Hai guys!
Sebelum membaca mari kita VOTE sama sama dengan cara :
-tekan layar ini sekali
-setelah ada tanda bintang dibawah, tekan tanda bintang tersebut sampe jadi Oranye.
-DAN WELL DONE! kamu udah kasi dukungan.
Terimakasih!
Selamat Membaca!
Terlihat wajah Saaih yang mulanya terlihat bercahaya kembali pucat karena keadaannya. Thariq menatap sedih keadaan Saaih.
"Keadaannya sudah membaik, tadi hanya karena penyakitnya yang kambuh," jelas Dokter Herman.
"Tapi dia ga bakal koma kaya waktu itu kan dok?" tanya Thariq.
"Tidak akan, mungkin dalam beberapa menit saja ia pasti akan siuman," ucap Dokter Herman.
"Ya sudah kalau begitu saya pamit ke luar masih ada urusan yang lain," pamit Dokter Herman dibalas anggukan singkat oleh Thariq. "Terimakasih dok."
Selang beberapa waktu akhirnya Saaih kembali sadar. Berbeda dari biasanya kini senyuman terbit dari wajah polos Saaih.
"Sorry ya ih, gue ninggalin lu sendiri. Jadinya elu sakit gue ga bisa nemenin," sesal Thariq.
"Dasar bucin," ucap Saaih sarkas, membuat Thariq menoleh ke arahnya.
"Maksud lu?" tanya Thariq tak paham.
"Halah, pura-pura kaga tau lagi lu,"
"Lu kira gue ga liat apa lu pelukan ama anak orang?" ucap Saaih to the point.
Thariq benar benar terkejut mendengar penuturan Saaih. Wajahnya langsung pucat karena ketahuan. "Ih, gue bisa jelasin ini semua," ucap Thariq.
"Gausah jelasin ke gue, jelasin aja ke Umi, nanti gue kasi tau Umi lu dah berani peluk anak orang," ucap Saaih, tak ada keragu-raguan dalam ucapannya itu.
"Jangan, gue bakal jelasin dulu ke elu, elu salah paham, gue minta maaf," Thariq mencoba untuk membujuk Saaih.
"Jadi cewe lu itu-,"
"Tapi jujur ya bang, gue kek pernah ngeliat muka cewek yang tadi," Thariq semakin terkejut mendengar hal itu dari Saaih. 'Apa Saaih benar benar tak mengingatnya?' batin Thariq.
"Selain ngerasa pernah ngeliat muka cewek itu, gue bahkan ngerasa kalo gue pernah ada hubungan sama tu cewek," sambung Saaih, membuat Thariq terdiam.
"Dia siapa sih bang? Cewe lu ya?" tanya Saaih lagi.
Thariq semakin gelagapan karena pertanyaan Saaih. "Cia elah, sans aja kalik, gue cuma bercanda, gue ga bakal ngasi tau Umi kok, gue cuma bercanda tadi," Saaih menyadari wajah Thariq yang khawatir karena ucapannya tadi.
"Dia cuma temen gue," ucap Thariq sedikit terbata.
"Cara temenan lu emang isi peluk pelukan gitu bang?"
"Menang banyak selalu dong elu kalo punya temen cewek banyak?" ucap Saaih terkekeh.
"Yaiyalah, secara kan gue ganteng," ucap Thariq mencoba untuk tenang.
"Elu beneran ga mau jujur sama gue bang?" tanya Saaih lagi.
"Itu jawaban gue sejujur-jujurnya ih," ucap Thariq mencoba untuk tenang.
"Yaudah, sekarang sesi jujur jujurnya stop dulu, sekarang sesi istirahat. Gue capek, elu juga butuh istirahat ini juga udah malem, tidor!" ucap Thariq memberikan penekanan pada kata 'tidur' di akhir kalimatnya.
"Itu beneran bukan cewek lu bang?"
"Kok mesra banget keliatannya, ampe lu ga nyadar gue ada di belakang lu," desak Saaih terus menerus.
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
