7. Makasii

36.7K 2.7K 199
                                    

Selamat hari Kamis buat kamu yang lagi nangis.
Eh maksudnya buat kamu yang manisss☺️

kalian lagi apa pas baca cerita ini?

Pencet bintang yang ada di pojok kiri bawah dong biar berwarna kaya hati aku. Kalo di diemin nanti suram kaya perasaan dia ke aku.

      Selamat membaca kalian🖤

••••

"LO?!" Kata mereka berbarengan sambil menunjuk.

"Lo, lo ngapain ada di sini?." Tanya Echa sambil menunjuk wajah cowok tersebut.

"Yang ada gue yang nanya, ngapain lo ada di rumah gue." cowo itu malah balik bertanya pada Echa.

"Ohh jadi ini rumah dia." gumam Echa, tapi masih mampu di dengar oleh cowok itu.

"Iya ini rumah gue, ngapa—" ucapan-nya terpotong karna Silvi datang dan langsung berbicara.

"Eh kenapa ini ribut-ribut. Bara ada apa?" tanya Silvi pada Bara.

Bara memutar tubuhnya, lalu menghampiri Silvi dan menyalimi tangan Silvi.

"Mom, ko ada dia?" Tanya Bara menunjuk Echa.

"Kalian saling kenal? gini jadi tadi itu Mommy mau di rampok tapi untung ada Echa yang nolongin Mommy." ucap  Silvi menjelaskan.

Bara terkejut lalu memeriksa tubuh Silvi apakah ada yang luka atau tidak.

Silvi tersenyum dengan sikap anaknya yang sangat perhatian padanya. "Mommy gapapa Bar, tuh Echa yang kenapa-kenapa bibirnya luka." Silvi menunjuk bibir Echa.

Pandangan Bara langsung tertuju ke arah gadis yang sedari tadi memperhatikan interaksi Ibu dan anak itu.

"Tolong kamu Obatin dulu ya luka Echa, Mommy mau ke dapur dulu." Silvi lalu memberikan Kotak P3K pada Bara.

Saat Bara ingin membersihkan luka Echa, echa langsung merebut kapas yang berada di tangan bara. "Gue aja, gue bisa sendiri ko." Bara berdecak kesal. "Ck. Tinggal diem aja apa susahnya sih."

Echa hanya pasrah saja. Ia hanya bisa meringis karna perih.

"Shhh.."

"Tahan ini emang rada perih, tapi lama-lama engga ko tahan ya." Bara berucap dengan pandangan yang masih fokus pada luka di bibir Echa.

Echa mengangguk pelan, jarak antara wajah nya dengan wajah bara sangat dekat hanya tersisa beberapa senti. Echa bahkan bisa merasakan nafas bara mengenai wajahnya.

Pandangan Echa tidak pernah lepas dari manusia di depannya ini. Kenapa bisa ada manusia setampan bara. Ya Tuhan! Saat membuat Bara pasti Tuhan sedang bahagia makanya Bara bisa setampan sekarang.

Bagai mana tidak, Bara dari dekat lebih ganteng malah pake +++. Bola mata hijau itu begitu indah jika di lihat dari dekat, alis tebal, bibir seksi yang berwarna pink alami, rahang yang tegas, muka yang mulus.

Ingin rasanya Echa memegang pipi itu lalu bertanya 'lo pake skincare apa sih?.'

Saking asiknya melihat wajah bara sampai tidak sadar kalau bara sudah selesai mengobati lukanya.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang