KENAPA MENABUNG DAN MENJADI MAKMUR HARI INI BEGITU SUSAH?

36 5 0
                                    

Pada umur 18-25 tahun, banyak sekali orang desa yang sudah memiliki rumah karena mereka mulai bekerja sejak lulus dari sekolah dasar atau menengah atas. Mereka mau bekerja apa saja asalkan mendapatkan uang, menyimpannya, dan seringkali nyaris tak aneh-aneh.

Beberapa dari mereka menjadi sangat kaya raya karena memiliki jiwa berdagang dan wirausaha yang kuat. Mau belajar dan memiliki etos kerja yang luar biasa tinggi. Standar hidup mereka pun naik dengan cepat di umur antara mendekati 30an dan 40an.

Sedangkan hari ini, orang-orang kota (juga pedesaan modern) ketakutan dengan gaji di bawah umr, merasa cemas tidak memiliki orang dalam, merasa tak yakin dengan diri sendiri dalam mencari pekerjaan yang tepat, terlalu pilih-pilih pekerjaan dan besaran penghasilan yang akan didapat, mudah sekali bosan dan tak bisa mempertahankan kinerja yang stabil, dan emosi yang lebih lemah seperti gampang depresi dan tertekan membuat mereka menghabiskan banyak gaji untuk menenangkan diri mereka sendiri.

Pada usia menuju hampir 30 tahun. Mereka belum menjadi siapa-siapa. Masih belum memiliki rumah. Gaji masih di bawah atau kisaran UMR. Dan seluruh uang yang didapat habis akibat lebih sering resign karena alasan tak kuat dengan tekanan kerja dan hubungan sosial yang buruk di dunia pekerjaan mereka. Lebih memilih menganggur daripada mendapatkan gaji tak seberapa dan jam kerja yang dianggap agak panjang. Lebih memilih tak bekerja daripada mendapatkan pekerjaan yang tak sesuai hasrat dan keinginan.

Saat banyak dari orang yang bekerja sejak lulus sekolah dasar dan sekolah menengah atas. Memiliki pengalaman 5-10 tahunan bekerja apa saja saat usia 25 tahunan. Banyak orang berpendidikan tinggi perkotaan baru lulus masa pendidikan mereka dengan kualitas pendidikan yang buruk, skill yang buruk, dan pengalaman nol. Di usia 22-26 tahun, mereka tak memiliki pengalaman dalam bekerja dan sudah terlanjur hidup dalam gaya hidup enak dan mewah di dunia perkotaan selama mereka kuliah.

Ego yang terlalu tinggi dan ingin hidup enak tanpa bekerja keras. Menghalangi banyak generasi baru untuk mendapatkan sumber ekonomi yang baik dan menjadi makmur.

Waktu yang dibuang-buang untuk memilih pekerjaan itulah, dan lamanya waktu menganggur. Ditambah gaya hidup yang boros dan uang gajian selalu habis untuk keperluan menyenangkan diri sendiri. Menjadi beberapa alasan utama mengapa hanyak orang berpendidikan tinggi perkotaan dengan skill dan etika kerja pas-pasan nyaris berhenti di tempat. Kesusahan menaikkan taraf hidup. Tak mampu bersaing dengan pekerja lainnya yang lebih ahli dan mampu.

Kenapa banyak orang modern, generasi yang lahir di antara tahun 2000an, tak bisa makmur dan kesusahan untuk makmur?

Padahal, jika kita melihat rincian kasar dan sekilas yang ada di bawah ini, banyak orang seharusnya bisa menjadi makmur atau berkecukupan selama bekerja kurang lebih 5 tahun saja.

**

Gaji/penghasilan 30 juta perbulan selama 5 tahun: 1.8 M

Pengeluaran sebulan 2 juta selama 5 tahun 120 jutaan. Ditambah biaya lainnya, anggap saja 200-300 jutaan.

Sisa 1.5 M

**

Gaji/penghasilan 15 juta perbulan selama 5 tahun kisaran 900 jutaan.

Biaya hidup bulanan 500ribu-1 jutaan selama 5 tahun sekitar 30 juta sampai 60 jutaan. 100-200 jutaan dengan biaya lain-lainnya (pengeluaran 1.5-2 jutaan).

Sisa antara 700-800an juta.

**

Gaji/penghasilan 10 jutaan dalam waktu 5 tahun sekitar 600 jutaan.

Biaya hidup 500 ribu sampai 1/2 jutaan kisaran 30 juta, 60 juta, sampai 120-200 jutaan.

Masih ada sisa 400 jutaan.

**

Gaji/penghasilan 5 jutaan dalam waktu 5 tahun sekitar 300 jutaan.

Anggap saja mereka sadar diri dan mampu menekan hasratnya dan bisa menabung lebih baik dengan pengeluaran perbulan hanya 300-500 ribuan saja. Pengeluaran merela selama 5 tahun di antara 18-30an juta. Atau anggap saja sampai 50-60an jutaan dengan pengeluaran antara 500 ribu sampai 1 jutaan.

Masih ada sisa 230-250 jutaan.

**

Mereka yang berpenghasilan di antara 2 jutaan selama 5 tahun mwndapatkan total penghasilan 100-120an juta.

Jika mereka sadar diri, tidak buru-buru menikah dan memiliki anak dan tidak aneh-aneh.

Anggap saja biaya bulanan antara 300-500 ribuan saja. Yang berarti dalam waktu 5 tahun mereka menghabiskan antara 18-30 jutaan. Atau mentok di 30 jutaan.

Mereka masih bisa memiliki uang tabungan sebesar 80-90an juta.

**

Uang sekitar 50-200an juta, bagi orang kampung atau pedesaan, mereka sudah bisa membangun rumah dan usaha.

Bayangkan jika ada uang lebih dari 500 juta atau 1 miliar?

Mereka akan terlihat makmur dan memiliki segalanya.

Kesalahan paling utama orang perkotaan dan pedesaan hari ini, generasi yang lebih baru adalah etika kerja mereka yang buruk. Komunikasi sosial yang buruk sehingga mereka langsung tersingkir dalam pasar kerja saat melakukan interview. Mudah depresi dan memiliki gangguan kejiwaan. Mental yang lebih lemah. Tidak sabaran ingin segera kaya. Susah diatur. Kurang komitmen terhadap diri sendiri dan pekerjaannya. Ditambah pengalaman nol dan skill yang pas-pasan atau tak ada sama sekali.

Mudah depresi dan bosan. Lahir dari orang tua buruk dan mengalami perceraian. Membuat banyak dari mereka memiliki masalah emosional dan fisik yang buruk sehingga mengganggu kemampuan mereka di pasar kerja dan melakukan kinerja yang stabil dalam jangka panjang. Membuat mereka tersingkir lebih cepat dan lebih banyak menganggur.

Apalagi mereka cenderung menikah saat ekonomi masih buruk dan langsung memiliki anak. Atau saat ekonomi sedikit lebih baik, mereka langsung berani memiliki anak saat biaya mengurus anak itu sangatlah mahal. Maka, bagi mereka yang memiliki skill tak memadai, tak memiliki jiwa bekerja dan wirausaha yang kuat, mereka akan tersingkir dan kualitas hidupnya tak akan kemana-mana.

Keluarga dan anak-anak, menghabiskan semua gaji yang setiap bulan mereka hasilkan dan miliki. Lalu menabung? Semua hanyalah impian dan sekadar bertahan hidup.

Apalagi harus membiaya orang tua, mertua, adik-adik, keluarga besar dan lainnya. Uang penghasilan atau gaji akan selalu habis dan tak bersisa. Ditambah lagi para suami yang ketagihan slot judi dan main perempuan.

Ada juga yang lebih memilih kota besar untuk hidup dan menikmati hidup sehingga pengeluaran setiap bulannya menjadi sangat mahal. Ada yang tak bisa hidup di pedesaan. Ada yang tak bisa menurunkan standar gaya hidupnya. Ada yang tak bisa harus hidup jauh dari kemudahan kota besar dengan kurir-kurir paketnya yang datang dan pergi setiap hari. Ada yang terlanjur hidup di kota besar dengan biaya yang jauh lebih mahal dan tetap bertahan di situ karena sudah terlanjur nyaman. Sudah terlanjur menetap lama. Sudah terlanjur bekerja di situ. Sudah terlanjur menikah di situ.

Inilah mengapa banyak sekali mereka kesusahan untuk menjadi kaya atau sekadar memiliki rumah yang layak. Apalagi hidup yang menyenangkan dan berlebih.

Karena di sisi lain dunia, ada orang-orang desa yang rela tak kemana-mana, dengan gaji nyaris utuh, dan semua gaji dan penghasilam untuk dirinya sendiri atau keluarga. Dan mereka, memiliki rumah di usia yang masih cukup muda daripada orang-orang perkotaan berpendidikan tinggi yang memaksakan diri hidup nyaman di kota-kota besar dengan biaya hidup mahal. Lalu mengeluh mengenai gaji mereka setiap harinya.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now