PENDERITA GANGGUAN JIWA YANG EGOIS

74 7 0
                                    

PENDERITA gangguan jiwa yang egois. Itulah tipe penderita gangguan jiwa yang kita kenal hari ini. Mereka lebih suka menuntut kasih sayang ke orang-orang. Merasa menjadi korban dan ingin lebih dulu diperhatikan. Tanpa pernah ingin memperhatikan orang lainnya, tanpa mau dituntut balik, dan tanpa mau menjadi pendengar dan orang yang mau mengerti.

Mereka lahir dari orangtua yang rusak dan masyarakat yang sama rusaknya. Mereka telah menjadi umum. Jumlahnya mereka sangat banyak dan telah menjadi fenomena yang umum. Mereka lahir dalam budaya kesakitan dan kehampaan yang hampir sama. Mereka memiliki orangtua yang usianya tak jauh berbeda yang dulu hidup dalam masa-masa yang tak menyenangkan, penuh dengan trauma dan masalah. 

Cara terbaik untuk penderita gangguan jiwa yang mengeluh dan ingin meminta saran gratis adalah dengan menyuruh mereka ke psikiter. Membayar biaya layanan untuk dimengerti, didengarkan dan diberi solusi masalah. Karena hari ini, sedikit dari mereka yang bijak dan sadar diri. Memberi saran kepada mereka pun nyaris percuma. Mereka akan merasa tak didengar. Merasa dihakimi. Merasa ditolak dan itu sangat melelahkan berurusan dengan mereka.

Banyak dari mereka tak dimengerti oleh keluarganya sendiri. Tak dimengerti oleh pasangannya. Bahkan teman-teman dekat mereka sendiri telah mengabaikan mereka. Lalu mereka lari ke media sosial dan berharap orang lain yang tak dikenal akan membantu mereka tanpa pamrih.

Sayangnya, saat ingin dibantu, banyak dari penderita gangguan jiwa hari ini bukan malah berterima kasih. Malahan mereka merasa terluka dan marah. Merasa menjadi korban perundungan. Merasa paling tersakiti.

Bagi penderita gangguan jiwa yang yang egois. Yang sejak kecil dimanja keluarga atau diabaikan keluarga sendiri dan tak pernah diajari cara berempati ke orang lain. Tak pernah diajari dan memahami arti berterimakasih ke orang lain. Tak pernah diajari untuk menghargai hubungan sosial dan pertemanan. Tak pernah belajar untuk memahami diri sendiri. Jika kalian terus bersikap semacam itu, gangguan jiwa kalian akan menjadi kian parah.

Itulah alasan kenapa banyak orang hari ini lari ke psikiater, membayar orang untuk mendengarkan cerita mereka, dan terjerat oleh obat-obatan psikiatri.

Kita semua tengah berada di masa anti empati. Suatu masa, saat hampir semua orang juga sakit dan kebingungan terhadap diri mereka sendiri. Semua orang membutuhkan pertolongan dan ingin didengar. Karena semua orang sakit dan menuntut untuk dimengerti. Lalu siapa yang mau menjadi sandaran tanpa pamrih?

Tak ada.

Apalagi banyak dari orang hari ini tipe yang nyaris tak menghargai hubungan sosial dan etika pertemanan.  Atau sudah kehilangan kemampuan untuk melakukan itu karena tak pernah tahu cara menghargai hubungan sosial itu seperti apa.

Itulah era yang sangat menyakitkan bagi mereka yang hari ini mengidap gangguan kejiwaan jenis apa pun.

Menjadi miskin di dunia semacam ini adalah sangat menyakitkan. Seorang yang menderita gangguan kejiwaan harusnya setidaknya makmur atau mandiri secara finansial. Kalau bisa menjadi orang kaya dan terbebas dari masalah keuangan. Dengan menjadi makmur, ia bisa kemana saja dan membeli apa saja untuk tujuan terapi atau meredam perasaan buruknya.

Kekayaan membantu seseorang untuk mandiri dari orang lain. Tak berharap minta dibantu. Karena mereka bisa melakukannya sendiri tanpa harus banyak berharap ke orang lain. Mereka bisa menjadi egois tanpa harus banyak menuntut ke orang-orang. Tanpa harus lari ke media sosial dan minta bantuan dengan cara memaksa.

Bagi mereka yang miskin, egois, dan merasa diri paling benar dan tak mau diberi saran. Biarkan saja mereka menikmati kesakitan diri mereka sendiri. Itu adalah pilihan hidup mereka.

Kita tak punya kewajiban membantu orang yang tak mau dibantu. Biarkan itu menjadi tugas para klinisi dan terapis. Jika mereka merasa tak memiliki uang untuk membeli kesehatan jiwa mereka. Itu urusan mereka. Bukan urusan kita.

Saat kita berada di tengah-tengah mayoritas penderita gangguan jiwa yang egois. Kita juga harus menjadi egois. Karena menjaga penderita gangguan jiwa itu tak mudah. Sering kali penuh kegilaan dan tekanan batin yang bisa berujung pada depresi.

Biarkan kegilaan dan penderitaan mereka menjadi urusan mereka sendiri. Menjadi urusan kenalan dan orang yang dekat dengan mereka. Kita yang bukan siapa-siapa, hanya bisa membantu saran. Lagian kita juga tidak dibayar tapi mereka menuntut terlalu banyak ke kita yang bukan siapa-siapa. Itu adalah suatu kisah yang lucu.

Banyak orang sudah lelah dengan hidup mereka sendiri. Untuk mencari orang yang mau tulus mendengar dan membantu saat ini tidaklah mudah. Kita harus terbiasa membantu diri kita sendiri. Membiasakan diri untuk menyelesaikan semua masalah seroang diri.

Dengan begitu, setidaknya, kita bisa menjadi egois tanpa menyusahkan banyak orang. Kita juga sadar diri bahwa kita ini egois. Alasan lainnya kenapa kita susah untuk sembuh dan hidup tenang.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now