69. Takdir Tuhan

11.2K 1.2K 857
                                    

Hello everyone!! Finally bisa nyapa kalian lagi. Maaf udah nunggu lama. AKU TAU KALIAN KANGEN!!!

KALO KANGEN, RAMEIN DONG COMMENT NYA!!!!

Selamat membaca kalian🖤

••••

Seorang wanita cantik keluar dari sebuah gedung dengan perasaan yang tidak dapat di gambarkan. Hidupnya terasa berbeda dan berubah saat mengetahui bahwa putrinya tidak dapat melihat lagi.

Dia ingin menangis, tetapi tidak bisa. Air mata itu sudah tidak dapat keluar lagi karena rasa sakit yang benar-benar sakit.

Rika menengadah menatap langit. Dia menarik nafasnya dalam-dalam, lalu di hembuskan kembali. "Do'ain aku dari atas sana ya. Do'ain anak kita juga," Rika menegakkan badannya, dia mulai memasuki mobil untuk menuju ketempat di mana Echa berada.

Menjalankan mobil dengan pandangan sedikit kabur. Karena ternyata, air mata sialan itu menghalang penglihatannya.

Air mata yang tadi tidak keluar, kini malah mengucur dengan derasnya. Entah kenapa saat dia sedang mencoba untuk fokus, selalu saja teringat tentang Echa.

Badan itu bergetar, pundaknya naik turun. Rika mencoba untuk memberhentikan tangisnya. Namun tidak bisa. Semakin di coba, semakin cepat pundak itu bergerak.

"Tuhan. Tolong lancarkan semuanya," gumam wanita itu.

••••

Rika memandang lurus ke arah gadis yang sedang berbaring sembari memainkan jemarinya. Dia berjalan mendekat ke arah gadis itu. Di elusnya surai panjang itu dengan sangat lembut, lalu mengeluarkan suara dengan intonasi yang pelan.

"Bungsu," Echa menengok ke asal suara. Gadis itu mengukir sebuah senyuman tipis. "Iya bunda ..."

Rika menarik kursi, lalu mendudukinya. "Udah makan?" tanya Rika. Gadis itu mengangguk pelan. "Udah tadi sama Bara."

"Masih kuat, kan?" tanya Rika, "jangan nyerah dulu ya. Harus berjuang terus, oke?" Rika sedikit merapihkan helaian rambut Echa.

Echa diam. Sejujurnya dia masih belum percaya bahwa hal ini terjadi padanya. Dia masih belum menerima ini semua. Dia masih berharap bahwa ini semua hanya mimpi, dan akan ada seseorang yang membangunkannya.

Namun ternyata, ini bukan hanya mimpi. Inilah keadaannya. Ini yang terjadi pada hidupnya. Penglihatan itu benar-benar hilang.

Dia kira saat bangun dari koma, dia langsung dapat melihat banyaknya orang yang ada di hadapannya, sedang menunggunya bangun dan tersenyum saat dia membuka mata.

Namun itu semua hanya perkiraan. Nyatanya itu tidak terjadi. Ah, mungkin saja terjadi, namun dia tidak bisa melihatnya.

"Temenin Echa ya bunda. Temenin Echa lewatin ujian ini. Echa ga bisa kalo harus lewatin ini semua sendirian," gadis itu mencoba mendapatkan tangan Rika untuk ia genggam. "Echa mohon," setetes air mata jatuh mengenai kedua tangan yang saling bergenggaman.

Rika tersenyum, dia menepuk punggung tangan Echa yang berada di atas tangannya. "Bunda pasti bakal temenin kamu, kok. Tapi, kamu harus inget, jangan selalu bergantung sama orang lain, karena ga selalu orang itu akan terus ada di samping kamu," ujar Rika.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang