SAAT RUANGAN DAN PERASAAN NYAMAN TAK LAGI BISA BERTEMU

60 1 0
                                    

Saat ruangan dan perasaan nyaman tak lagi bisa bertemu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ruangan dan perasaan nyaman tak lagi bisa bertemu. Yang tersisa hanyalah tumpukan benda-benda yang tak lagi memberikan perasaan senang dan tak lagi mampu menjadi ruang untuk perlahan menyembuhkan diri.

Mungkin itulah yang akhir-akhir ini aku rasakan mengenai ruang dan tempat yang saat ini aku tinggali.

Seindah dan sebagus apa pun ruang yang kamu tinggal saat ini. Perasaan nyaman dan mendamaikan yang ada di dalamnya sudah terkikis terlalu dalam dan tak lagi menyisakan banyak kesenangan-kesenangan baru.

Se-estetik apa pun ruang itu kamu bangun, tata, dan atur sedemikian rupa, menyesuaikan selera dan harapanmu akan suatu ruangan yang cocok dan akrab dengan dirimu. Yang tersisa hanyalah ruang kosong dari perasaan-perasaan yang mendamaikan.

Kamu tak lagi nyaman di dalamnya. Kecuali saat pulang dari pekerjaan yang sudah tak lagi menarik. Memejamkan mata untuk hari berikutnya. Atau sekadar ruang untuk tubuhmu lepas sejenak dari kebosanan dan kelelahan harian.

Ruang yang tak lagi menghibur itu. Sering kamu tinggalkan untuk berbagai alasan. Kamu tak lagi betah di dalamnya. Mencoba bertahan sebentar di dalamnya pun terlalu sulit dilakukan. Jika bukan karena lelah dan ingin segara tidur. Kamu akan langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan kembali saat tengah malam dengan keadaan yang mengantuk dalam pulang harian seperti biasanya.

Ruangan itu sangat nyaman. Dikelilingi oleh banyak hal untuk menghibur dirimu selama ini. Tapi entah mengapa, ruangan itu kehilangan perasaan terdalam-mu akan suatu hubungan yang dekat dan suatu keadaan yang seharusnya membuatmu bisa merasakan kebahagiaan di dalamnya.

Orang-orang berusaha sebaik mungkin untuk membangun ruangan yang indah dan paling nyaman bagi ketenangan perasaan harian mereka. Mereka berusaha membuat rumah yang menarik dan merancang berbagai macam hal dengan cita rasa yang penuh dengan kehangatan untuk dirinya sendiri. Mereka membangun rumah dan ruangan tidak hanya untuk masa depan yang stabil. Tapi mereka membangun semua hal yang mereka punyai untuk mencoba menghibur diri mereka sendiri dari dunia keseharian yang sangat kejam dan terkadang begitu menyakitkan untuk dijalani.

Ruangan yang indah, nyaman, penuh kehangatan diri kita sendiri, dan secara emosional begitu sangat dekat dengan pola hidup keseharian kita dan beragam emosi yang kita miliki adalah ruangan yang ada untuk menyembuhkan diri kita dari beragama luka emosional dan pikiran yang kita terima selama ini. Ruangan yang seharusnya bisa menyembuhkan kita perlahan-lahan atau meredam segala bentuk perasaan buruk yang terkadang muncul entah dari mana.

Itulah kenapa, kita semua sebagai manusia, menginginkan ruang yang indah dan senyaman mungkin bagi diri kita masing-masing. Karena hal itu sangatlah penting di suatu abad kelelahan yang begitu memilukan.

Tapi apa jadinya, jika ruangan yang kita buat untuk menghibur diri kita sendiri tak lagi bisa meredakan segala kerusakan emosional kita? Tak lagi bisa menenangkan kita. Yang pada akhirnya, seindah dan senyaman apa pun ruangan itu bagi kita dan di mata orang lain. Kita tak lagi merasa bisa berada di dalamnya.

Kita, tak lagi menginginkannya dan berusaha untuk mencari kesenangan dan kedamaian di ruang-ruang yang lain.

Sebagian besar orang, memilih untuk meninggalkan rumah mereka, ruangan mereka, nyaris setiap hari demi lepas dari perasaan tak nyaman itu. Perasaan yang kadang, begitu sangat menakutkan jika kita terlalu lama berada di dalamnya.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now