KAKAK SIMPANAN OM-OM YA?

104 1 0
                                    

Sudah hampir empat minggu ini Gita tak bertemu adik-adiknya, jadi saat bertemu mereka lagi di depan asrama rasanya kerinduan benar-benar bisa lepas dari hati terdalam. Gita peluk mereka berdua itu dengan bergantian, dari Cika duluan, lalu baru Amri kemudian.

"Kak kami lagi persiapan ujian semester tapi beberapa mata ujian agama udah ada yang mulai. Kami pulang ntar aja ya Kak, waktu kami udah libur semester ya?" ucap Amri memberikan informasi ke kakaknya itu.

Gita mengangguk, dia bahagia melihat adik-adiknya yang sekarang mempunyai badan lebih berisi. Sepertinya mereka makan dengan sangat cukup di asrama itu

"Kabarin Kakak aja ya, ntar Kakak bawa kalian jalan-jalan kalau udah liburan semester ya!"

Mereka mengangguk bahagia, Cika meraih tangan Gita karena ada benda yang menarik perhatiannya. Sebuah cincin platina yang mempunyai mata berlian di tengahnya.

"Kak, ini pasti cincin dari Kak Azhar ya? Kami udah liat dia tau Kak di facebook, ganteng ya orangnya, pinter ngaji juga, dan adem liatnya!"

Hati Gita segera tertohok. Mengenai batalnya pertunangan itu, Gita belum beritahukan kepada adik-adiknya tersebut. Mereka hanya tau jika Gita menjalin hubungan spesial dengan pria arab itu tanpa ada ikatan apapun sebelumnya.

"Bukan dari Azhar Cik!" jawab Gita lugas.

"Terus dari siapa Kak," tanya Cika penasaran.

"Ada deh!"

Amri mulai curiga dengan cara Gita menutupi rahasia tersebut. Pikiran laki-laki remaja tersebut tertuju pada satu orang yakni majikan dari kakaknya sendiri.

"Dari Om Jevi ya, Kak?"

Darah Gita tersirap, jantungnya deg-degan, dia jadi menyesal kenapa cincin ini tak disimpan saja sebelumnya sehingga tak mengundang pertanyaan.

"Benar dari Om Jevi ya Kak?" tanya Amri sekali lagi.

"Cieeeee," sorak Cika pada Gita, sedangkan Amri hanya memasang muka muram. Dia mulai curiga, jika kasus pembullyan yang sempat heboh mengenai kakaknya merupakan simpanan Om-om itu nyata adanya.

"Iya, dari Om Jevi, cincin biasa aja kok ini, bukan apa-apa!"

"Kok kakak bisa dapat cincin kayak gitu dari Om Jevi, Kakak emang ngelakuin apa?" Amri mulai mengintrogasi sehingga Gita harus berpikir panjang untuk berpikir alasannya.

"Oh, hadiah ulang tahun kakak kok ini, hari ini kan kakak ulang tahun. Kalian lupa ya, ayo kakak traktir makan baso dan sate yuk!"

Cika sudah melonjak kegirangan, tapi Amri hanya terdiam dan berpikir panjang. Tak lama, Gita menginstruksikan agar mereka segera berjalan ke tempat tujuan.

***

Gita pulang ketika matahari sudah hampir sepenuhnya tenggelam. Dia cukup kelelahan karena perutnya terisi penuh dan perjalanan dia dan adiknya tadi ternyata panjang. Tak hanya makan bakso dan sate, tapi mereka masing-masingnya juga menghabiskan seporsi tekwan. Gita langkahkan kakinya ke dalam rumah, di sana sudah ada Jevi yang menyambutnya ramah, terlalu ramah malahan sehingga membuat Gitapun resah.

"Hai tunangan ku, udah makan belum? Kok nggak mau dijemput dan habis itu HP nya malah dimatikan? Jadi ribet kan karena ngehubungin kamu musti malah lewat Amri dulu!"

Gita memandangi Jevi sinis, laki-laki ini lah yang membuat Amri mencurigainya sebagai wanita yang menjadikan tubuhnya adalah lahan bisnis.

"Om itu kalau Gita belum pulang jangan ngurusin kenapa sih. Lagian cuman sekali doang Gita keluyuran ke luar di minggu ini tapi sudah dicurigai macam-macam!" protes Gita.

"Kan lu tunangan gue dan bukan cuman babu gue. Ya gue juga berhak dong buat tau lu lagi apa, dimana, dan sama siapa. Kalau tunangan gue gimana-gimana ntar gue juga yang susah," jelas Jevi.

"Om mending urusin Kak Dahlia aja deh ya, kan Om mau jadi suaminya dia tapi sebelum itu Gita bikin dulu hubungan kalian porak poranda."

Jevi kegeeran jika Gita sedang cemburu buta dengan calon istrinya tersebut.

"Cemburu ya lu? Gue juga bakal nikahin lu juga kok Git!"

Gita mendengarkan hal tersebut dengan kening berkerut, ingin dia tabok kepala majikannya itu agar dapat sadar dari kehaluan yang berlarut-larut.

"Nggak usah nikahin Gita. Gita udah cukup kok dengan status tunangan Om buat manasin Kak Dahlia. Biar Om nanti jadi bujang lapuk selamanya, kayak Gita yang jadi jomblo lagi karena kelakuan Om itu!"

Jevi tertohok, jadi ini maksud Gita menerima lamarannya. Ternyata hanya buat balas dendam dengan Jevi, dan bukan berusaha untuk mencintainya setulus hati.

"Oh gitu, lu nggak berusaha buat cinta gue gitu Git?"

"Beda generasi keuleus, lah lagian Om sih aneh-aneh, udah mau nikah malah sok-sok an melamar Gita. Gita itu tau track record Om, suka ngasih harapan palsu ke banyak wanita. Ini cincinnya Gita kembaliin lagi. Karena cincin inilah Amri curiga Gita jadi simpanan Om."

Jevi patah hati karena cincin itu sekarang mendarat di meja tepat di depannya. Dihempaskan oleh wanita yang dicintainya.

"Git, gue benar-benar sayang sama lu. Gue cinta elu!" tutur Jevi sepenuh hati.

"Om itu munafik, udah jelas-jelas mau menikah, tapi masih bisa bilang cinta ke gita. Aneh tau nggak sih. Om gilanya kelewatan. Udah ah Gita ke kamar dulu. Kalau ada Kak Dahlia bilangin ya, Gita mau balas dendam sekalian manas-manasin dia dengan status Gita sebagai tunangan Om. Biar kalian nanti nggak jadi nikah!"

"Kalau gue nggak jadi nikah, lu loh yang gue nikahi, gue janji nih!"

Bibir Gita langsung mengerucut, dia tak tertarik dengan laki-laki pengecut seperti majikannya tersebut.

"Nggak ah, Gita nggak mau sama Om Jevi, kalau menjalani hubungan cuman bikin patah hati buat apa, sama aja bunuh diri. Dah Om, Gita mau mandi dulu!"

Jevi lalu berlari mengejar Gita setelah mengambil cincin yang ada di meja tamu tersebut. Gita awalnya sempat terkejut, kenapa majikannya ini terlalu berambisi mengejarnya yang sudah bersiap ke kamar mandi.

"Apa sih Om, Om kalau nyakitin Gita bakal Gita aduin loh ke Ibu Gita yang sudah menyatu dengan bumi, biar ntar nanti di akhirat Om dimarahi!"

"Pakai cincin ini, sebulan aja lu pegang status pertunangan ini. Dan gue pastikan lu jatuh hati sama gue, kalau nggak, lu bisa memilih pergi dan gue nggak bakal ganggu lu lagi. Dan lu bisa jual cincin ini dan anggap saja itu upah lu buat meladeni gue selama kita menjadi sepasang kekasih. Paham lu?"

Gita tersenyum merekah, tantangan ini terlalu mudah untuk ditangani dan imbalannya juga tinggi. Boleh juga dengan semua ini, hitung-hitung sambil menyelam minum air, misinya selesai membatalkan pernikahan Jevi, selain itu dia juga mendapatkan cincin mewah ini. Nikmat tuhan mana lagi yang Gita dustai. Benar-benar penawaran yang menarik dan tak akan mudah ditolak begitu saja.

"Deal, siap, siapa takut!"

Gita menyalami tangan Jevi. Dia ambil cincin tersebut dari tangan majikannya itu. Benar-benar anugrah yang sangat dirindukannya dapat rejeki nomplok dengan usaha semudah ini.


Pesona Pembantu Seksi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang