"Hm,, tentu bisa,, tapi biaya untuk menjalani pengobatan seperti ini membutuh kan dana yang tidak sedikit"
"Masalah biaya kami pasti bisa menanggungnya dok,, seberapa pun itu" ucap Thariq yakin
"Baiklah,, kalau begitu kita bisa laksanakan kemoterapi itu besok"
"Kemoterapi?? Dan waktunya secepat itu?!" tanya Thariq bingung
"Iya, kemoterapi,, lebih cepat akan lebih baik dik" ucap Dr Herman
"Secepat itu?,, emang Saaih bakal siap buat ngejalanin ini? Ya tuhan semoga Saaih dikasi kekuatan, Amin" batin Thariq dalam hati
"Dik??" ucap Dr Herman membuyarkan lamunan Thariq
"Ehh maaf dok,,"
"Yaudah kalo gitu,, cuma itu saja yang hendak saya sampaikan. Sekarang adik sudah boleh keluar" ucap Dr Herman ramah
"Tapi tunggu 1 lagi dok"
"Iya?, apa dik?"
"Dok,, saya butuh bantuan dokter"
"Apa itu?"
"Tolong rahasiakan penyakit ini dari keluarga saya dok"
"Lho kok begitu?"
"Saya juga tidak tau dok,, ini permintaaan Saaih nya sendiri. Saya harap dokter mau bekerja sama dengan kami dok"
"Hm,, kalau begitu baiklah" ucap Dokter Herman ragu
"Kalau begitu terimakasih dok" ucap Thariq sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Dokter Herman
Thariq lalu keluar dari ruangan itu,, ruangan yang sama. Ruangan yang sama saat dinding dinding di sana jadi saksi bisu ketika adiknya di vonis penyakit yang tak mungkin terbayangkan. Ia lalu menghapus sisa sisa air mata yang masih membasahi pipinya. Agar semua tak curiga padanya.
Thariq lalu menarik nafas panjang dan mulai masuk ke kamar yang terpampang angka 1603 di pintunya yang berwarna coklat
"Gimana hasil pemeriksaannya liq?" tanya Atta khawatir
Thariq belum menjawab ia lalu berpaling sedikit melihat wajah Sajidah yang cemas karena. Karena ia tahu bahwa Sajidah tau akan hal ini
"Heii liqq,, ditanyain jugak" ucap Sohwa membuyarkan lamunan Thariq
"Um, mungkin Saaih belum boleh pulang sekarang,, harus nunggu sekitar 2 ato 3 hari lagi" ucap Thariq sambil menunduk.
"2, 3 hari tanpa bang Saaih di rumah?,, fix rumah sepi" ucap Fateh berceletuk
"Iya teh,, kamu bener" tambah Iyyah
"Bang,, mendingan abang ama adik adik pulang deh. Besok kan mereka ada homeschooling" ucap Thariq
"Iyaa liq,, terus kamu jaga sini sama siapa?" tanya Atta
"Ama kak jidah"
"Owh ok"
"Ateh boleh ikut nginep disini gak?" tanya Fateh
"Jangan dulu deh teh,, besok kamu kan homeschooling" ucap Sajidah
"Yahhhh"
"Yaudah kalo gitu besok kamu boleh kesini selesai homeschooling sama yang lain. Abang izinin" ucap Atta
"Yey" ucap Iyyah
"Tapi nanti diantar ama Bang Bani aja ya" ucap Sohwa
"Soalnya abang masih ada kerjaan ama kak Sohwa" ucap Atta
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
