Eitss jangan terlalu cepat bambang!, ayo VOTE dulu!
1
2
3
Ok! Selamat membaca!
"Cek semua organ tubuhnya! cepat bawa ke ruang IGD!" pinta Dokter Herman sambil mendorong brankar yang berisi tubuh Saaih. Diikuti juga dengan Thariq yang ikut mendorong brankar tersebut.
"Maaf pak, anda tidak boleh masuk dulu, kami akan menangani pasien" ucap seorang perawat di ambang pintu ruang IGD.
Thariq hanya berdecak kesal, lalu duduk di ruang tunggu, saat ini seperti campur aduk rasanya, sedih, kesal, marah. Ia lalu mulai tersadar bahwa masih ada bang Jejen di sana.
"Bang, ini udah jam sebelas malem. Abang masih mau di sini?" tanya Thariq.
"Iya, abang di sini aja, abang merasa ga enak banget. Kalo pulang juga rasanya abang tetep resah" ucap Bang Jejen.
"Yaudah bang," ucap Thariq kembali menunduk sambil memijati pelipisnya.
30 menit, 1 jam, 2 jam. Tetap Dokter tak kunjung keluar dari ruangan IGD. Ini sudah terlalu lama, ia benar benar gelisah dan takut.
"Bang Je, abang pulang aja. Ini udah jam satu pagi" ucap Thariq.
"Tapi liq-,"
"Thariq bisa kok jagain Saaih sendiri" potong Thariq.
"Kamu beneran bisa sendiri?"
"Iya bisa ko, dan satu lagi, gausah bilang apapun sama orang rumah" pesan Thariq.
"Tapi ini masalah serius liq, buktinya sampai sekarang dokter belum keluar juga" Bang Jejen kembali gelisah.
"Tolong bang" Thariq memalingkan wajahnya dari Bang Jejen. Ia sangat bingung saat ini, pikiranny berkecamuk, ia tidak bisa memikirkan apapun hari ini.
"Tinggalin aja Thariq sendiri" ucapnya lirih, sambil memegangi pelipisnya, air mata tak henti hentinya mengalir.
"Yaudah, abang pergi liq, assalamualaikum" Bang Jejen lebih memilih untuk meninggalkan Thariq sendiri, karena ia rasa Thariq membutuhkan ketenangan sendiri saat ini.
"Waalaikumsalam" ucap Thariq dengan suara yan parau karena habis menangis.
Thariq lalu mulai melamun, pikiran, hati, dan jiwa nya benar benar tak tenang.
Thariq lalu mulai tersadar dari lamunannya setelah menyadari handphonenya yang terus saja berdering dari saku celananya.
~~~
Umii❤
Memanggil...
~~~
Umi? Menelponnya semalam ini? Ada apa? Apa ia sudah tau semuanya? Lalu siapa yang memberitahunya? Kak Jidah?
Dengan ragu Thariq lalu menekan tombol warna hijau pada layar.
"Halo, assalamualaikum liq" salam Umi dengan suara lembutnya
"Waalaikumsalam" jawab Thariq dengan suara parau nya.
"Gimana tadi YouTube Fanfest nya?" tanya Umi, yang membuat Thariq terpaku. Apa yang harus ia jawab sekarang?
"Di sana semua baik baik aja kan? perasaan Umi ga enak terus di sini, di sana baik baik aja kan?" sambung Umi.
Thariq tak menjawab satu pun pertanyaan Uminya yang diajukan padanya. Bagaimana menjawab semua pertanyaan itu?
"Halo liq?"
"Ini masih nyambungkan?"
"Firasat Umi di sini ga enak sama Saaih liq, tadi Umi sudah coba hubungi dia tapi handphonenya mati"
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
