JANGAN DIPEGANG GIT!

240 1 0
                                    

Gita tak menang, dia kalah, karena Jevi terpaksa menyingkirkannya dari rumah mewah itu demi menjaga nama baiknya sendiri. Malam ini juga, Jevi membawa Gita ke satu unit apartemen tipe studio yang sengaja dia sewa agar gadis itu dapat tinggal untuk sementara di tempat tersebut. Dua puluh lima meter persegi luas total ruangannya, ada satu kamar mandi yang terletak di pojok kanan depan ruangan utama. Semuanya lengkap di ruangan kecil itu, termasuk ada dapur, meja belajar, dan tentunya sebuah ranjang besar yang cukup ditiduri tiga orang berdempet-dempetan.

Gita yang baru datang ke sini sudah terlihat tenang meski pipinya sebelah kanan bengkak karena kena hantaman dari calon istri Jevi itu. Sedangkan Jevi harus merelakan wajahnya dicakar, dadanya di hantam, dan kemejanya robek karena drama tarik-tarikan. Buas sekali memang Dahlia, sampai Jevi yang badannya paling besarpun tak kuasa menahan serangan yang diberikan.

Gita menghempaskan dirinya ke kasur dengan menahan perih di wajah. Sedangkan, Jevi sibuk-sibuk dengan semua perlengkapan Gita yang harus disusun kembali setelah berpindah kediaman.

"Om kenapa mau nikahi cewek seganas dia sih. Pakai acara ngusir Gita jadi pembantu Om segala. Nyebelin, sakit tau ini muka Gita!"

Jevi menghentikan sebentar aktivitasnya yang sedang beres-beres, lalu menghampiri Gita yang sedang meringgis.

"Sini gue bantuin, gue kompres muka lu itu sama air panas. Tunggu gue ambilin kompresan sama air panasnya dulu!"

"Nggak usah Om, Gita pakai koyo aja, ribet amat pakai kompres-kompres segala. Calon istri Om itu bisa dilaporin ke polisi nggak sih? Dia melakukan penganiayaan terhadap Gita."

Jevi menarik napasnya, bagaimana bisa Gita melaporkan penganiayaan, kalau gadis itu juga menzolimi perasaan pada calon istri Jevi tersebut.

"Git, lu gila kali ya. Dahlia nggak mungkin kayak gitu kalau lu nggak manas-manasi dia. Lu kalau ngelaporin dia, bisa-bisa lu juga bakal dipertanyakan kesalahan lu oleh pihak kepolisian. Lu liat kan akibatnya, kita berdua babak belur, udah dada gue sakit banget lagi ini. Lu nggak mikir akibatnya ya dari tindakan yang terlalu bego itu?"

Gita menggeleng, lalu memasangkan koyo ke pipinya yang sudah gembul sebelah.

"Om apa bagusnya coba Kak Dahlia sampai mau-maunya Om nikahi? Bagusan juga Kak Nabila kemana-mana. Gita aja senang liat Kak Nabila. Kayaknya kalau sama Kak Nabila, Gita nggak akan tega jadi orang ketiga."

"Gue diancam makanya mau nikahin dia Git. Kalau ngak mah juga ogah gue. Gue kan maunya nikahin lu aja!"

Gita memasang tampang jijik sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi pada majikannya tersebut.

"Emang diancam apaan Om?"

"Diancam video gue disebar. Video call mantap-mantapan gue!"

Gita seketika tertawa, benar-benar terkikik karena kelawakan yang terjadi pada hidup Jevi sampai tak terasa jika pipinya sedang cidera.

"Hahahaha, mampus deh Om, makanya jangan suka bikin rusuh hidup orang. Sekarang Om terima sendiri kan akibatnya apa. Sukurin."

Jevi menoyor kepala Gita dengan sadis, gadis itu kesal dengan tingkah majikannya tersebut dan berusaha membalas apa yang dilakukan Jevi terhadapnya.

"Om, tambah bego loh Gita ntar, kurang asin ih!"

Jevi menghindari tangan Gita yang akan mendarat ke kepalanya itu. Tapi gadis itu pantang menyerah sehingga Jevi harus menggenggam tangannya erat-erat dan memberikan permintaan maaf setulus hati.

"Git, maafin gue ya, gue nggak ngulangin lagi. Tadi gue udah babak belur juga kena hantaman Dahlia. Lu liat deh di kepala gue ada yang luka, jangan ditoyor ya, gue butuh ini kepala buat mikir besok!"

Jevi lepaskan tangan Gita itu setelah dapat memastikan gadis itu tak akan membalas perbuatannya yang sadis. Gita sepertinya terenyuh, lalu mengecek ke atas kepala Jevi.

"Om, ini karena apa?" tanya Gita kasihan.

"Gue dihantam Dahlia sama hak sepatu dia tepat di atas kepala. Untung nggak bocor ini kepala, Sakit banget ternyata Git!"

Gita mulai prihatin, dia sentuh puncak kepala Jevi tersebut dengan lembut. Majikannya itu langsung meringgis kesakitan.

"Jangan dipegang Git, udah biarin aja, ntar besok gue ke dokter untuk diobati."

"Om, maafin Gita, Om jadi sampai kayak gini."

"Maaf gue selalu ada buat lu kok Git, apapun kesalahan elu. Gue cinta elu!"

Gita membuang muka, dia tak mau menatap muka Jevi agar tak terkena jebakan dari buaya.

"Emang kalau Gita bikin hal bodoh sama cowok lain dan Gita hamil, Om masih bisa maafin Gita dan nerima Gita?"

"Sebodoh-bodohnya kesalahan lu, gue hanya akan menyelesaikannya dengan marah, setelah itu gue bersumpah jika masalah kita selesai, dan gue akan mulai lagi nerima lu!"

Gita mengangguk, Gita memandangi tangan Jevi yang penuh luka cakaran tepat di bawah lengan kemeja panjang yang digulungnya itu.

"Om, Gita obatin ya ini, Gita ada alkohol tuh di tas!"

"Nggak usah, anggap aja ini adalah cara gue menebus kesalahan gue sama lu yang membuat lu kehilangan Azhar. Ya, walaupun gue tau lu nggak semudah itu memaafkan walaupun dengan ini!"

Gita mempertemukan kedua alisnya, ada pertanyaan yang mendesak di benaknya

"Emang Om beneran suka sama Gita?"

Jevi mengarahkan tangan gadis itu ke dadanya yang pedih.

"Lu rasakan Git, bagaimana irama jantung gue saat barengan sama lu kayak gini. Kata dokter nggak ada masalah di jantung gue."

Gita tau organ di dalam dada itu sangat kuat bekerja. Tangan Gita bergetar dibuatnya.

"Om, emang sama yang lain nggak gitu ya? Sama cewek Om yang lainnya, atau tunangan om yag lainnya!"

"Git, gue nggak main-main lagi Git, ketika gue sadar jatuh cinta sama lu. Bahkan lu musti tau, lu adalah orang pertama yang gue kasih cincin tunangan itu. Sama Aluna aja gue nggak pernah ngasih itu Git! Kalau nggak ada Dahlia, lu pasti udah gue bawa ke orang tua gue untuk memperjelas hubungan kita. Ya gue sial aja, setelah hubungan gue berakhir dengan Nabila, Dahlia datang dengan misi menikahi gue dan punya ancaman agar gue bisa menikahi dia!"

Gita mengangguk. Tapi dia tidak mudah percaya.

"Om, ngarapin apa sih dari Gita. Gita nggak mau Om lecehkan, kalau Om cium kan biayanya 100 juta, kalau Om cabuli Gita bakal Gita laporin polisi. Kan kita udah buat perjanjian Om."

Jevi teringat dengan perjanjian bodoh itu. Dia mulai kepikiran untuk membalikkan semuanya pada Gita.

"Kalau lu yang kayak gitu, gue gimana harusnya Git? Kan waktu itu gue pernah dipeluk sama lu cium untuk manas-manasi Dahlia. Gue musti gimana tuh biar kita impas, atau lu mau bayar tunai ke gue karena lu yang melanggar perjanjian tersebut."

"Ih Om kan itu cuman buat Gita aja, bukan buat Om!"

"Enak ya lu, gue yang terlecehkan nggak dapat perlindungan hukum. Kan gue juga takut gue bakal ternoda."

Gita sebal liat kelakuan majikannya itu yang pura-pura suci.

"Idih sok-sokan ya Om, kayak perjaka aja!"

"Ya udah, hikmahnya, gue nggak bakal nyerang lu kalau lu nggak nyerang gue. Anggap aja itu bukti cinta gue ke elu!"

"Jadi Om nggak bakal nyentuh Gita dong kalau Om pacaran sama Gita ntar?"

"Ya gue tahan deh! Liat aja!"

Gita mulai merasa semuanya sekarang menarik, dia sudah siap membuktikan omongan Jevi tersebut dengan segera.


Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon