"Twenty Six"

1.8K 123 6
                                        

Bahkan untuk menjawab panggilan Atta saja ia harus mengumpulkan tenaganya.

"Iya bang,, nanti aaih nyusul" teriak Saaih lemas dari kamar mandi

"Cepet turun ke bawah ya! Udah ditunggu,, jangan tidur lagi!" tambah Atta

***
"Akhirnya yang ditunggu dateng juga,, yuk yuk semua sholat" ajak Atta

Mereka ternyata menunggu Saaih sedari tadi. Karena jangankan untuk berlari turun. Bahkan untuk jalan sampai ke bawah saja ia sangat lemas.

Selama sholat berlangsung Saaih benar benar merasa lemas. Matanya berkunang kunang, kepalanya sangat sakit.

Akhirnya sholat pun berakhir. Dan Thariq baru saja menyadari adiknya yang unik baginya itu terlihat sangat lemas. Ia baru saja menyadari mata Saaih terlihat sangat sayu.

Kini penglihatannya memburam, buram, sangat buram. Dan BRUKKK Saaih pingsan saat baru saja menyelesaikan sholatnya.

"SAAIH!!!" pekik Sajidah dan Sohwa melihat adiknya yang botak itu tumbang

"Liq bantuin abang, angkat dia ke sofa" pinta Atta

Untung saja Atta saat itu sedang berdiri di belakangnya sehingga tak membuat kepala Saaih terbentur terlalu keras.

"Jidd ambil'in minyak kayu putih" pinta Atta sambil terus menepuk nepuk pipi Saaih

"Biar imah aja" sela Sohwa

Tak lama kemudian datanglah Sohwa dengan sebotol minyak kayu putih

Sajidah terus menangis melihat Saaih seperti ini. Dilihatnya wajah Saaih yang benar benar pucat, 'apa yang terjadi padanya?' begitulah kira kira yang ada dipikiran Sajidah saat ini.

Sedangkan Iyyah, Fatim, Fateh, dan Muntaz mencoba untuk memijat mijat tangan dan kaki Saaih. Berharap agar Saaih segera siuman dengan pijatan itu

Semua tak ada yang berani bersuara,, seketika seisi ruangan itu senyap, dan sesekali terdengar suara tangisan Sajidah.

"Kak, tenang dulu kak. Jangan nangis kayak gini" ucap Thariq terus mencoba membujuk kakaknya itu bukannya berhenti menangis malah tangisan Sajidah semakin memecah.

"Liqq,, beneran kan Saaih waktu kamu minta izin,, dia udah boleh pulang" tanya Atta yang benar benar curiga

"U-uudah bang" ucap Thariq terbata bata

"Terus kenapa Bang Saaih bisa kayak gini?" tanya Fateh sambil menatap wajah Saaih yang pucat

"Pokoknya kita harus berdoa supaya Saaih cepet sembuh" tegas Sohwa

"Bener tuh jangan pikir yang lain lain, please" ucap Sajidah menahan tangisnya

"Maaf kak" ucap Fateh menyesal

Meskipun begitu tetap saja terlintas di benak semua orang,
'apa yang terjadi dengan Saaih? Bukankah ia sudah sehat?'

2 jam kemudian...

Saaih mencoba mulai membuka kelopak matanya. Terlihat beberapa saudara saudaranya tengah mengelilinginya.

"Heiii bang Saaih udah sadarr" teriak Fatim girang

"Ehh bangg, bang Saaih udah bangun" kini Muntaz yang berbicara

Saaih mencoba mengingat kejadian tadi, terakhir kali yang ia ingat adalah waktu selesai sholat. Tapi sekarang ia sudah berada di kasurnya yang empuk.

Sial umpatnya dalam hati. Ia tak suka bila terlihat lemah seperti ini. Dan juga terhitung sejak kemarin berarti sudah 2 kali ia pingsan. Betapa lemah dirinya,, pikirnya terus menerus.

"Bang Saaih" ucap Fateh membuyarkan lamunan Saaih

"Hm?"

"Bang Saaih kenapa?" tanya Fatim pelan

"Abang gapapa kok" ucap Saaih sambil tersenyum

"Abang bohong!" bentak Fatim

"Ga, abang ga bohong"

"Saaih kamu udah bangun?" sela Sajidah yang sedang membawa susu hangat

"Udah kak" ucap Saaih sambil tersenyum

"Turun ke bawah yuk sarapan,, kaka udah selesai masak nih" ucap Sajidah

"Ntar aja ya kak,, aaih ga laper"

"Mau pingsan lagi?" ancam Sajidah

"Ngga lah kak _-"

"Bang,, tapi pas tadi abang pingsan lho,, kak Jidah nangis terus" ceroscos Fateh

"Diem kamu" tambah Sajidah

"Beneran kak?" tanya Saaih lagi

Sajidah hanya terdiam

"Maafin aaih"

---***---
Makasi buat yang udah baca jangan lupa VOTMENT  yahh❤

Thankyouu

My Life •Saaih Halilintar•Where stories live. Discover now