Seventy Five

1.3K 121 43
                                        

Hai guys!

Sebelum membaca mari kita VOTE sama sama dengan cara :

-tekan layar ini sekali
-setelah ada tanda bintang dibawah, tekan tanda bintang tersebut sampe jadi Oranye.
-DAN WELL DONE! kamu udah kasi dukungan.

Terimakasih!
Selamat Membaca!

Sekelibat bayangan mulai mengganggunya. Ia tak bisa melihat hal apa itu dengan jelas. Ia hanya melihat sebuah kejadian dimana ia sedang berada di suatu pesta. Ia bahkan tak bisa melihat sesiapa saja yang berada di pesta itu.

Potongan kejadian itu bagaikan potongan film usang yang kembali diputar. Saaih munutup rapat matanya ketika potongan kejadian itu semakin terlihat jelas.

Tetapi ia tetap tak bisa melihat sesiapa saja yang ada di sana. Ia melihat dirinya sedang berada di atas podium, dan dihadapannya ada seorang gadis. Tetapi ia benar-benar tak bisa melihat wajah gadis itu.

Semua orang yang mengelilinginya tengah bertepuk tangan. Tepuk tangan dan sorakan bergemuruh mengisi ruangan.

Saaih menutup matanya rapat, mencoba memperjelas gambar yang ia lihat dan memenuhi isi kepalanya. "Akh," ia menyerah. Bukannya jawaban yang didapatkannya melainkan rasa sakit di kepalanya.

Semakin ia berusaha mengingat semuanya semakin kuat rasa sakit di kepalanya. 'Gue harus tau tentang ini secepatnya' dirinya merasa tertantang akan hal ini.

***
"Masa sih Kak Jidah ga tau tentang Bang Thariq, kan Kak Jidah besplen gitu lo ama Bang Thariq," Saaih mencoba mengulik informasi dari Sajidah.

"Ga tau Ih, Kak Jidah ga tau, lagian kamu ngapain sih kepo tentang dia?" tanya Sajidah pada Saaih.

"Yaudah deh Saaih tanya Kak Sohwa aja, bubayy," ucapnya segera pergi dari wanita bergamis ungu tersebut sebelum kena omel Sajidah.

Saaih langsung saja menuju kamar Sohwa yang letaknya tak jauh dari kamar Sajidah.

"Kak, boleh masuk gak? Ini Saaih," ucap Saaih sambil mengetuk pintu kamar Sohwa.

"Masuk aja Ih, ga dikunci," ucap Sohwa dari dalam kamar.

Saaih segera membuka pintu dan melihat Sohwa tengah bersila di ranjangnya sambil memangku laptop  yang tengah menyala terang. Terlihat ada video yang tengah diputar sepertinya.

"Ngapain sih kak?" tanya Saaih heran pada Sohwa yang tengah senyum senyum sendiri di depan layar laptopnya.

"Kebetulan banget kamu di sini, ayo sini duduk," ucap Sohwa sedikit bergeser dari tempatnya memberikan ruang untuk Saaih duduk.

Saaih enggan untuk duduk. Bukannya enggan untuk bersama Sohwa, ia hanya tak ingin penyakitnya itu kambuh karena radiasi layar laptop.

"Ihh, sok malu-malu udah ayo sini," ucap Sohwa menarik tangan Saaih untuk duduk bersamanya.

Sedangkan Saaih hanya pasrah duduk sambil sedikit menundukkan kepalanya. Rasa sakit itu mungkin akan kembali tak lama lagi, jadi ia harus bersiap.

"Dih, ngapa nunduk sih? Sini lah, liat" ucap Sohwa memegang pipi Saaih gemas dan menghadapkannya pada layar laptop yang benar-benar terang bagi Saaih.

"Ini emang video apa?" tanya Saaih pada Sohwa yang masih senyam senyum tak jelas.

"Loh kamu lupa Ih?" tanya Sohwa pada Saaih yang masih kelihatan bingung.

"Lupa apa?" tanyanya lagi pada Sohwa.

"Yaudah kamu tonton aja, nanti juga inget," ucap Sohwa meminta Saaih menonton video yang tengah berputar di laptopnya itu.

My Life •Saaih Halilintar•Where stories live. Discover now