SEORANG IBU DAN ANAK-ANAKNYA

40 2 0
                                    

Bagi perempuan, terkadang anak adalah nyaris segalanya. Terlebih hidup di dunia yang terasa panjang dan membosankan. Memiliki seorang anak lalu memamerkan atau membanggakan keberadaannya di media sosial adalah salah satu cara untuk mencoba memberi arti bagi hidup yang sudah tak tahu mau bagaimana lagi.

Saat seorang perempuan yang memiliki status ibu terlalu sering membagikan atau menonjolkan betapa pentingnya anak-anak yang mereka memiliki. Terkadang itu memiliki beberapa kecenderungan arti; hidup yang cukup atau tengah diliputi kebahagiaan dan lainnya adalah kehidupan yang tak memuaskan atau menyimpan berbagai masalah.

Bagi ibu-ibu yang menyimpan banyak masalah serius dalam rumah tangga mereka. Kita terkadang hanya perlu melihat mereka di dunia nyata atau media sosialnya mengenai seberapa banyak mereka membicarakan dan memamerkan anak-anaknya agar semua orang tahu mengenai sosok anak yang mereka miliki, yang mereka cintai, yang mereka banggakan dengan sangat.

Hidup yang melelahkan. Suami yang tak pengertian atau hilang rasa cinta. Ekonomi yang memburuk. Keluarga besar atau mertua yang ikut campur dan membuat masalah. Perasaan tak puas dengan pernikahan dan bagaimana peran mereka di dalam rumah membuat mereka cenderung tertekan dan tak menikmati hidup. Dan banyak masalah-masalah kecil lainnya yang menumpuk setiap harinya sehingga membuat kehidupan begitu berat untuk dijalani.

Atau terkadang, anak-anak menjadi sangat berharga bagi para perempuan daripada laki-laki saat perceraian atau konflik rumah tangga terjadi. Bagi keluarga yang baik-baik saja dan tak banyak masalah. Anak-anak menjadi sangat berarti bagi para perempuan saat mereka kebingungan menjalani hidup dan tak tahu lagi harus melakukan apa. Anak-anak menjadi obat penenang dan kerinduan dari kehidupan yang sudah tak lagi menarik dan hanya sekadar menunggu mati. Apalagi saat semuanya sudah dimiliki dan dinikmati. Setelah rasa cinta terhadap diri sendiri sudah terpenuhi. Para orang tua perempuan akan melimpahkan hampir semua cinta mereka ke anak-anaknya.

Jika, perempuan sebagai ibu itu memang berkarakter baik.

Dalam kehidupan yang begitu berat, anak-anak menjadi cara atau alat untuk menghibur diri sendiri. Untuk menguatkan diri dan menghadapi dunia sehari-hari yang hampir tak bisa lagi ditanggung. Keberadaan anak membuat para ibu masih ingin hidup, tak membunuh dirinya sendiri, masih mau bekerja, dan mati-matian atau berusaha keras untuk membahagiakan anak-anak mereka.

Suatu hal yang kadang jarang dilakukan oleh para laki-laki dalam kondisi yang serupa.

Para ibu, bisa melakukan apa saja demi anak-anaknya. Sedangkan para laki-laki cenderung berjarak dan abai ke anak-anaknya. Kecuali saat sang anak terpaksa harus bersamanya atau perceraian yang membuat laki-laki membutuhkan anaknya sebagai pegangan hidup yang mendadak hancur. Tapi hal semacam itu sangat jarang dalam kasus laki-laki sebagai suami. Mereka memiliki kecenderungan lepas tangan. Walau tentu saja, tidak semuanya.

Kondisi yang semacam itulah yang kadang membuat para mertua bernama ibu sering bertengkar dengan menantu mereka yang seringkali berjenis perempuan. Atau perasaan rindu yang berubah jadi iri dan amarah sewaktu anak-anaknya berumah tangga dan hidup mandiri tanpa harus lagi bergantung kepadanya.

Ada jejak rasa sakit dari kehidupan, yang semakin diperjelas dengan adanya para ibu-ibu yang semakin aktif di media sosial. Yang memakai foto profil bersama anaknya. Yang sering berfoto dan membuat video dengan anak-anak mereka. Yang terlihat sangat terikat dengan anaknya dan membuat suatu gambaran bahwa anak-anaknya adalah segalanya bagi kehidupannya saat ini.

Suatu kondisi atau keadaan yang jarang para laki-laki atau suami mau melakukannya. Melihat laki-laki memajang foto anaknya atau memiliki foto profil dengan anaknya adalah suatu hal yang langka terjadi. Para perempuanlah yang paling banyak melakukannya. Itu juga menandakan bagaimana mereka menganggap anak-anaknya jauh lebih penting daripada suami mereka sendiri.

Yang terkadang, memang, para suami memiliki peran yang sedikit atau tak terlalu berguna dalam suatu keluarga modern yang penuh masalah. Apalagi jika terlalu banyak konflik di dalam keluarga. Anak-anak menjadi pelampiasan cinta yang gagal diraih atau diberikan ke suami. Membuat para ibu melimpahkan semua cintanya ke anak-anaknya setelah mulai kehilangan perasaan terhadap suami yang awalnya mereka sangat cintai.

Itulah kenapa, anak-anak menjadi keberadaan yang sangat penting bagi para ibu-ibu yang bermasalah, tertekan, dan lelah dengan hidupnya.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now