Menyadari putrinya terlihat seperti tertekan. Bramantyo langsung angkat bicara. "Apa maksud kamu menanyakan hal itu?" tanya Bramantyo.

"Saya hanya sedang bertanya dengan anak anda," ucap Saaih dingin. Bramantyo terdiam. Bahkan kini Saaih sudah tidak memanggilnya 'papa' seperti dulu lagi. Jangankan 'papa' memanggilnya dengan sebutan 'om' saja sepertinya enggan.

"Jawab Zahra," pinta Saaih.

"Iya," jawab Zahra sambil menunduk.

Saaih kemudian tersenyum. Entah senyuman apa yang diberikannya. Ia mengambil tangan Thariq dan juga Zahra secara bersamaan. Lalu menakupkannya di kedua tangannya.

"Bagus, Aaih ikut seneng," ucap Saaih menatap keduanya.

Saaih kemudian menoleh ke arah Umi dan Abinya. "Mi, ini semua sesimple ini, apa yang harus kalian perdebatkan?" tanya Saaih pada kedua orang tuanya.

"Umi tau kamu sangat menyayanginya Saaih,"

"Umi tau kamu masih ada rasa sayang sama dia," ucap Umi blak-blakan.

"Rasa itu udah mati Mi," ucap Saaih dingin.

"Gausah mempersulitnya lagi,"

"Saaih yakin bang Thariq pasti bisa bahagiain Zahra," ucap Saaih dingin.

"Ini kabar bahagia Mi," ucap Saaih terlihat seperti riang.

"Kenapa ngga dipercepat aja Mi? Gimana kalo acaranya dua minggu lagi?"

"Kan barengan sama ulang tahun Bang Atta," usul Saaih. Membuat semua orang diam. Terkejut.

Saaih lalu melihat sekelilingnya. Semua menegang karena ucapannya. "Kenapa?" tanya Saaih bingung melihat wajah semua orang terlihat kikuk. Apalagi Atta. Ia terlihat terkejut dengan ucapan Saaih. Mungkin karena Saaih masih mengingat hari ulang tahunnya.

"Saaih apa maksud kamu?" tanya Umi terdengar marah.

Saaih mengerutkan keningnya tanda tak mengerti. "Maksud? Maksud Saaih ya seperti yang Saaih bilang tadi," ucapnya polos.

"Kenapa hal baik harus ditunda-tunda?" tanya Saaih polos. Jujur saja ada terselip rasa tak rela dalam hatinya. Namun bagaimana pun juga menurutnya inilah yang terbaik.

"Apa kamu pikir pernikahan akan secepat dan semudah itu?" tanya Umi mulai mendekat pada Saaih.

"Umi tau, kamu ingin semuanya segera clear tapi ga seperti ini juga Saaih," ucap Umi.

'Terus Saaih harus gimana Mi?' tanya batinnya.

Saaih mulai kembali tersenyum. "Hal baik ga boleh ditunda-tunda," ucapnya sekali lagi.

"Lagipula emang musim orang nikah kan? Berarti banyak hari baik,"

"Pernikahan Bang Thariq private aja, supaya ga ngundang orang banyak,"

"Usul Saaih sih, supaya keluarga kita-kita aja,"

"Kapan lagi kan, kita bisa ngelaksain pernikahan seru-seru bareng keluarga?" ucap Saaih riang.

"Kamu pikir pernikahan itu apa Saaih? Ini gak main-main," ucap Umi lagi.

"Saaih ga main-main Mi," ucap Saaih mencoba menjelaskan.

"Umi tau kamu lakuin semua ini supaya kamu bisa lebih merasa lepas dari dia,"

"Umi tau kamu berasa harus bertanggung jawab atas dia,"

"Tapi ngga gini nak," ucap Umi sambil menatap mata Saaih dan mengelus pipinya lembut.

Sedangkan Saaih enggan membalas tatapan Uminya itu. Bahkan kini ketika Umi menatap matanya. Matanya mencoba berilah. Mencoba menyembunyikan sorot matanya yang terluka.

"Kenapa? Kamu ga bisa tatap mata Umi kan?"

"Kamu berbohong sama Umi, kamu berbohong sama semua orang yang ada disini,"

"Kamu ga mungkin bisa lepasin dia gitu aja," ucap Umi terdengar sedikit menantang.

Tanpa diduga kini Saaih mencengkram bahu Uminya pelan dan menatap mata Uminya lekat. Sebagai jawaban bahwa ia tak berbohong. Tapi itu tentu saja sia-sia. Uminya tau apa isi hati putranya hanya dengan lewat sorot mata terluka putranya.

"Kenapa kamu suka banget menyakiti diri kamu sendiri Saaih?" ucap Umi berisik yang hanya bisa didengar oleh Umi dan dirinya.

Refleks cengkraman itu perlahan-lahan melepas. Saaih mulai memalingkan wajahnya. "Umi ini ibu kamu, hanya lewat menatap sorot mata putranya seorang ibu bisa tau bahwa putranya terluka," ucap Umi lagi.

"Kenapa kamu suka bohong, kenapa-," belum selesai Umi berbicara. Umi langsung dipotong oleh Abi.

"Tapi usul Saaih ada benarnya,"

"Kita bisa mempersiapkan pernikahan itu dalam waktu hanya 2 minggu," ucap Abi final.

***
Masih ada yang on jam segini?

Maaf baru hari ini up ditambah lagi kemaleman gaiss🙏🙏

Makasi buat yang udah gercep
baca + vote

Tengkyuu ❤️🙏

My Life •Saaih Halilintar•Where stories live. Discover now