53. Bersama

13K 1.1K 558
                                    

Selamat membaca kalian🖤

••••

🎵Joseph Vincent — Our First Song🎵

BRAK.

"ANJING! BANGSAT!" Tiger mengamuk. Dia melempar semua barang yang berada di depannya. Asbak, dan botol miras berjatuhan ke lantai.

Anak gengnya yang berada di belakang menatap botol miras itu kasihan. Mana masih penuh, belum di buka. Tetapi miras itu sudah pecah dan tidak akan dapat di minum lagi. "Slurp, sayang banget."

"Ngapasi bos lo, marah-marah aja kerjaannya. Suruh mati deh sana," Lelaki ini tidak berbicara keras. Ia berbisik pada Lelaki di sebelahnya. Gawat juga jika ia berbicara seperti tadi, lalu Tiger mendengarnya.

"Biasa, jiwa gilanya dateng," Lelaki di sampingnya membalas.

Tiger makin menjadi. Markas mereka sudah seperti kapal pecah sekarang. Barang-barang tergeletak di lantai. Air miras membasahi lantai. Abu rokok yang tadinya berada di asbak, kini sudah berantakkan di lantai.

Tiger mengamuk seperti macan yang kesal karena mangsanya gagal untuk di dapat. Sudah berapa kali ia melakukan rencana untuk membuat Bara lenyap, tetapi itu semua gagal. Semua rencananya selalu gagal total.

Dan kemarin, rencana yang menurutnya adalah rencana yang sangat bagus. Ternyata gagal juga. Padahal dia sudah sangat percaya diri, bahwa mereka akan menang. Thunder akan menjadi satu-satunya geng motor yang di takuti di sini. Tetapi itu semua tidak terjadi, keinginannya kembali tidak dapat di raih.

Keinginannya untuk membuat Warlock tunduk tidak jadi ia dapatkan. Tidak adil! Semua ini tidak adil!

"BAJINGAN! SETAN, BIADAB!" Tiger tidak akan berhenti merusak barang-barang yang ada di sini. Walaupun kakinya masih nyeri, ia tidak masalah. Yang penting dia sudah melampiaskan kekesalannya. Tiger termasuk orang yang kuat. Kakinya masih sakit, tetapi ia masih bisa melakukan kegiatan ini. Marah-marah.

Tetapi hatinya tidak. Hatinya tidak kuat. Hatinya sangat gampang tersenggol. Sangat sensitif.

"Bos, malakh-malakh aja. Cepet tua loh," ceplos lelaki bertato.

Tiger menatap lelaki bertato tajam, "LO DIEM!" Tiger menunjuk lelaki bertato, "SUARA LO BIKIN GUE PUSING."

Salah lagi, salah lagi. Lelaki bertato menutup mulutnya rapat-rapat. Tidak lagi berbicara. Kena semprot mulu, udah kaya taneman!

"Udah dapet kabar tentang orang-orang bajingan itu?!" tanya Tiger. Orang suruhannya kemarin tidak ada kabar. Mereka seolah-olah sudah lenyap di telan bumi.

"Belum," jawab seorang Pria. Mereka capek mencarinya. Sudah bertanya pada orang yang bertugas menangani masalah kecelakaan, tetapi mereka juga tidak tahu. Masing menyelidiki.

"BANGSAT! KABUR KEMANA TUH ORANG!"

Gucluk. Gucluk.

Suara yang berasal dari langkah kaki yang tergesa-gesa membuat mereka menoleh. "HUH! BOS! BOS!"

Tiger menatap malas lelaki itu, "Paan?!"

Lelaki tadi tersentak, nyalinya menjadi ciut mendengar nada suara Tiger yang sangat sinis. Sepertinya dia sedang sangat kesal.

"A-anu ... an—"

Prak.

"NGOMONG YANG BENER SIALAN! GAGAP LO?!" Tiger melemparkan botol miras di depan lelaki tadi.

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang