GITA LEMAS OM!

418 1 0
                                    

Semuanya mulai terlihat lebih baik sekarang, semua kebekuan yang tadi terjadi karena keduanya takut salah berbicara kini sudah mencair berkat Gita kembali lagi bersikap hangat dan apa adanya. Dia tak lagi malu-malu karena takut bersikap. Sejak Azhar bilang tak ada masalah yang tak dimaafkannya kecuali perselingkuhan, sifat suka malu-maluin Gita semakin keluar, lancar jaya tanpa hambatan.

Azhar bisa tertawa melihat Gita yang terlalu hiperaktif pada pasar malam ini. Dia mengajak Azhar kesana kemari. Sesekali gadis ini menabrak beberapa pengunjung, hampir diseruduk odong-odong, dan tak jarang dia terpeleset karena terlalu aktif bergerak di jalanan yang licin akibat hujan deras sore tadi. Dress selututnya yang berwarna putih tulang itu kini banyak terdapat bercak noda air kotor dan Gita masih dengan percaya dirinya berjalan-jalan sembari menyemili permen kapas merah jambu ukurannya yang lebih besar dibanding kepalanya itu.

"Aduh, untung aja nggak jatuh!"

Azhar yang tepat di belakang tubuh Gita segera menangkap badan gadis yang hampir ambruk karena terpeleset. Gita merasa diselamatkan meski kaki berserta sepatu flat shoes-nya sudah kotor akibat menyentuh lumpur.

"Makasih Ya Har buat udah pegangin aku!"

"Git, kamu jalan jangan terlalu cepat, emang kamu mau liat apa lagi sih?"

"Itu, liat orang main tembak-tembakan buat dapat hadiah!"

Gita menunjuk ke kumpulan banyak orang, gadis ini memang sangat tertarik dalam permainan peruntungan.

"Aku pegang tangan kamu ya Git, bajumu ntar tambah basah loh kalau kamu jatuh lagi."

Muka Gita merah merona, tapi dia biarkan tangan Azhar yang hangat dan lembab memegangi telapak tangannya yang halus.

Rasanya memang berbeda, pegangan tangan yang penuh perasaan dengan pegangan yang penuh intimidasi yang biasanya Jevi lakukan terhadapnya selama ini. Kalau Jevi, udah sering kasar menariknya, dan jika pria itu kesal, bisa saja tangan Gita dibanting dengan tak berperasaan.

Setan rasanya mulai ikut serta saat dua sejoli itu bergerak ke tempat yang mereka tuju. Ibu jari Azhar tak lagi kaku tapi mulai meraba-raba punggung tangan Gita dengan lembut. Namun gadis itu tak juga terganggu dan merasa hal yang dilakukan Azhar tersebut juga biasa saja.

"Tangan kamu halus ya Git?"

"Makasih!"

Ah, rasanya Azhar sudah tak sabar membawa gadis itu segera ke pelaminan. Ingin sekali rasanya cepat-cepat menghalalkan, lalu membuat Gita seutuhnya menjadi miliknya.

Ya, pasar malam kali ini berbeda karena Gita dan Azhar ke sini dalam kondisi sama-sama sedang jatuh cinta.

***

"Om, Gita pulang!"

Gita mengetuk pintu itu dengan sekuat tenaga. Dia tau dia salah, karena telepon genggamnya sejak bersama Azhar tadi sengaja tak dinyalakan agar majikannya itu tak bawel menyuruhnya untuk pulang segera. Ada 45 panggilan terlewat, chat panjang yang berisi ancaman dari Jevi , sedangkan yang lainnya hanya pemberitahuan grup yang tak terlalu berguna.

Jevi: Lu pergi pacaran dan matiin HP lu Git? Liat aja ntar gue nggak bakal bukain pintu rumah buat lu. Silahkan lu tidur di teras malam ini biar lu diangkat genderuwo sekalian.

Begitu kalimat ancaman tersebut, dan sepertinya Jevi benar-benar serius dengan semua itu. Beberapa kali bel dipencet, sudah sering juga pintu di ketuk, dan bukan sekali dua kali Gita berteriak histeris agar bisa masuk, tapi tetap Jevi masih tetap murka sehingga pintu tak kunjung dibuka.

Baiklah, sampailah pada kesimpulan, jika Gita harus tidur di luar rumah untuk malam ini.

Gita tak mau mengucapkan hal yang sebenarnya terjadi pada Azhar, dia takut Azhar jadi kepikiran dan merasa bersalah. Gita yakin pria itu pasti sudah menganggap jika sekarang dia sudah pulang ke rumah dengan selamat.

Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora