echa ingin menaiki tangga, Pak Dani memanggil dirinya di depan pintu utama. Echa menghampiri Pak Dani yang membawa kotak berwarna rose gold di tangannya.

"Ces, ini." Menyerahkan kotak itu pada Echa, Echa mengernyitkan alisnya bingung. "Apaan nih Pak?"

Pak Dani menggelengkan kepalanya, "teuing Ces, Bapak oge gak tau. Ceunah buat Inces."

Echa tambah bingung, buat dirinya? Siapa yang mengirim kotak ini? Ia tidak sedang ulang tahun. Atau jangan-jangan ini dari seseorang yang ingin berniat jahat padanya. Jangan-jangan isi dari kotak ini adalah kepala monyet yang sudah berlumur darah?

"Siapa Pak yang ngasih?" tanya Echa, ia harus tau siapa yang mengirim ini.

"Orang Ces, badannya bararadak teh. ih Bapak ge sieun nempona," Pak Dani merinding sendiri dengan ucapannya barusan.

"kieu tah. Ekhmm. Selamat malam, ada titipan untuk Nyonya Aryesha." Pak Dani bersikap seolah-olah ia adalah orang tadi. mereka ulang adegan.

"Buset, Echa masih muda di panggil Nyonya." celetuk Echa, "terus Pak, ciri-cirinya gimana? Sampe pucet gitu muka Bapak. Emang se-serem itu?" Melihat wajah Pak Dani yang pucat dan basah karena keringat membuatnya kepo. Memang se-seram itu?

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang