68. God, Why Me?

11.2K 1.2K 961
                                    

HAII!!! KANGEN GA? TAU SIH EMANG NGANGENINN👙👙

Selamat membaca kalian🖤

••••

Echa di pindahkan ke rumah sakit milik keluarganya. Ya, rumah sakit milik keluarga Alatas.

Keadaannya sudah lebih membaik dari beberapa waktu lalu. Walaupun sekarang masih sama, masih sama karena gadis itu belum membuka matanya.

Lelaki muda pemilik netra hijau itu masih setia menunggu gadisnya membuka mata.

Dia rindu pancaran cahaya yang selalu dia lihat tatkala ia menatap mata itu. Mata yang di miliki oleh gadisnya. Aryesha.

"Pulang dulu kali, mandi." celetukan yang keluar dari mulut lelaki muda di sampingnya, Kenzo. "Bau pisan." lelaki itu memencet hidungnya dan memasang wajah kebauan.

"Yang penting ganteng," ceplos Bara.

"Sorry, ya," ujar Kenzo sesaat mereka diam untuk waktu yang singkat. Bara menengok, "buat?" tanya Bara.

"Kesalahan gue," ujar Kenzo. Bara mengerutkan alisnya, berfikir. "Salah lo banyak, minta maaf soal apa?"

"BELEGUG!" Kenzo menggeplak lengan Bara.

Bara tertawa kecil. Lelaki itu menepuk pundak Kenzo. "It's okay, gue ngerti perasaan lo waktu itu. Gue kalo jadi lo, pasti bakal ngelakuin hal yang sama."

Bara paham bagaimana perasaan Kenzo saat melihat adik perempuannya tidak sadarkan diri dengan banyaknya darah di sekujur tubuh.

"Balik sana lo," Kenzo tidak mengusir, dia hanya agak gimana gitu melihat penampilan Bara sekarang.

Tidak, Bara tidak seperti orang gila kok.

"Lo mau ketemu ade gue, masa penampilan lo begini? Iw, gue sih langsung talak 12 kalo jadi Echa." canda Kenzo.

"Mana ada 12," balas Bara bingung.

"Like-like i doongg," jawab Kenzo, "aing kan suka angka 12."

"Gue balik, titip ya, kabarin kalo ada apa-apa. Gue ga lama kok," ujar Bara, lelaki itu pamit untuk pulang.

••••

"Bungsu," Rika menyapa Echa yang masih terbaring di brankar rumah sakit.

"Enak ya tidur? Bangun atuh, jangan lama-lama, Bunda kangen." Rika mengusap surai Echa.

"Jangan lama-lama tidurnya, nanti kepalanya gepeng." ceplos wanita itu.

"Bara nungguin kamu tau," ujar Rika, "kangen katanya, kamu ga kangen?" tanya Rika lagi.

Sejujurnya Rika benar-benar sudah tidak sanggup lagi melihat putrinya seperti ini. Dia sakit saat melihat anaknya menderita.

Ibu mana yang akan biasa saja saat melihat anaknya sakit. Tidak ada. Semua Ibu, semua orang tua menyayangi anaknya. Mereka akan lebih sedih dan menderita di banding yang lain.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang