"Fifty One"

1.8K 153 22
                                        

Besok adalah hari mereka perform, bertepatan dengan jadwal kemoterapi Saaih. Sudah lama ia tak kemoterapi, jika kali ini juga melewatkan kemoterapinya. Ini berarti sudah 2 kali ia tidak kemoterapi.

Dan akhir akhir ini karena tak kemoterapi tubuhnya seperti lebih lemah. Mudah mengantuk, cepat lemas, kepalanya juga sering kali terasa sakit diikuti dengan mimisan.

"Ihh, keluar, ayo makan malam"

"Sekalian, meeting buat besok." Thariq terus mengetuk pintu Saaih.

"Duluan aja bang!" teriak Saaih lirih, rasa sakit itu kembali lagi ditambah lagi ia juga mimisan. Sudah tiga kali ia seperti ini, dalam satu minggu ini.

"Saaih, buka!" Thariq sudah tak sabaran, Thariq memang tipe tipe orang yang benar benar tak sabaran plus keras kepala.

"Duluan aja lah! Ntar aaih pasti turun kok!" ucap Saaih masih terus membersihkan darah darah yang terus mengalir dari hidungnya.

"Kamu kalo ada apa apa bilang! kamu gapapa kan di dalem?!" tanya Thariq khawatir sekaligus marah, karena sudah sering kali ia meminta pada Saaih untuk tidak mengunci pintu kamarnya. Apalagi dengan kondisi Saaih seperti ini. Tapi Saaih sama sekali tak mendengarkan tetap saja ia mengulanginya.

Saaih membersihkan wajahnya di kamar mandi. Ia tau Thariq tak akan pergi sebelum ia menampakkan batang hidungnya. Ia lalu membuang nafas kasar. Lalu menatap pantulan wajahnya lagi di cermin kamar mandi yang terpampang besar di sana.

Setelah terlihat dan merasa lebih baik ia lalu membuka kenop pintu kamarnya. Sudah terlihat abangnya berdiri tegap di sana dengan wajah merah menahan amarah.

"Ini, aaih udah keluar" ucapnya malas

"Harus abang teriak teriak dulu baru kamu keluar?"

"Darimana aja sih?" tanya Thariq lagi.

"Toilet doang" ucapnya.

"Udah yuk turun" Saaih memutar tubuh Thariq lalu mendorongnya pelan. Dan berjalan dibelakangnya sambil memegang pundak Thariq.

"Lu gapapa kan?" tanya Thariq khawatir sambil terus melangkah.

"Gapapa, udah, tenang aja" ucap Saaih

Terlihat semua sudah duduk di tempatnya masing masing. Bersiap untuk menyantap makan malam.

"Maaf aaih lama" Saaih sudah bisa membaca ekspresi wajah Atta yang terlihat kesal.

Atta yang tau ucapan itu ditunjukkan padanya. Hanya terdiam dan tak menjawab apapun.

Memang semenjak kejadian Fateh, hingga detik ini pun selalu terjadi perang dingin antara Atta dan Saaih. Dan Thariq selalu bisa mencairkan suasana dengan leluconnya.

Karena ia hanya ingin biarkanlah ini jadi masalahnya setidaknya adik adiknya yang kecil tak terkena dampak buruknya juga.

"Udah udah yuk makan!" Sajidah menyadarkan semua.

Skip Setelah Makan...

"Jadi seperti yang kalian tau, besok kita bakal perform di sana" ucap Atta.

"Dan kita ke sana pagi. Lalu ke TKP, buat check sound"

"Seperti biasanya, mim kamu yang urus wadrobe" ucap Atta sambil menunjuk Sohwa.

"Udah siap itu mah" ucap Sohwa santai.

"Kita harus bisa kasi penampilan yang maksimal besok untuk para stars" ucap Atta.

Atta lalu merentangkan tangannya ke depan lalu diikuti oleh semua adik adiknya.

"Gen Halilintar!!"

My Life •Saaih Halilintar•Where stories live. Discover now