TERLIHAT MAKMUR DI LINGKUNGAN KOMPLEKS RUMAH

82 8 0
                                    

Menjadi terlihat makmur di lingkungan kompleks rumah, gang, atau di sekitar warga sangatlah mudah. Kamu hanya perlu memiliki rumah yang jauh lebih bagus dari pada yang lain. Atau setidaknya terlihat lumayan. Lalu taruh sebuah mobil di garasi.

Perpaduan rumah yang terlihat enak dipandang dan mobil sangatlah cocok dengan sudut pandang warga Indonesia. Bahwa seorang yang kaya atau makmur. Memiliki rumah yang bagus beserta mobil di dalamnya.

Urusan berapa banyak gaji kita, berapa aset yang dimiliki, atau penghasilan kita. Itu tak penting.

Apalagi jika berada di lingkungan yang tak banyak mengenal; pejalan kaki atau mereka yang lewat. Cenderung berpikir sederhana. Rumah dan mobil di garasi, sudah cukup menandakan pemilik yang makmur.

Di lingkungan kompleks rumah yang saling memandang. Memiliki rumah yang terlihat lebih bagus atau setidaknya tak kalah bagusnya dengan yang ada di sekitarnya. Sudah cukup untuk terhindar dari olok-olok. Jika berada di lingkungan yang bukan elit. Yang banyak warganya miskin, kelas menengah atau hanya sekedar membayar listrik pun terasa susah. Memiliki rumah estetik dan mobil terparkir, mewakili kesan kemakmuran itu tersendiri.

Terlihat makmur dari masyarakat sekitar kita, memang sangat sederhana. Selain rumah dan mobil yang menjadi tanda utama identitas masyarakat visual. Pekerjaan kita juga menjadi tolak ukur kekayaan itu sendiri.

Kita hanya berkata pekerjaan kita adalah dokter. Orang sudah bisa membayangkan bahwa kita adalah orang kaya. Kita adalah pengusaha. Entah pengusaha apa itu. Seseorang sudah bisa membayangkan. Cukup berkata bahwa diri kita arsitek. Banyak orang langsung paham. Karena semua pekerjaan itu, identik dengan kekayaan.

Memiliki rumah, mobil, dan pekerjaan yang identik dengan kekayaan adalah cara terbaik untuk terlihat makmur. Saat di dalam rumah, apakah gaji kita habis untuk kredit ini dan itu. Kita baru dipecat. Sudah bertahun-tahun nganggur. Atau memiliki hutang yang mengerikan. Itu bukan masalah. Apalagi jika memiliki tetangga yang tak banyak mengurusi jumlah kekayaan kita. Tak pernah masuk ke rumah. Atau tak pernah menggunjing dan ngerumpi yang berujung perihal penghasilan. Maka, agar tetap dianggap sebagai orang makmur. Begitu mudah sekali.

Sering berpergian. Memakai pakaian yang enak dilihat. Kulit putih bersih ditambah cantik dan tampan. Orangnya baik hati saat ada kegiatan-kegiatan bersama. Dan belanjaannya selalu banyak. Menambah kadar persepsi akan kekayaan diri kita, naik berkali-kali.

Bagi banyak orang, gabungan antara rumah, mobil, kulit bersih, tampan atau cantik. Sudah cukup mengubah penilaian secara besar-besaran.

Banyak warga akan menilai bahwa ia kemungkinan dari keluarga kaya yang terawat dengan baik. Padahal bisa saja tidak. Tapi tampilan, memang memengaruhi penilaian sekilas.

Tubuh kita dan apa yang kita pakai adalah tampilan. Begitu juga rumah kita dan mobil yang terparkir. Bisa membuat pendapat orang terhadap kita lebih positif.

Terlihat makmur dan kaya juga memengaruhi perilaku orang lain terhadap kita. Tetangga kita menjadi lebih segan, lebih hormat, lebih ramah, dan memandang kita ini orang yang jauh lebih baik dari pada mereka. Saat tahu kita ini makmur. Entah sekedar terlihat makmur atau benar-benar makmur. Mereka akan memperlakukan kita dengan jauh lebih baik.

Masyarakat Indonesia adalah tipe masyarakat yang sebagiannya masih menganggap orang yang memiliki jabatan dan kaya di lingkungan mereka adalah orang yang harus dihormati. Itulah sebabnya, terlihat sebagai orang yang makmur itu keuntungannya banyak. Dan cara mengakalinya juga lebih mudah.

Cara yang paling gampang tentunya, memiliki rumah yang estetik di luar. Lalu mobil di garasi. Selesai. Hanya itu saja.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now