22. Chatting

22.1K 1.8K 95
                                    

HALLOOO KALIAN💙💗

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE & COMMENT YAA.

PANJANG UMUR BUAT YANG UDAH VOTE DAN MAU RAMEIN KOMEN☺️

Selamat membaca kalian🖤

••••

"Assalamualaikum." salam Dika, saat baru datang memasuki rumah.

"Dika, gimana?" tanya Rika yang sedang duduk di sofa dengan gelisah, sesekali ia mengecek ponselnya . Apakah ada pesan masuk atau tidak.

"Belum ketemu Bun, tapi tadi Dika  udah nyuruh Samuel—Orang kepercayaan keluarga Alatas— untuk bantu cari Echa, dia juga udah nyuruh bawahannya untuk bantu cari." jelas Dika.

"Minum dulu Bun, berdoa supaya Echa cepet ketemu." Kenzo memberikan gelas yang sudah diisi air putih.

"Harusnya tadi Echa gak usah sekolah aja. Padahal dari pagi udah mendung, kenapa bunda gak teliti sih. Semua salah Bunda." Rika menyalahkan dirinya sendiri perihal hilangnya Echa.

"Gak ada yang salah di sini Bun, kita cuman perlu berdoa dan minta pada yang di atas supaya Echa cepet pulang." Dika mengusap punggung Bundanya.

Rika tiba-tiba bangun dari duduknya. "Ada satu tempat yang Bunda yakin kalian semua lupa untuk ngecek ke sana." ujar Rika.

••••

"Gih masuk, keluarga lo pasti khawatir banget." ujar Bara saat mereka sudah sampai di gerbang rumah Echa.

Memangnya siapa yang tidak khawatir anak gadis sekaligus adik kecil dari mereka, pergi, dan belum pulang-pulang ke rumah?

Bara yang tidak memiliki adik saja tahu bagaimana rasanya jika ada salah satu keluarganya hilang. Ralat bukan hilang, tapi mampir ke TPU.

"Lo gak mau mampir?" tanya Echa, setelah beberapa kali Bara mengantar dirinya pulang, tetapi belum pernah sekali pun Echa menawarkan hal ini. Yang ia ucapkan hanya 'makasi ya lo udah anter gue.' Tidak ada kata lain. Ya habisnya ia bingung, ingin berbicara apa.

"Kapan-kapan aja." Bara melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 19.10 WIB. Mereka tadi sempat berteduh karena hujan yang begitu besar dan lumayan lama.

"Nitip salam aja buat ibu mertua."

Echa hanya memutar bola matanya malas. "Ya ya ya."

"Gue balik ya." Bara memakai helmnya lalu menyalakan mesin motornya, setelah membunyikan klakson Bara menancap gas meninggalkan Echa yang masih berdiri di depan gerbang.

Echa berjalan memasuki halaman rumahnya. Di pikirannya di penuhi oleh berbagai macam pertanyaan. Bagai mana keadaan Bundanya? Terakhir kali Echa hilang karena tersesat sehabis mengejar kupu-kupu saja, Bundanya pingsan.

"Echaa." Pekik suara yang sangat Echa kenali, tubuhnya sedikit terhuyung ke belakang karena serangan pelukan dari sang Bunda.

"Echa, kamu gak apa-apa kan? Ada yang luka, sayang?" Rika memutar-mutar tubuh Echa.

"Echa gak apa-apa Bunda, maafin Echa ya udah buat Bunda dan Abang-abang khawatir." Echa kembali memeluk tubuh bundanya ia menyembunyikan wajahnya di lekukan leher sang Bunda.

"Bunda jangan nangis, Echa kan udah pulang." Echa menghapus air mata yang keluar dari mata indah Bundanya.

"Jangan pergi-pergi lagi ya Cha, Bunda khawatir banget sama kamu." ujar Rika. Echa mengangguk lalu pandangannya teralihkan oleh dua makhluk hidup di belakang tubuh Bundanya.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang