Hai guys!
Sebelum membaca mari kita VOTE sama sama dengan cara :
-tekan layar ini sekali
-setelah ada tanda bintang dibawah, tekan tanda bintang tersebut sampe jadi Oranye.
-DAN WELL DONE! kamu udah kasi dukungan.
Terimakasih!
Selamat Membaca!
Entah kenapa setelah mengantar Zahra pulang Thariq kini lebih sering termenung. Zahra mengatakan semuanya saat di mobil tadi.
"Dia bener-bener baik Liq,"
"Dia bilang dia cuma pengen kamu bahagia,"
"Dia bilang dia bakal ngomong sama Om Hali,"
"Dia minta aku buat jangan pernah nyakitin kamu,"
"Aku ga ngerti kenapa dia bener-bener baik, dia bahkan senyum waktu bilang itu,"
Thariq menepi sebentar. Emosinya sedang tidak baik untuk menyetir. Ia kalut. Ia merasa benar-benar bersalah. Ia terlalu egois.
Drtt..
Handphonenya bergetar menandakan ada pesan masuk.
Kak Jidah❤️
Liq
Langsung pulang aja
Saaih udah keluar dri rumah sakit
Inget pulang
Jangan kelayapan!
Ini udah malem
Kamu di mana sih?
Thariq hanya menatap ponselnya tanpa ada keinginan sedikit pun untuk membalasnya.
***
Saaih menatap sayu kamar tidurnya. Kini semua parfum yang dimilikinya hancur tak tersisa. Ia merutuki dirinya sendiri mengingat perlakuannya pada Thariq.
Mau bagaimana pun juga Thariq tetap abangnya. Lebih tua darinya. Mengingat dirinya menyebut Thariq 'pecundang' membuat dirinya dirundung rasa bersalah. Ia benci ini. Ia tak ingin hubungan persaudaraannya hancur hanya dikarenakan seorang wanita asing yang baru datang dihidupnya.
Saaih terduduk di ranjangnya dengan perasaan yang benar-benar hancur. Ia benar-benar menyesal telah mencoba mengingatnya. Andai ia tak mengingatnya. Mungkin kali ini tak akan ada beban di pikirannya.
Tetapi itu hanyalah andai.
Saaih terbangun dari tempat tidurnya. Menuju balkon yang terletak di luar kamarnya. Untuk beberapa saat ia mulai terhanyut ke dalam suasana malam yang sepi dan tenggelam dalam pikirannya yang kalut.
"Bang Saaih!" teriak Fateh tepat di telinga Saaih. Membuat Saaih tersadar dari lamunannya.
Saaih menatap Fateh heran. Sejak kapan si bocah kunyuk ini di sini? "Kan bisa ga pake teriak," ucap Saaih kesal memutar bola matanya malas.
"Oiya, kamu sejak kapan ada di sini?" tanya Saaih lagi membuat Fateh menatap abangnya malas.
"Tuhkan, mana abang tau kalo Ateh udah di sini dari tadi," ucap Fateh kesal. "Abang juga ga tau kan? Kalo Ateh udah ketuk pintu kamar abang lima kali, terus panggil pelan tiga kali," sambung Fateh menjelaskan secara detail.
"Mikirin apaansi bang? Ampe budeg gitu?" dengan santainya Fateh kini mulai selonjoran di sebelah Saaih. Tanpa menghiraukan wajah jengkel Saaih di sebelahnya.
"Pacar ya?" tanya Fateh dengan nada menjengkelkan di telinga Saaih.
"Bocah kemarin sore aja udah sok tau pacar-pacaran," ucap Saaih jengkel karena Fateh berhasil menebak isi pikirannya. "Oiya, kamu ngapain ke sini?" tanya Saaih lagi.
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
