JATUHNYA KELAS TERPELAJAR

65 3 0
                                    

Banyak sekali orang-orang terpelajar, yang berpendidikan tinggi, lulusan berbagai universitas, yang hari ini mengalami beragam kecemasan mengenai masa depan hidupnya. Terutama hal yang berhubungan dengan ekonomi dan kemapanan yang stabil di masa depan yang jauh.

Banyak kaum terpelajar mulai kehilangan kemampuan untuk mengamankan masa depan perekonomian mereka. Mereka mengalami ketidakyakinan terhadap diri sendiri, apakah mereka mampu bersaing di pasar kerja dan apakah mereka siap menjalani kehidupan yang tak akan sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Banyak dari mereka meragukan kemampuan diri mereka sendiri dan kehilangan kepercayaan diri terhadap bidang yang mereka geluti. Bahkan banyak dari mereka tak yakin apakah mereka memiliki keahlian yang benar-benar mereka kuasai.

Ketakutan mengenai masa depan kian menjadi tren saat kelas bawah pedesaan dan perkotaan mulai merangkak mendorong kaum terpelajar yang tak memiliki kemampuan atau kehalian, ke jurang perasaan cemas yang tiada ujung.

Saat mereka yang tak sekolah, hanya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih rendah, dan mereka yang serba kekurangan mulai mengambil beragam pekerjaan dan mulai bersaing dalam hal kemapanan ekonomi. Kaum terpelajar mulai kian merasa terhimpit saat mencari kerja kian sulit dan mendapatkan gaji yang sesuai pun semakin susah didapatkan.

Harapan untuk segera makmur dan hidup lebih mapan kian menjauh dan tak pasti. Terkadang, sebagian di antara kaum terpelajar itu, bahkan tak mampu mengembalikan biaya hidup dan biaya kuliah yang pernah mereka jalani.

Kenyataan begitu banyaknya kaum terpelajar yang gagal mendapatkan kestabilan ekonomi dan kemakmuran membuat banyak kelas yang ada di bawahnya, mengolok-olok mereka sebagai kaum terpelajar yang gagal dan tak berguna.

Perserteruan sering merebak di media sosial, saat mereka yang tak berpendidikan tinggi mengejek orang-orang yang berstatus mahasiswa sebagai para pengguran manja yang dibayar. Sedangkan mereka yang berkuliah menyerang balik ke para pengkritiknya sebagai orang-orang miskin yang iri dengan kekayaan, kebahagiaan, dan kemampuan orang lain.

Apa yang membuat kaum terpelajar, yang seolah menjadi kelas sosial tersendiri, kini mengalami gugatan dan cibiran yang terang-terangan? Tak lagi banyak dihargai. Kehilangan status berkesan mereka sebagai orang-orang hebat, baik dalam keilmuan maupun pencarian ekonomi? Dan, menjadi kelas yang kini tak menyakinkan untuk dijadikan suatu acuan tentang apa pun.

Apa yang menjadi alasan mengenai jatuhnya kaum terpelajar di masa kita ini?

**

"Apakah kelas menengah melihat ke bawah menuju ke mereka yang kekurangan, atau ke atas menuju mereka yang berlebih, selalu ada ketakutan akan jatuh," tulis Barbara Ehrenreich dalam Fear of Falling.

Buku dengan sampul hijau itu menjelaskan kenapa banyak sekali kelas menengah merasa tak aman dengan posisi perekonomian yang kini mereka nikmati. Jika tidak terus bekerja, mereka tak akan mendapatkan apa pun.

Banyak dari mereka terdiri dari orang terpelajar berpendidikan tinggi yang bekerja sesuai dengan pendidikan yang mereka ambil. Pendidikan tinggi adalah alat agar mereka masuk ke posisi ekonomi yang lebih baik. Lalu mempertahankannya sebisa yang mereka mampu.

Sayangnya, banyak dari mereka adalah generasi lama, yang kini menjadi sangat konservatif di tempat kerjanya masing-masing dan mengamankan posisi yang mereka dapat dari calon pekerja yang lebih muda dan potensial.

Generasi lama yang memang menguasai bidang mereka masing-masing. Lalu berkuasa di berbagai tempat kerja dan mencoba bertahan dari gempuran lulusan baru yang jumlahnya sangatlah banyak.

Para lulusan baru dihadang di sini, tak diijinkan masuk dan melangkah jauh. Mereka pun dibatasi dengan syarat mencari kerja yang terkadang terlalu aneh dan mengada-ada. Atau, perusahaan hanya membutuhkan para lulusan baru yang sudah ahli dan memiliki pengalaman yang cukup.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAKde žijí příběhy. Začni objevovat