8. Pelukan

38K 2.7K 234
                                    

Halo semuanya

Gimana kabar kalian?

Jangan lupa buat Vote&Comment Yaa sygkuuuuuu.

Selamat membaca kalian🖤

                             ••••

"Pelukan memang nyaman, tapi bagaimana jika kita tidak mempunyai orang untuk kita peluk?"

••••

Echa berjalan menuju pintu, saat ingin membuka pintu, pintu tersebut sudah ada yang membukanya dari dalam.

"Eh non Echa baru pulang?" Tanya bi Ijah—ART di rumah Echa.

Bi Ijah adalah asisten rumah tangga yang paling lama bekerja dengan keluarga Alatas. Kira-Kira sudah 16 tahun Bi Ijah bekerja dengan keluarganya.

Jadi bi Ijah sudah di anggap seperti keluarga sendiri.

"Iya bi, bi bisa minta tolong pegangin ini." Ucap Echa sambil memberi pedang-pedangan Vano kepada Bi Ijah.

Bi Ijah mengambil pedang-pedangan yang di sodorkan oleh Echa, dan Echa langsung masuk ke dalam rumah. Sesampainya di ruang tv di sana sudah ada Kenzo yang sedang menonton film.

"Weeh.. dari mana aja lu? Bunda dari tadi udah konser tau ga." Ucap Kenzo melirik Echa sekilas lalu memfokuskan kembali pandangannya ke arah televisi,

"Biasa ngajakin nih Curut main." Echa menaruh Vano di sofa, lalu ia ikut mendudukkan dirinya di sofa yang kosong, baru saja bokongnya istirahat sebuah suara membuat Echa menutup telinganya.

"Echa! Kamu kemana aja? kenapa baru pulang? Bunda telfon kenapa ga di angkat? Punya hp fungsi nya untuk apa? Tante Linda dari tadi telfon bunda nanyain Vano." Keahlian tersembunyi bundanya sekarang keluar.

"Aduh aduh.. ini kenapa bibir kamu biru gini? Berantem sama siapa? Katanya kamu jalan-jalan ke ma—" Echa memotong ucapan Rika. Katakan saja ia tidak sopan tapi mau gimana kupingnya serasa berdengung.

"Bun nanya satu-satu napa bun, Echa bingung mau jawab yang mana." Kata Echa sedikit kesal.

"Minum dulu nih bun, ga berbusa apa Emangnya mulut bunda?" Kenzo memberikan Rika segelas air putih.

Rika menatap tajam Kenzo tapi ia tetap menerima minuman yang Kenzo kasih.

"Udah, jawab bunda. Kamu kenapa baru pulang?, trus bibir kamu kenapa?" Ulang Rika setelah selesai minum.

Kenzo langsung mengalihkan pandangannya pada Echa, ralat, maksudnya sudut bibir Echa yang luka.

"Ehh, iya bibir lo kenapa Cha?" Tanya Kenzo.

"Nih dengerin ya, jadiii..." Echa sengaja memanjangkan kata terakhirnya berniat menggoda mereka.

Rika langsung menatap tajam Echa. Echa malah cengengesan di beri tatapan seperti itu.

"Hehe.. Bun biasa aja atuh matanya kan Echa takut." Kata Echa.

"Aryesha. Ceritain." Jika bunda-nya sudah memanggil dengan sebutan seperti itu, tandanya bunda-nya benar-benar sudah penasaran.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang