"Twelve"

2.1K 134 14
                                        

"Thariq!! Thariq!!" panggil Atta

"Apaan sih bang?" sahut Thariq

"Sini bentar deh liqq" ucap Atta

"Hahaha,, pasti abang takut ke toilet sendiri yhaa" ejek Thariq

"Liq,, abang serius. Kesini cepet!" ucap Atta kesal

Thariq langsung menghampiri abang satu satunya itu.

"Ada apa sih bang?" tanya Thariq

"Liq,, liat ini!" ucap Atta sambil menunjuk tetesan darah di lantai
"Ini ada apa liq?" tanya Atta khawatir

"Hah?! Kok banyak gini,, kayaknya gak sebanyak ini kok" ucap Thariq heran,, sambil melihat tetesan darah itu

"Ini darah apa liq?" tanya Atta lagi

"Jadi tadi Saaih mimisan,, oliq kira ga bakal sebanyak ini lho bang" ucap Thariq yang masih terheran

"Udah panggil dokter?" tanya Atta semakin khawatir

"Ngga,, dianya gak mau" ucap Thariq

"Lho kok gak mau sih?" tanya Atta lagi

"Gatau tuh bang,, dia mau tidur aja katanya" ucap Thariq lagi

"Owh yaudah,, kalo gitu panggil cleaning service nya ke sini gih" ucap Atta lagi

"Oke,,"

Tak lama kemudian datanglah seorang cleaning service dan membersihkan toilet yang berisikan tetesan darah tersebut. Setelah menyelesaikan tugasnya ia pun langsung pergi.

"Bang saaih cepet sembuh napa,, ateh pingin banget main sama abang lagi" ucap Fateh dalam hati sambil menatap wajah Saaih yang pucat itu

Thariq yang melihat Fateh melamun lalu mencoba membuyarkan lamunannya

"Daritadi abang liat kamu melamun aja liatin Bang Saaih,, sabar ya teh bang Saaih apsti sembuh kok" ucap Thariq menenangkan Fateh sambil menggigit cheese burgernya itu

"Iyaa bang" ucap Fateh lesu

"Oiyaa bang Thor ada 1 fun fact" ucap Thariq bersemangat

"Apaan bang?" tanya Fateh masih lesu

"Tadi itu bang Saaih niatnya mau ngeprank kamu lho teh ta-" belum selesai Thariq bicara langsung dipotong oleh Fateh

"Mendingan ateh diprank udah sama bang Saaih daripada Bang Saaih sakit kayak gini" ucap Fateh sedih

"Udahlaa jangan sedih sedih kayak gini,, mending kita doain bang Saaih aja biar dia cepet sembuh" ucap Atta

"Bener itu" tambah Sohwa

"Udah pada lese kan makannya?,, sampahnya buang ke sini" ucap Sajidah sambil menunjuk tempat sampah disamping ranjang Saaih

"Abang udah lese,," ucap Atta lalu membuang sampahnya ditempat sampah. Betapa terkejutnya ia melihat tempat sampah itu penuh dengan tisu yang berisikan darah.

"Liqq,, ini juga darah Saaih?" tanya Atta lagi

"Iya bang,, dia tadi mimisan banyak banget" ucap Thariq

Tok Tok Tok...

"Permisi,, saya mau mengecek keadaan pasien" ucap seorang Dokter berkemeja putih dikawal oleh 2 perawat di belakangnya

"Ohh,, baik dok,, silahkan" ucap Atta ramah

"Tapi sebelumnya,, kalian silahkan tunggu diluar dulu ya" ucap salah satu perawat

Semua lalu keluar dari ruangan Saaih,, dan duduk di ruang tunggu.

30 menit kemudian...

Dokter Herman pun keluar bersama 2 perawat dibelakangnya

"Hm,, saya perlu berbicara dengan salah satu dari kalian" ucap Dr Herman

"Saya aja dok,, soalnya saya kakak tertua" ucap Atta

Seketika Sajidah dan Thariq langsung bertatapan. Mereka tau bahwa Saaih mengidap penyakit itu. Tapi Saaih telah berpesan agar semua belum boleh tau tentang hal ini.

"Thor aja ya bang,, soalnya kan tadi Thor yang bawa Saaih ke sini. Thor juga udah tau kok sama dokter ini" ucap Thariq

"Hm,, yaudah deh liqq,, tapi kalo ada apa apa bilang yah" ucap Atta

"Iya bang" ucap Thariq

"Yaudah dik silahkan ikut keruangan saya" ucap Dr Herman ramah

Skip di Ruangan Dr Herman

"Apa Saaih sempat mengalami mimisan?" tanya Dr Herman

"Iya, sempet dok,, itu kira kira karena apa ya?" tanya Thariq

"Oh itu sangat biasa bagi seorang yang mengidap penyakit kanker" ucap Dr Herman

"Jadi,, mungkin ini akan lebih sering terjadi,, begitu dok?" tanya Thariq ragu

"Bisa dibilang seperti itu"
"Jadi sampai kapan orang tua kalian di luar negeri?"

"Mungkin sekitar seminggu lagi"

"Ohh begitu,, tapi penyakit kanker seperti ini harus segera ditangani,, sebelum penyakit ini semakin naik stadiumnya,, jika penyakit ini makin naik stadiumnya maka akan lebih sulit untuk menyembuhkan penyakit ini dik" ucap Dr Herman panjang lebar

Deg...

Thariq menjadi semakin frustasi,, ia menjadi semakin takut. Ia tak tau harus berbuat apa bahkan untuk saat ini ia belum bisa berpikir jernih. Setetes air mata lalu jatuh dari matanya,, begitu sulit untuk mendeskripsi kan perasaan seorang Thariq Halilintar untuk saat ini.

"Tapi tanpa orang tua masih bisa kan dok dijalani pengobatannya?" tanya Thariq ragu



Thanks for reading,, jangan lupa buat VOTE❤, 1 Vote sangat berarti buat aku yang pemulaa❤..

My Life •Saaih Halilintar•Where stories live. Discover now