Ninety

1.6K 127 73
                                        

Hai guys!

Sebelum membaca mari kita VOTE sama sama dengan cara :

-tekan layar ini sekali
-setelah ada tanda bintang dibawah, tekan tanda bintang tersebut sampe jadi Oranye.
-DAN WELL DONE! kamu udah kasi dukungan.

Terimakasih!
Selamat Membaca!

"Selamat ulang tahun bang Atta," ucap Saaih yang berada di pangkuan Atta dan tersenyum. Sebelum mengatupkan matanya ia melihat sekelilingnya. Terlihat seluruh keluarganya menatapnya cemas. Ia tersenyum getir. Air mata jatuh dari bola matanya yang indah.

Setelah puas menatap keluarganya satu-persatu Saaih kembali menatap abangnya yang tengah memangkunya saat ini. "Maaf," ucap Saaih terbata dengan suara kecil tetapi masih bisa didengar oleh Atta. Sedangkan Atta terus menggelengkan kepalanya kuat.

"Maaf," ucap Saaih sekali lagi. Lalu tak lama kemudian kelopak mata itu mengatup rapat. Membuat semua anggota keluarga terpekik panik.

"Saaih?!"

"Saaih?!"

"Saaih?!" teriak Atta kuat. Berharap suaranya bisa membuat Saaih segera membuka matanya kembali.

Sajidah menangis dan mencoba untuk memberanikan diri untuk mendekati Atta dan Saaih. Sajidah mencoba untuk meraih pergelangan kiri Saaih.
Atta yang melihatnya segera menepis tangan Sajidah. "Kamu mau ngapain?!" tanya Atta yang sebenarnya tau apa yang ingin dilakukan oleh Sajidah.

"Apa kamu pikir dia udah gaada?!" ucap Atta menangis tetapi ia juga marah disaat yang bersamaan.

"Udah gila kamu!" bentak Atta pada Sajidah. Sedangkan Sajidah hanya bisa menunduk dan menangis. Atta kembali menunduk dan memeluk tubuh ringkih Saaih. Namun tak beberapa lama kemudian ia segera mengangkat kepalanya.

"Ngga, Saaih ga pergi,"

"Ini pasti prank ulang tahun Atta kan?"

"Please, prank kali ini beneran ga lucu! Atta ngaku kalah,"

"Ih! Bang Atta ngaku kalah sama Saaih! Saaih bisa bangun sekarang, please," ucap Atta sambil terus menangis.

"Thariq! Siapin mobil sekarang!" perintah Atta pada Thariq.

***

Atta dan seluruh keluarga sudah sampai di rumah sakit. Tanpa berlama-lama Atta langsung saja menggendong tubuh Saaih keluar dari mobil. Karena di luar sudah terlihat Dokter Herman beserta para perawat yang sudah siap dengan brankar.

"Dok, tolong adik saya," ucap Atta menangis.

"Kami pasti usahakan yang terbaik," ucap Dokter Herman.

"Suster bawa dia ke ruangan tindakan sekarang juga," titah Dokter Herman kepada para suster yang tengah mendorong brankar diikuti seluruh keluarga juga ikut mendorong brankar yang berisi tubuh Saaih.

"Pak, silahkan tunggu di luar ya," ucap salah satu perawat saat melihat Atta mencoba untuk menerobos ikut masuk dalam ruang tindakan.

***
30 menit berlalu.

"Ini udah tiga puluh menit, tapi kalian gaada ngomong apapun sama Atta," ucap Atta gusar. Ia merasa sangat takut, pasalnya ia masih memiliki sedikit harapan bahwa ini semua hanya prank semata.

"Atta udah bilang nyerah sejak awal, kenapa kalian masih belum berhentiin pranknya?" tanya Atta frustasi. Tetapi tak ada satupun yang menjawab pertanyaannya. Semua masih menangis sembari berdoa.

"Bahkan kita udah sampai di rumah sakit, dan kalian masih belum stop prank nya?" tanya Atta lagi. Tetapi lagi-lagi tetap tak ada jawaban.

"Bahkan kalian kerjasama sama Dokternya Saaih,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Life •Saaih Halilintar•Where stories live. Discover now