Hai guys!
Sebelum membaca mari kita VOTE sama sama dengan cara :
-tekan layar ini sekali
-setelah ada tanda bintang dibawah, tekan tanda bintang tersebut sampe jadi Oranye.
-DAN WELL DONE! kamu udah kasi dukungan.
Terimakasih!
Selamat Membaca!
"Mih, Aaih mau pulang," ucapnya saat sesendok nasi disodorkan oleh Uminya.
"Ngga bisa Saaih, kata dokter kamu harus tinggal di sini minimal satu minggu, sampai keadaan kamu pulih," ucap Umi mencoba menasehati Saaih.
"Saaih mau pulang," ucapnya lagi.
"Ngga bisa Ih, kata Dokter kita tunggu sampe keadaan kamu bener-bener pulih baru kamu bisa pulang," Umi terus mencoba menasehati Saaih.
"Aaih mau pulang," ucapnya lagi. Entah kenapa sejak kejadian itu Saaih menjadi lebih tertutup, kini ia bahkan tak menatap Uminya saat sedang berbicara.
"Saaih, kita pasti pulang tapi gak sekarang," ucap Uminya lagi.
"Saaih mau pulang aja Mih, Saaih bisa istirahat di rumah," ucap Saaih lagi.
"Tapi Ih-,"
"Jangan dengerin Dokter itu, ayo kita pulang," ucap Saaih lagi yang kini mulai nekad hendak mencabut infus yang berada di punggung tangannya.
"Saaih! Jangan aneh-aneh, baik, Umi bakal minta izin Dokter itu supaya kamu bisa pulang,"
***
"Sebenarnya keadaannya masih mengkhawatirkan,"
"Tidak baik jika harus pulang sekarang,"
"Tetapi jika memang dia tidak nyaman berada di rumah sakit, kalian berarti harus bisa membuat dia nyaman berada di rumah," ujar Dokter Herman lagi.
Abi dan Umi hanya bisa mengangguk paham. Mereka juga tak mengerti kenapa Saaih meminta pulang. Padahal ia baru saja dua hari di rumah sakit ini.
"Saya minta agar pasien tidak terlalu stress dan kelelahan ya,"
"Dan juga jangan lupa untuk diingatkan minum obat selalu ya," tambahnya lagi.
"Baik Dok, kalau begitu terimakasih," ucap Abi sambil menjabat tangan Dokter Herman.
***
Saaih kini sendiri di sini. Siang ini taman rumah sakit terlihat cukup sepi. Bahkan kini cuaca sedang tidak terlalu terik, sangat nyaman untuk dinikmati.
Pandangannya tak pernah terlepas dari keindahan taman ini. Matanya terus saja menyoroti keindahan taman ini. Matanya menyapu ke segala arah. Menikmati keindahan taman rumah sakit. Hingga pandangannya terpaku pada seorang wanita berhijab merah muda yang tengah melambaikan tangan dan tersenyum manis padanya.
Wanita itu semakin mendekat. Entah kenapa membuat detak jantung Saaih berdetak lebih cepat dari biasanya. Wanita itu kini sudah berada di depannya. Mereka saling menatap. Saaih tenggelam dalam sorot mata polos wanita yang berada di depannya ini.
"Boleh aku ikut duduk?" tanya wanita itu pada Saaih.
Tak butuh waktu lama Saaih menggeser dari tempatnya. Memberikan wanita itu ruang. Jarak mereka kini sekitar tiga jengkal orang dewasa.
Sudah 15 menit dan selama itu juga mereka hanya duduk terdiam di kursi taman rumah sakit."Ada apa Ra?" tanya Saaih sudah tak nyaman lagi dengan keadaan semacam ini. Tak nyaman dengan aroma parfum yang digunakan Zahra. Ia ingat dulu saat ia benar-benar tergila-gila dengan aroma parfum ini. Tetapi entah kenapa kini ia mulai membenci aroma ini saat ia mengingat semua pengkhianatan itu.
YOU ARE READING
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...
