"Hei saaih,, bangun" ucap Thariq terus menggoyang goyangkan tangan Saaih yang masih terlipat diatas meja sebagai bantalan tidurnya.
"Saaih" Thariq belum menyerah untuk membangunkan Saaih.
"Saaih" Thariq meninggikan suaranya.
"Hm" Saaih mulai terbangun dan mengerjapkan matanya 2 kali. Lalu menggosok gosok matanya itu. Rasanya baru 15 menit ia menutup matanya, bahkan untuk bermimpi saja rasanya belum cukup.
"Kenapa diem di luar?" ucap Thariq mulai khawatir
"Nunggu." jawab Saaih singkat
"Kan elu bisa nunggu di dalem kantin. Kenapa harus diluar sih? Dingin tau" tambah Thariq
"Di sana ribut gue ga bisa tidur,, jadi gimana operasinya?" ucap Saaih mengalihkan pembicaraaan
"Lancar. Tapi kita harus nunggu sampe seminggu baru Fateh boleh keluar" ucap Thariq kini duduk di hadapannya
"Pantesan ga angkat telpon, lu tidur ternyata" celetuk Thariq
"Hah? Nelpon?" refleks Saaih mencheck handphone-nya dan benar saja ada 10 panggilan tak terjawab dari Thariq.
"Pulang gih,, istirahat lu masi sakit. Ga baik angin malam buat elu"
"Boleh jenguk Fateh sekali lagi gak?" tanya Saaih dengan kantung mata yang benar benar berwarna hitam
"Gausah lah lagipula dia masih belum sadar. Mungkin besok dia bakal sadar" ucap Thariq
"Yaudah gue pulang,"
"Eh iya, nih kunci mobil" ucap Saaih sambil memberikan kunci mobil pada Thariq
"Iya,, ini udah malem banget gimana kalo gue aja yang nganter lu pulang?" tawar Thariq
Jujur saja tawaran Thariq rasanya tak bisa ditolak olehnya. Tetapi ia juga kasihan melihat kondisi Thariq yang kelelahan. Lebih baik ia pulang sendiri saja.
"Gausah bang,, gue pesen Gojek aja" ucap Saaih mulai berkutik dengan handphone-nya.
"Gue tungguin sampe lu bener bener dijemput."
"Serah lu lah" ucap Saaih pasrah,, tak biasanya ia merasa ngantuk seperti ini. Rasanya kemarin kemarin ia terjaga sampai dini hari biasa biasa saja. Lalu kenapa sekarang berbeda?.
"Ihh lu makan burger?" tanya Thariq menunjuk sampah bekas bungkus burger masih berada di meja
"Hmm" jawab Saaih malas
"Iya ato gak?" tanya Thariq kini tegas
"Iyaa,"
"Kok elu makan junkfood sih?,, kan udah dibilang jangan begituan dulu" omel Thariq
"Aaih laper" ucap Saaih mencoba terus mengalahkan kantuknya
"Awas aja kalo besok abang liat lu makan beginian lagi" ancam Thariq
"Hm" Saaih melipat tangannya kembali, bersiap siap untuk kembali tidur, karena kali ini ia tak bisa lagi membohongi dirinya lagi, kepala benar benar sakit sekarang.
Tetapi sekarang bukan Thariq lagi yang mengganggunya melainkan dering handphone-nya sendiri.
Nomor tidak dikenal. Batin Saaih sambil melihat ponselnya.
Telpon on
"Hallo?" -Saaih
"Iya,, halo pak, saya dari gojek sudah di depan rumah sakit" -Gojek
"Iyaa,, tunggu saya ke sana" ucap Saaih berjalan gontai menuju parkiran
"Oh iya baik pak,, saya bawa avanza putih" -Gojek
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
