"Fifty Three"

Beginne am Anfang
                                        

"Liq, Saaih ada penyakit apa? Kenapa sampai punya dokter langganan?" tanya Bang Jejen heran.

"Hah? Ngga kok" jawab Thariq gugup.

Mobil ambulans pun mulai berjalan selama 30 menit jalanan Jakarta masih aman. Hingga akhirnya menyentuh 40 menit. Keadaan mulai menegangkan karena nafas Saaih mulai tak beraturan.

"Masker oksigen, tolong siapkan masker oksigen" ucap salah satu perawat pada perawat lainnya. Ysng masih sibuk mencheck denyut nadi Saaih.

Thariq hanya bisa terdiam sambil menggenggam tangan Saaih erat dan mencoba untuk tidak panik.

Sedangkan Bang Jejen lebih memilih terdiam karena bingung apa yang sebenarnya terjadi. Ia sama sekali tak tau apa apa, ia pikir Saaih hanya pingsan biasa, tetapi kelihatannya ini cukup serius. Bahkan sekarang Bang Jejen tak cukup berani membuka suaranya, karena terlihat sekali Thariq saat ini sedang resah.

Bang Jejen hanya bisa mengelus elus punggung Thariq, seperti memberikan semangat.

Thariq kini tak bisa berpura pura tegar seperti Saaih biasa lakukan, ia sangat gelisah, takut, berharap agar semuanya baik baik saja. Ia terus berdoa sambil menggenggam tangan adiknya itu yang masih tak kunjung sadar, dan malah semakin pucat. Ia menangis sesenggukan.

"Denyut nadinya melemah!" ucap salah satu perawat. Sambil terus mencheck nadi Saaih lewat pergelangan tangan kiri Saaih.

Ting!

Ada pesan masuk dari handphone Thariq. Thariq mengabaikannya, ia benar benar sudah tak peduli lagi.

"Liq, mungkin itu penting" usul Bang Jejen.

Thariq menghapus air matanya lalu berkata "Abang aja, tolong jawabin" ucap Thariq tanpa melepas genggaman tangannya dari Saaih.

Bang Jejen lalu mengambil handphone  yang berada di samping tempat duduk Thariq.

~~~
Kak Jidah❤

Liq?
Gimana?
Saaih gimana?
Dia baik baik aja kan?

~~~

"Dia tanya soal Saaih" ucap Bang Jejen.

"Gausah dijawab bang," Thariq masih sesenggukan. Hingga ia juga seperti orang yang sesak nafas.

"Yaudah, tapi liq tenangin diri kamu"

"Sebentar lagi kita pasti akan sampai kok liq" Bang Jejen mencoba menenangkan.

"Apa masih lama?" tanya Thariq dengan suara yang sedikit sumbang, karena habis menangis.

"Sepertinya sebentar lagi pak" ujar sopir ambulans.

Thariq mencoba untuk tenang dan tak panik, lalu bertanya lagi pada perawat yang sibuk merawat Saaih.

"Bagaimana keadaan adik saya?" tanya Thariq dengan suara yang gemetar.

"Apa dia punya riwayat penyakit serius?"

"Keadaannya mengkhawatirkan, nadinya semakin melemah, nafasnya juga masih tak beraturan" sambung perawat itu lagi.

Pernyataan perawat itu sanggup membuat Thariq kehabisan kata kata. Ia hanya menunduk sambil terus menggenggam tangan adiknya.

"Kamu harus kuat," bisik Thariq di telinga Saaih berharap Saaih bisa mendengar permohonan Thariq. Air mata Thariq tak henti hentinya menetes.

"Dia kuat kok liq, kamu yang sabar aja" Bang Jejen terus mencoba untuk menenangkan.

***
"Kenapa sih cuma di read doang? malah bikin ga tenang tau ga sih?" gerutu Sajidah terus menatap layar handphone, berharap Thariq membalas pesannya.

"Kenapa sih kak?" tanya Iyyah yang risih melihat Sajidah gelisah seperti itu.

"Gapapa" jawab Sajidah cepat.

"Cerita aja kali kak, pacar yah?" tanya Iyyah jahil.

Sajidah hanya cemberut mendengar ucapan adiknya itu. Apa tak ada sedikit pun terbesit di pikiran Iyyah untuk khawatir pada Saaih?

"Lah, ditanyain kok bengong?" tanya Iyyah.

"Kamu ga khawatir sama Saaih sedikit pun gitu?" tanya Sajidah heran.

"Kenapa?" tanya Iyyah lagi.

"Kenapa? apa maksud kamu kenapa?"

"Kamu kan udah jelas jelas liat Saaih pingsan tadi" ucap Sajidah.

"Ya terus?" tanya Iyyah.

"What the?! ka-" belum selesai Sajidah bicara ia sudah dipotong oleh Iyyah.

"Lagipula nih ya kak, Saaih itu bukan pertama kali kek gini. Bukannya dia udah biasa pingsan kek gini?" tanya balik Iyyah.

"Kalo dipikir pikir omongan kak Sohwa ada benernya sih, Bang Thariq terlalu berlebihan" tambah Iyyah.

Sajidah hanya menatap tajam Iyyah sebentar lalu meninggalkan Iyyah sendiri di sana.

~•~•~•~
Gimana yahh kelanjutannya?
Gimana ya keadaan Saaih?
Penasaran?
Kepo?

Cuma 1 jawabannya. "VOTE"
Tekan bintang sekali buat aku senang sekali.

1 Vote = 1 support

Go follow my instagram : niputu.kusuma

Thank you for reading!❤

My Life •Saaih Halilintar•Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt