HUBUNGAN SOSIAL DAN TIMBAL BALIK

78 9 0
                                    

Baik dengan tetangga sekitar, yang baik dan tidak bermasalah. Mempertahankan teman yang baik dan yang pernah membantu. Mungkin, itu cara aku hidup bermasyarakat.

Secara percintaan, setia dengan satu orang yang juga setia dan membantu menjalani hidup.

Secara psikologis, mereka yang pernah membantu dalam menenangkan emosiku yang buruk, menemani dan membantuku saat sakit adalah mereka yang layak dipertahankan dan sewaktu-waktu dibantu kalau mereka juga dalam kesusahan. Karena hari ini, sangat jarang orang yang mau menghargai hubungan sosial sampai sejauh ini.

Sangat jauh berbeda saat aku memandang manusia dari mata filosofis. Yang agak kejam dan menganggap hampir semua orang tak lebih dari statistik.

Pandanganku terhadap manusia secara filosofis biasanya hanya aku terapkan saat di dunia intelektual dan pemikiran. Sedangkan dunia sehari-hari adalah hubungan bermasyarakat.

Baik dengan siapa saja di jalan secara singkat dan sekilas karena tak ada keinginan mendapat timbal balik kebaikan. Tak perlu memberi uang kepada pengamen dan mereka yang suaranya tak menyenangkan. Sesekali memberi kepada pengamen yang memang layak diberi dan serius menghayati peran mereka. Memberi tukang parkir dengan layak setelah mencoba berbagai metode memberi uang. Dari yang tak diberi, diberi separuh, atau penuh. Tukang parkir yang tahu bagaimana bekerja dan memaklumi kalau sedang tak ada uang kecil atau lupa membawa uang receh adalah tukang parkir yang layak untuk dihargai.

Mempertahankan hubungan tak dekat dengan siapa pun yang masih bisa diajak berhubungan sosial. Entah di dunia nyata atau media sosial. Entah sekedar membalas pesan, like, komentar, atau sesekali masih mengingat siapa diri kita.

Mereka yang tak bisa lagi dijamah. Tak menganggap diriku ada. Atau sama sekali tak ada respon untuk sekedar menyapa, membalas chat, bergantian dalam like dan komentar adalah mereka yang aku hapus secara sosial.

Dalam artian, kita tak perlu membuang waktu ke orang-orang yang memang menganggap kita bukan bagian dari kemungkinan hubungan sosial mereka.

Hubungan sosial masih bisa berlanjut saat kita tahu, bahwa semua orang pasti memiliki masa kelam dan buruknya sehingga mereka tak bisa diganggu sama sekali. Tapi saat mereka dalam kondisi baik, mereka masih akan mengingat kita. Saat kita datang, mereka akan membuka hati mereka dan mempersilahkan kita untuk sekedar menyapa.

Orang-orang semacam itu masih layak dipertahankan. Walau mereka bukan teman dekat. Sekedar kenalan atau teman yang berjarak. Setidaknya mereka masih menganggap kita manusia.

Orang yang memiliki kesusahan hidup, kekurangan ekonomi, yang memiliki kejiwaan buruk, dan sakit fisik berat tapi dalam kesusahan mereka masih mau membantu diriku. Aku akan menjadikan mereka sebagai prioritas yang lebih tinggi dalam hubungan timbal balik di masa depan.

Aku tipe orang yang akan menghapus orang yang tak lagi bisa diajak bicara. Seorang yang tak lagi menganggap aku ada dibandingkan orang-orang lainnya yang ia masih perhatikan. Karena aku sering bertemu dengan orang-orang semacam itu. Orang yang merasa tinggi di atas semua orang lainnya sehingga hanya mau berteman dengan mereka yang dianggap setara.

Mereka yang meremehkan siapa saja tanpa memilah-memilah berbagai macam jenis hubungan sosial dan bagaimana cara menyikapinya. Orang-orang yang hanya mau berteman dengan satu jenis di antara mereka saja. Dan mengabaikan sisanya.

Beberapa kali percobaan menjalin percakapan tapi tak ada balasan sama sekali. Jadi tak ada gunanya untuk menganggap orang semacam itu manusia yang harus diberi timbal balik sosial yang baik.

Dalam dunia semacam ini, saat kita semua sama-sama sakit. Menyikapi hubungan sosial adalah dengan cara bagaimana mereka juga bersikap baik dengan kita. Atau sama-sama tahu bagaimana harus bersikap. Dan berhenti memaksa membuka obrolan intens saat salah satu di antara-nya dalam kondisi tak ingin diganggu dan ingin menyendiri.

Tahap paling krusial hubungan timbal balik adalah saat seseorang yang kita kenal, entah dekat, tak terlalu dekat, atau yang paling dekat, mau membantu kita saat dalam kesusahan Entah saat kita butuh uang, kita sakit, kita butuh tempat menginap sementara, saat kita ingin ditemani dan dikasih solusi atas masalah kita, dan orang yang mau mendengar semua keluh kesah kita di saat dunia semakin kekurangan orang yang sabar dan mau mendengar.

Mereka yang membantu kita di saat jatuh dan kehilangan harapan hidup atau suatu keadaan mendadak yang buruk adalah orang yang paling layak kita hargai dan jaga. Orang yang akan kita beri timbal balik paling tinggi di antara semua orang. Kita memperlakukan mereka di bawah hubungan kita dengan orangtua, saudara, dan pasangan hidup.

Karena dalam perjalanan kita hidup, kita sangat tahu mana saja orang yang benar-benar mau membantu kita atau tidak. Mana saja orang yang mau meluangkan waktunya untuk kita dan mau direpotkan. Dengan begitu, kita bisa mengukur hubungan timbal balik semacam apa kelak di antara orang-orang yang kita kenal dan masih berhubungan kita.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITADär berättelser lever. Upptäck nu