Hai guys!
Sebelum membaca mari kita VOTE sama sama dengan cara :
-tekan layar ini sekali
-setelah ada tanda bintang dibawah, tekan tanda bintang tersebut sampe jadi Oranye.
-DAN WELL DONE! kamu udah kasi dukungan.
Terimakasih!
Selamat Membaca!
Kini semua orang telah menuju pulang ke rumah untuk mempersiapkan surprise ulang tahun Atta nanti malam. Oleh karena itu Atta ditugaskan untuk mengurus sendiri peralatan yang telah dipinjam dan yang harus segera dikembalikan. Intinya Atta sengaja disibukkan di gedung tersebut agar para gen halilintar lainnya lebih leluasa untuk mempersiapkan surprise ulang tahun Atta.
"Abang mau kasi Bang Atta apa?" tanya Fateh yang baru saja selesai membungkus kotak sepatu dengan kertas kado.
"Rahasia," jawab Saaih singkat.
"Dih, abang mah ga seru, masa isi rahasia-rahasiaan,"
"Kan yang ulang tahun bang Atta bukan Ateh,"
"Jadi kalo Ateh tau ga masalah dong," ucap Fateh panjang lebar membuat Saaih melihat malas padanya.
Jujur saja akhir-akhir ini tubuhnya sering lemas, mungkin karena ia kelelahan atau karena tak teratur minum obat. Beberapa hari belakangan ini semua orang cukup disibukkan dengan pernikahan Thariq, tak terkecuali dirinya oleh karena itu ia juga sudah dua kali melewatkan check-up rutinnya.
"Jangan ganggu abang Teh, abang lagi males," ucap Saaih datar membuat Fateh sadar abangnya itu sedang tak ingin diganggu.
"Iyaa, iyaa," ucap Fateh mengalah.
"Tapi abang beneran bisa buat nanti bang? Abang keliatan lebih pucet dari biasanya,"
"Tadi Ateh liat juga abang muntah muntah tadi," ucap Fateh khawatir.
Ya memang tadi setelah pulang dari acara pernikahan Thariq Saaih kembali muntah darah. Tetapi hanya Fateh yang tahu akan hal itu. Bahkan Fateh hanya tau bahwa Saaih hanya muntah biasa bukan muntah darah seperti yang akhir-akhir ini sering ia rasakan.
"Ya kalo nanti abang ga bisa kan tinggal nitip sama kamu," ucap Saaih santai.
"Dih, emang Fateh tukang pos apa," ucap Fateh jengkel.
"Gamau yaudah si,"
"Tapi abang pasti bisa kok," ucap Saaih meyakinkan Fateh.
***
Saaih telah selesai membungkus kadonya. Jujur saja ia cukup bingung memberikan kado apa untuk Atta, karena buatnya 'apa sih yang ga bisa dibeli bang Atta?' pikirnya.
Tetapi kini ia sudah selesai mengemas kadonya. Ia kini hanya tinggal berharap agar Atta menyukai apa isi kadonya.
"Gais! Turun ke bawah!" teriakan Uminya yang berada di bawah kini sudah terdengar.
Dengan perlahan Saaih menuju ke ruang tengah bersama kotak kadonya. Kini ia mendapati semua orang sudah bersiap dengan kado masing-masing untuk diberikan pada Atta.
"Oke, jadi rencananya semua lampu bakal dimatiin dan kalian cari tempat buat sembunyi oke?" intrupsi Umi pada anak-anaknya.
"Oke!" jawab semuanya serempak.
"Oke! Yaudah sekarang kalian sembunyi dulu! Soalnya kata Bang Alfath Bang Atta udah deket," intrupsi Umi lagi membuat para member Gen Halilintar itu berpencar mencari tempat persembunyian.
***
Atta baru saja sampai di rumahnya. Dilihatnya rumahnya sangat sepi dan gelap. "Mungkin udah pada tidur," ucap Atta bermonolog.
Atta sama sekali tak menaruh curiga. Mungkin saja semuanya memang benar-benar sudah tertidur karena acara hari ini sangat melelahkan. Apalagi akhirnya mereka telah sampai di akhir acara pernikahan Thariq.
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
