31. Berita Terbaru

17.5K 1.4K 274
                                    

HAPPY 150k!!💙💙💙
TERIMA KASIH BANYAK MOMS & BUND🥰💙💙💙

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE & KOMENNYA YA🥰💫

aku kasih lagu, biar ga kaku" amat gitu. ini termasuk kedalam lagu kesukaan aku loh🦋

"Seperti detak jantung yang bertaut, nyawaku nyala karena dengan mu."

Selamat membaca dan mendengarkan🖤

••••

🎵Nadin Amizah - Bertaut🎵

Echa berjalan dengan mengendap-ngendap seperti maling. Mobil Bundanya sudah terparkir sempurna di halaman rumah, itu tandanya Bundanya sudah pulang. Melirik sekilas pada jendela kamar yang berada di lantai 2, menghela nafas lega karena lampunya mati. Kayanya Bundanya sudah tidur.

"Pak, Bunda baru pulang?" Echa bertanya pada Pak Dani yang baru saja selesai menutup gerbang.

"Dari tadi Ces." Echa menganggukan kepalanya, lalu ia mulai berjalan menuju pohon besar yang beberapa batangnya berada dekat dengan balkon kamarnya.

Memanjat pohon besar tersebut, Pak Dani yang melihat dari bawah sedikit panik. Takut jika anak majikannya itu terjatuh. Saat Echa sudah berada di tengah-tengah pohon yang batangnya bisa di duduki, Echa mengatur nafas sebentar. Lalu ia sedikit mencondongkan badannya, mengambil batang pohon yang kayanya kuat jika di pakai untuk menahan berat tubuhnya.

Setelah berhasil ia dapatkan batang pohon itu, ia mengayunkan kakinya ke belakang dan ke depan, berbarengan dengan badannya yang ikut bergoyang. Di rasa sudah pas ia langsung mengayunkan tubuhnya agar mendarat di pinggiran balkon. Dan yap, ia langsung memegang pembatas besi agar dirinya tidak terjatuh ke bawah sana. Sia-sia, sudah berusaha masa harus jatuh.

Melompati pembatas besi itu, dan kini ia sudah menginjakkan kaki di depan pintu kaca. Menepuk-nepuk kedua tangannya membersihkan sisa kotoran dari batang pohon tadi.

Tidak sia-sia dulu saat kecil ia suka ikut dengan Kenzo memanjat pohon rambutan milik tetangga. Bakatnya ternyata masih nempel hingga saat ini.

Terima kasih Kenzo, dan pohon rambutan.

Mengeluarkan kunci pintu balkon yang ia bawa, lalu mulai membukanya dan ternyata gelap, apa tadi ia mematikan lampu kamar? Perasaan tidak. Lalu mengapa ini mati? Ah mungkin saja ia lupa.

Berjalan menuju sakelar, saat lampu itu nyala, ia menahan nafasnya, karena di depannya kini Budanya tengah menatap dirinya dengan bersekedap dada.

"Baru pulang? Dari mana?" tanya Rika. meneliti pakaian Echa. Sangat aneh, pakaian serba hitam, sudah seperti ingin pergi melayat saja.

"Terus ini ... kamu pake pakaian apaan Echa? kenapa item-item semua? Mau belajar jadi Ninja?" tanya Rika.

"Engga... ini.... tadi Echa..." Aduh kenapa ia jadi tidak bisa menjawab seperti ini? Pada saat menegangkan mulutnya seakan bisu. Kebiasaan.

"Apa?" tanya Rika, lagi.

"Echa tad—"

"—kamu abis dari sirkuit, terus nabrak orang dengan sengaja?" potong Rika, cepat. "Ngapain Echa? Kenapa kamu nabrak dia?"

"Bunda ko tau?" tanya Echa heran. Bagaimana Bundanya bisa tahu? Ah.. ia melupakan seseorang, Samuel.. ya si pria jenggotan itu pasti memata-matainya.

Sebenarnya Samuel tidak jenggotan seperti aki-aki. Ia itu brewok sedikit lebat seperti Sugar Daddy. Tapi Echa bilangnya jenggotan.

"Gak penting, sekarang Bunda tanya, kenapa kamu ngelakuin itu?" tanya Rika, sekali lagi.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang