TISSUE MAGIC ITU APA PAK?

78 1 0
                                    

"Pak, saya diturunkan di depan itu saja ya? Saya mau ke warung dulu. Mau beli sesuatu."

Gita ketakutan sekali ketika mobil yang Keenan kendarai sudah dekat menuju rumah yang dia diami. Laki-laki itu penasaran sebenarnya ada apa dengan wanita ini.

"Gita, saya anterin kamu itu biar orang desa nggak ngeliat perut kamu yang udah mulai membesar. Kok kamu malah ingin ke warung sih? Kamu kan nanti bisa minta Cika yang beliin. Emang kamu mau beli apa di warung sehingga nggak bisa nitip adikmu? Tissue magic?" tanya Keenan penasaran.

"Tissue magic apaan Pak? Saya pokoknya ingin diberhentikan di sini aja Pak! Saya ada keperluan!" tegas Gita.

"Emang tunanganmu tak pernah makai itu saat kalian bercinta?"

"Itu obat ya Pak?"

Dodol juga ternyata wanita hamil ini rupanya. Susah juga menjelaskan dari awal kalau sudah begini, bisa-bisa berbusa-busa dulu mulut Keenan baru bisa Gita pahami.

"Lupakan!"

Mata Gita kesana kemari, Keenan langsung melajukan mobilnya dengan cepat dan melalui warung tersebut. Alasan wanita ini tak berdasar. Hal itu membuat Keenan penasaran, ada apa sebenarnya di rumahnya itu sekarang.

"Pak, Pak, kan saya sudah suruh berhenti tadi, kenapa malah turun di sini."

"Kamu itu kenapa sih Gita? Ada apa? Coba cerita!"

Amri yang menyadari siapa yang datang di depan rumah, langsung membuka pintu lebar-lebar. Boleh juga dengan semua kebetulan ini, padahal baru besok rencananya Amri melabrak laki-laki ini.

Adik Gita itu turuni anak tangga, Gita buru-buru keluar dari mobil. Wanita itu memberikan wanti-wanti terhadap Keenan agar memacu kendaraannya lagi.

"Pak buruan pergi, Pak ayo pergi!"

Terlambat, Keenan yang masih tak mengerti malah diam saja tak menanggapi. Amri kini malah membuka pintu mobil yang barusan ditutup oleh kakaknya itu. Dia keliatan dalam emosi yang tinggi.

"Pak, keluar Pak sekarang. Ada yang harus kita bicarakan, mengenai Kak Gita!"

Gita panik sepanik-paniknya. Keenan pasrah-pasrah saja mengikuti apa kemauan Amri ini. Dia masuki rumah itu, lalu duduk di ruang depan. Amri menyuruh Cika masuk kamar, dia tutup semua pintu dan jendela, sekarang hanya mereka bertiga yang berunding mengenai masalah ini.

"Bapak menghamili Kakak saya?" ucap Amri to the point. Sudah tak ada gunanya berbasa-basi, emosi Amri sudah terlalu tinggi.

"Hamil? Emang kenapa ya?" tanya Keenan belum mengerti.

"Bapak kan yang ngehamilin kakak saya? Dia ngaku semalam jika Bapak adalah anak dari bayinya itu!"

Gita menatap muka Keenan dengan perasaan yang sangat bersalah. Laki-laki itu kini tertawa dalam hati, ternyata wanita yang dicintainya itu menggali kuburannya sendiri.

"Iya. Emang saya pelakunya. Saya yang menghamili kakakmu itu!"

Amri bangkit dari duduknya, dia ingin segera menghajar majikan kakaknya itu.

"Ri, jangan Ri, kamu nggak boleh main fisik gitu!"

Gita menghalangi adiknya yang terlalu beremosi. Keenan sebenarnya tak masalah dipukuli bertubi-tubi, asal Gita bisa dimilikinya sampai mati.

"Saya akan tanggung jawab, dua minggu lagi saya akan tunangan sama kakakmu ini, dan dua minggu selanjutnya kita akan menikah. Saya emang menyentuh kakakmu ini Ri, tapi saya bukan sampah yang tak mau bertanggung jawab dengan semua itu!"

Amri sesak napas, dia kepalkan tinjunya kuat-kuat.

"Saya kasih Bapak waktu sebulan, kalau Bapak tak nikahi Kakak saya dalam waktu segitu, Bapak akan saya laporkan dengan tuduhan pemerkosaan!" ancam Amri dengan napas terengah-engah.

Keenan menarik napasnya dalam-dalam. Menarik sekali calon adik iparnya ini, sampai sebegitunya membela kakaknya yang telah ternodai.

"Ini kartu nama saya, cari saya di sini jika saya tak bisa bertanggung jawab dengan kakakmu ini, kamu juga bisa hancurkan tambak saya. Kalau kamu punya dinamit boleh kamu ledakkan di sana!"

Serigala berbulu domba, ternyata selama ini yang sering bertanya-tanya akan kakaknya, itulah manusia yang merusak masa depan Gita sesungguhnya. 'Kurang ajar sekali laki-laki ini,' batin Amri.

Gita merasa sangat berdosa, mengapa orang yang tidak seharusnya terlibat harus dia libatkan sampai sejauh ini. Lidahnya kemaren dalam mendebat Amri benar-benar kejam, sehingga Keenan harus ditumbalkan.

"Ingat ya, hanya sebulan! Saya akan laporkan anda ke polisi jika anda kabur dari tanggung jawab Anda!" ancam Amri sekali lagi.

Keenan tersenyum, dapat rejeki nomplok apa dia sampai sebegitu beruntungnya sore ini. Tak perlu berusaha keras untuk membujuk Gita, tapi wanita ini dan kecerobohannya sudah membuat semuanya terjadi begitu saja.

"Ri, kasihan Pak Keenan!" halang Gita.

"Kakak tak punya harga diri atau apa? Kakak dihamili malah melepaskan bajingan ini. Pakai otak dong Kak!"

Keenan terlalu happy, apalagi melihat muka Gita yang seperti sedang memendam rasa berdosa terhadap dirinya kini. Padahal sama sekali Keenan tak merasa terganggu oleh itu.

"Kakakmu itu cantik Ri, body-nya seksi, permainan ranjangnya juga bikin ketagihan, percuma kalau saya hamili tapi tak saya nikahi. Saya adalah tipe laki-laki yang suka melihara barang bagus dan saya rawat sampai saya mati!"

Amri benar-benar mengamuk, satu bogem mentah dia layangkan ke muka Keenan. Gita segera menahan adiknya itu agar tak lagi memukuli majikannya itu berkali-kali. Amri menangis lirih, dia benar-benar kecewa dengan kakaknya sendiri.

"Kakak adalah definisi sugar babu yang sesungguhnya. Pembantu yang senang menjadi simpanan majikan yang sudah tua. Amri malu punya Kakak seperti Kakak, Kakak terlalu murahan dan tak bermoral!"

Gita tersedu. Perkataan Keenan sebentar ini benar-benar berbahaya rupanya. Keenan tak ingin Gita juga ikutan menangis seperti Amri.

Keenan usap darah yang keluar di sudut bibirnya itu. Sakit juga ternyata pukulan adik Gita ini. Namun Keenan tak akan menyerah begitu saja, keberuntungannya sudah bisa dieksekusi di depan mata.

"Dua minggu lagi kita ke villa, di sana saya akan melamarmu Gita, kalian tak usah bawa apapun dari sini, karena saya yang akan menyiapkan perlengkapan kalian semua. Hari sabtu dan minggu. Jangan lupa ya!"

Amri terpaksa mengiyakan. Dia sebenarnya sangat mencemaskan nasib kakaknya yang nanti terpaksa harus menjadi orang tua tunggal dan mendapat stigma tak bermoral oleh masyarakat.

"Baik, silahkan anda buktikan tanggung jawab Anda itu, dan jangan bicara saja."

"Ri, nggak sopan bicara kayak gitu ke majikan kakak!" ucap Gita memperingatkan.

"Emang dia memperlakukan kakak dengan sopan, kakak hamil loh sekarang. Apanya yang sopan, dasar wanita murahan!"

Ah Keenan menjadi benci ketika sebutan wanita murahan harus dilekatkan pada Gita yang dicintainya itu. Dia tak akan rela, meskipun yang berbicara itu adalah adik Gita sendiri. Bahkan dulu Keenan pernah memukuli dirinya sendiri karena menghakimi Gita dengan sebutan wanita murahan. Sebenarnya dia hanya cemburu karena Gita ternodai orang lain, tapi mulutnya yang belangsatan malah menyudutkan wanita ini sampai dia tersedu-sedu.

"Amri jangan pernah menyebut kakakmu itu dengan wanita murahan! Dia calon istri saya dan saya tak akan sudi kamu berbicara demikian terhadapnya!" Keenan mengeras.

"Kalau dia bukan wanita murahan, jadi bapak yang sebenarnya laki-laki murahan? Bapak sering berpindah selangkangan ya? Makanya mau sama Kakak saya ini!"

Habis sudah kesabaran Keenan, anak remaja ini memang provokatif sekali sifatnya. Dia layangkan tinjunya sampai Amri terjatuh dibuatnya.

Rumah papan ini bisa roboh saat jika mereka berdua tak ada yang mau menghentikan serangan. Gita akhirnya berteriak saking tak terkendalinya.

"Saya akan bunuh bayi ini kalau kalian berdua terus begini!"

Gita pukul-pukuli perutnya sendiri, dua orang yang tadi kalap sekarang malah terlihat panik karena anak itu dalam kondisi berbahaya. Keenan peluk Gita sesegera mungkin, Amri segera minta maaf, mereka berdua menyesal karena terpancing emosi sesaat.

Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)Where stories live. Discover now