Holaaaa gengssss
Apa kabar?
Ok, tanpa basa basi mari kita langsung ke cerita.
Tapi sebelum itu harus tetap menjalankan kewajiban sebagai readers yang baik.
Yaitu...
VOTE!
Caranya.
Coba sentuh tulisan ini sekali, ntar ada gambar bintang.
Tekan cukup sekali aja biar smpe warna orange.
Gampangkan?
Udah di VOTE?
Skuylah langsung baca!
Happy reading! Selamat membaca!
"Emang tidak seharusnya kami mendengar usulan Saaih," ucap Umi sesenggukan rasanya ia sudah tidak kuat lagi menahan tangis, air matanya terus berjatuhan turun.
"Kenapa kalian ga kasi tau Atta?"
"Kenapa?" suaranya melemah, kakinya kini sudah tak mampu menahan tubuhnya, dirinya kini tengah bersimpuh di kaki Abi dan Uminya.
Kini Atta benar benar terlihat tragis di mata adik adiknya. Seorang kapten yang selalu keras kepala itu kini tengah menangis meratapi penyesalan yang selama ini ia lakukan pada Saaih.
Atta menenggelamkan wajahnya ke dalam paha kedua orangtuanya.
Abi dan Umi yang masih dipelukan Abi hanya bisa mengelus kepala anak pertamanya itu sayang.
"Kami mengerti kamu pasti akan shock dengan hal ini,"
"Kamu dibebaskan untuk menangis hari ini, dibebaskan juga untuk berduka hari ini, tetapi tetap kamu juga harus ingat, kamu harus bangkit,"
"Kamu adalah kapten Atta, kamu juga bertanggung jawab atas semangat adik adik kamu,"
"Terutama Saaih, kamu harus bisa membangkitkan semangat dia untuk sembuh dari penyakit yang terus menyiksanya,"
"Abi mohon pada kamu Atta,"
"Dan juga pada kalian semua" ucap Abi sambil memandangi satu persatu wajah putra putrinya yang terlihat sangat kelelahan. Dan juga terlihat jelas kantung mata mereka yang menghitam diikuti pula dengan mata yang sembab karena habis menangis.
"Berikan Saaih semangat, Abi mohon" suara Abi kini bergetar, tubuhnya juga ikut bergetar menahan tangis. Laki-laki perkasa panutan Gen Halilintar itu kini tak bisa membendung kesedihannya.
"Abi?" Atta dan adik adiknya sangat terkejut melihat orang tua mereka yang perkasa itu kini tengah terpukul seperti ini.
"Don't cry daddy:(" ucap Qahtan dengan suara imutnya, tubuh kecilnya itu pun kini berada dalam dekapan Abi. "Please don't cry,, I'm scared" ucap Qahtan sedih.
Kini semua mengerti dibalik tegasnya ayah mereka itu sebagaimana pun tegasnya seorang ayah. Pasti memiliki hati kecil yang sangat lembut.
Kini Qahtan sudah berada di pangkuan Abi, ia lalu menatap anak anaknya satu persatu. "Qahtan tadi membisikkan sesuatu pada Abi ada yang bisa menjelaskannya?"
"Tentang apa bi?" tanya Sohwa.
"Apa yang terjadi tadi? Bang Jejen sudah cerita sedikit, tapi Abi ingin mendengar langsung penjelasan tersebut dari kalian."
"Yang bersangkutan."
Karena pertanyaan Abi semua menjadi terdiam seribu bahasa. Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan Abi.
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
