"Twenty One"

1.8K 125 4
                                        

"Maaf pak,, kami benar benar tidak mengetahui pasien atas nama Saaih Halilintar sekarang ada di mana" ucap salah satu resepsionis pada Thariq

"Yaampun ihh lu sekarang ada di mana" ucap Thariq,, terselip nada khawatir dalam ucapannya

"Yaudah kalo gitu makasi ya mbak" ucap Sajidah pergi meninggalkan meja resepsionis

"Liq sekarang gimana?" ucap Sajidah sambil terus berjalan menuju ruangan Saaih

Thariq tak menjawab pertanyaan Sajidah, ia sibuk berfikir dimana adiknya itu sekarang.

"Harusnya kak jidah ngga mau aja diajak pulang sama bang Atta" sesal Sajidah

"Maafin kak jidah liq" ucap Sajidah, kini tangisnya pecah

"Heii jangan nangis kak, ini bukan salah kakak" ucap Thariq menghapus air mata Sajidah

"Sekarang kita harus gimana liq?" ucap Sajidah sesenggukan

"Kita tunggu aja diruangan Saaih,, mungkin dia lagi di periksa di ruangan yang lain" ucap Thariq mencoba menenangkan Sajidah

"Moga aja ya liq"

***

"Yaudah kalo gitu kamu istirahat dulu,," ucap Dokter Herman membuyarkan lamunan Saaih

"Oo iya baik, makasi dok,, kalo boleh saya mau minta nomor telpon dokter,, bolehkan?" ucap Saaih lagi

"Ooiyaa boleh,, mana sini handphone kamu"

Saaih lalu merogoh kantongnya,, tapi ia tak menemukan handphone nya juga. 'Sial' umpatnya dalam hati. Ia lupa membawa handphone nya.

"Hm, dok kayaknya saya lupa bawa handphone boleh gak pinjam handphone dokter dulu" ucap Saaih

"Ooiya ini silahkann" ucap Dokter Herman langsung memberikan handphonenya.

Saaih langsung menambahkan nomor telponnya ke handphone Dokter Herman. Saaih lalu mengirimkan pesan ke handphonenya. "P".

"Yaudah kalo gitu makasi ya dok" ucap Saaih menghapus sisa sisa air mata yang masih membasahi pipinya

"Baik,, Suss!" panggil Dokter Herman

"Iya,, ada apa dok?" ucap salah satu perawat yang sedari tadi menunggu di luar

"Tolong antar pasien ini lagi kembali ke ruangannya ya" ucap Dokter Herman lagi

"Oo baik dok" ucap perawat tersebut sambil mendorong kursi roda Saaih

"Sekali lagi makasi dok" ucap Saaih
~~~
Sajidah terus saja melihat arloji yang melingkar ditangannya. Sudah pukul 21:00, tapi mereka sama sekali tidak tahu di mana Saaih sekarang.

Tok Tok Tok...

Saaih yang menggunakan kursi roda ditemani oleh perawat di belakangnya masuk ke kamarnya.

"Saaih?! Kamu dari mana aja?" tanya Sajidah histeris

"Mba,, bisa pergi,, makasi ya" ucap Thariq meminta perawat itu pergi. Karena ia tahu tidak baik ada orang lain tahu masalahnya.

"Baik,, saya permisi" ucap perawat itu meninggalkan ruangan tersebut

"Saaih kamu belum jawab kaka, kamu dari tadi dimana aja?" ucap Sajidah sesenggukan

"Kaka gausah nangis,, Saaih gapapa,, maaf tadi lupa bawa handphone" ucap Saaih sambil menunduk

"Lu dari tadi kemana aja ihh?" kini Thariq yang berbicara

"Maaf bang,, sekarang udah malem aaih ngantuk. Aaih mau tidur aja sekarang" ucap Saaih menutup pembicaraan mereka

"Saaih kamu habis nangis ya?" ucap Sajidah yang baru menyadari mata Saaih yang merah

"Ngga kok" ucap Saaih langsung menepis ucapan Sajidah

"Kamu bener gamau cerita tadi kamu dimana ihh?" ucap Thariq lembut

"Aaih ngantuk,, bantuin aaih dong bang aaih mau tidur" ucap Saaih yang masih terduduk di kursi rodanya

"Yaudah sini abang bantu" ucap Thariq langsung menuntun Saaih berjalan menuju ranjangnya
.
.
.
Haii guyss makasi buat yang udah mau baca❤,, jangan lupa vote nya yaa❤❤

My Life •Saaih Halilintar•Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon