MENUA DAN KEINGINAN-KEINGINAN YANG MULAI BERTAMBAH DAN MENGGANGGU

156 19 0
                                    

Semakin kita menua. Keinginan-keinginan kita semakin bertambah. Menjadi sederhana kian sulit. Mencoba bijaksana dalam konsumsi dan menjalani hidup keseharian, juga tak mudah.

Pada awalnya, beberapa orang, menganggap bahwa, kita hanya butuh ini dan itu, dan semuanya akan tuntas sampai kita mati.

Tapi ternyata tidak.

Semakin usia kita menua, akan banyak kebutuhan yang datang dan mengganggu. Dari hal-hal kecil sampai masalah tanggung jawab seorang anak yang harus mulai hidup mandiri. Lalu saat berkeluarga, keinginan-keinginan bertambah banyak menyesuaikan impian, kebutuhan, dan hasrat.

Ketika kian dewasa, keinginan kita tidaklah menyusut tapi malah bertambah.

Kita ingin buku idola kita. Langganan musik dan layanan film berbayar. Kita ingin gadget yang bagus. Kita juga ingin laptop, komputer, konsol, sepatu, tas, internet rumah, baju baru, jalan-jalan, punya pacar atau pasangan, nongkrong ke kafe, pergi ke mall, keluar negeri, alat make up, alat dapur, bahan makanan, sampai pada keinginan akan rumah baru, mobil, sepeda, skateboard, dan apa pun yang bisa dibeli.

Dari membeli satu, akhirnya aksesoris pendukung akan ikut juga.

Dari membeli satu buku, kita akhirnya berkeinginan membeli buku-buku yang lainnya juga. Entah buku kelanjutan yang pertama atau buku yang berkaitan dengan buku yang habis kita baca.

Saat kita mengidolakan seseorang, kita ingin tahu apa pun soal orang itu. Kita ingin memiliki apa-apa yang disukainya. Dari bacaan buku, musik yang didengar, film yang ditonton, baju dan gaya yang dipakai, sampai pola hidup idola tersebut juga kita ingin tiru. Yang akhirnya, keinginan-keinginan baru muncul.

Ingin punya rumah yang sama dengan si idola. Ingin punya binatang peliharaan yang hampir sama. Ingin jalan ke kota atau negara yang ditinggali atau dikunjungi. Ingin bisa mahir atau jadi cukup ahli seperti yang idola kita bisa. Yang berarti, kita harus membeli ini dan itu untuk menunjang kemahiran kita. Dan pada akhirnya, membeli segala jenis aksesoris, dari buku soal idola, sampai figure dan hal-hal yang jumlahnya banyak, yang berkaitan dengan idola.

Hanya karena suka sama seseorang tertentu yang sudah jadi tokoh atau idol. Keinginan kita sudah sangat membengkak.

Hanya karena menyukai dan mengidolakan satu orang saja. Keinginan-keinginan kita bertambah begitu tak terkendali. Dan kebanyakan, keinginan-keinginan itu membutuhkan uang.

Ini belum ditambah keinginan pribadi kita yang jumlahnya tak terkira.

Dari mulai ingin gaji tinggi, kerjaan bagus, karir menanjak, masuk sekolah dan universitas elite, nilai bagus, ikut kegiatan ini itu, lalu membeli rumah, apartemen, kendaraan, dan banyak lainnya.

Dari rumah saja, kita akhirnya harus membeli cat, lampu, perabotan, peralatan elektonik, kasur, sprei, dekorasi ini itu, listrik, air, sampai kita ingin ada taman dan hal-hal yang membuat kita nyaman dan senang, yang memenuhi seisi rumah.

Setelah rumah, kita ingin membeli mobil, yang setelah membeli mobil, kita ingin mengganti warna interior dalam mobil atau ingin memberi aksesoris ini dan itu. Dan akhirnya, segala yang kita beli, dari satu hal, ke membeli dan ingin hal-hal lainnya yang masih berkaitan.

Jumlahnya tak terkira.

Nanti, juga ada keinginan dan kebutuhan untuk membahagiakan pasangan dan anak-anak. Dari memberi uang jajan, sekolah, biaya les, sampai jalan-jalan, usaha, uang urusan dapur, dan banyak kebutuhan pribadi atau bersama yang mencakup keluarga.

Semakin menua, hidup harian menjadi tak sederhana. Keinginan kian banyak. Sebagian besar sangat mengganggu dan membuat depresi.

Keinginan-keinginan itu, mencakup berbagai macam kebutuhan. Dari yang dasar seperti makan minum sampai keinginan yang berkaitan dengan hobi, ego, hasrat, dan impian.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt