PERIHAL KEDEKATAN DAN KENAPA KEJAHATAN SUSAH DIBERANTAS

31 2 0
                                    



Kedekatan seringkali menimbulkan kejahatan, pelemahan kebenaran, penghindaran berpikir rasional, obsesi akan validasi yang tak semestinya, pengaman dari kebohongan, dan tentu saja, nepotisme.

Orang-orang yang sangat dekat dengan kita, baik itu orang tua, keluarga besar, pasangan, teman, kolega kerja, atau siapa saja yang cukup dekat adalah orang-orang yang biasanya akan terhindar dari sikap kritis kita. Kita kehilangan sentuhan caci maki yang biasanya kita begitu leluasa mengutarakannya. Kita menjadi sangat tumpul kepada mereka. Dan yang terjadi, kita cenderung mendiamkan atau malah mendukung hal-hal buruk dan salah yang mereka lakukan.




Perihal kedekatan di antara orang-orang ini, biasanya menjadi begitu sangat rumit jika mengarah ke perempuan. Mereka membutuhkan validasi yang begitu banyak, entah dari orang tua, pasangan, teman dan lainnya, untuk membuat diri mereka tenang dan merasa benar bahkan jika mereka itu salah.

Mereka ingin dibela, diperjuangkan, suaranya diterima, didahulukan, didengar, dan semua kemungkinan rasional dan pilihan-pilihan atau kemungkinan-kemungkinan yang berdasarkan fakta bisa tidak diterima oleh mereka jika itu bukan hal yang mereka inginkan untuk dilihat dan didengar.

Laki-laki rasional, yang hidup berdasarkan fakta dan kemungkinan rasional dan semua hal di dunia ini bisa dijelaskan dan menjadi wajar di antara orang tertentu. Nyaris menjadi tak berguna di depan perempuan yang butuh validasi atau pembelaan.

Sebagian perempuan, atau mungkin perempuan secara umum lebih suka ditenangkan atau dibela oleh orang terdekat mereka walau apa yang mereka lakukan itu salah atau tak baik. Dibela oleh kekasih mereka. Oleh suami mereka. Oleh anak mereka. Dan lain sebagainya.

Apakah di antara laki-laki tidak semacam itu? Sebetulnya nyaris sama saja. Hanya saja, takarannya cukup berbeda dan dampaknya sungguh di luar nalar.

Kedekatan antara laki-laki yang membaca bencana dan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya bisa kita lihat lewat perang dunia atau antar negara. Lewat politik. Lewat korupsi dan nepotisme. Lewat perilaku kriminal dan kejahatan di komunitas-komunitas kecil yang tak terhitung jumlahnya. Saat para laki-laki berkumpul di antara mereka sendiri, yang nyaris sejenis, otak kritis mereka cenderung rusak.

Rasa kebersamaan, kedekatan yang terlalu dekat itu, memiliki efek yang buruk bagi pikiran kritis, pencarian kebenaran, dan bagaimana melihat fakta di lapangan dengan lebih terbuka dan jernih.

Kenapa banyak dari kita sering membela kedua orang tua kita walau mereka salah dan berperilaku buruk? Kenapa para laki-laki cenderung membela ibu mereka walau menurut pendapat umum, ibu mereka itu jahat? Kenapa para perempuan tetap membela laki-laki mereka walau laki-laki mereka itu tak baik? Kenapa kita membela teman-teman kita yang melakukan kejahatan? Kenapa kita cenderung memilih tutup mulut saat ada kenalan kita atau anggota keluarga yang melakukan perbuatan tak layak? Kenapa kita harus membela dan membenarkan pasangan atau istri kita walau mereka itu cenderung salah?

Lalu, kita bisa bertanya perihal kedekatan ini ke skala yang lebih luas seperti suku, negara, agama, dan lain sebagainya. Kenapa, saat kita dekat, merasa memiliki, menganggap seseorang atau suatu hal adalah rumah atau tempat berpulang. Kita mendadak menjadi para pembohong, orang yang tak jujur, dan malah menjadi pembela orang-orang jahat dan buruk.

Kedekatan yang lebih dalam terhadap seseorang, seringkali memiliki bagian-bagian tertentu dari ketergantungan, beberapa bagian dari cinta yang buta, perasaan merasa ada yang sembrono, dan kenyamanan yang bisa merusak kebenaran dalam kategori apa pun. Dalam jangkau yang agak jauh, kita sering membicarakan identitas kita dan kedekatan identitas kita terhadap banyak hal di dunia ini. Semakin dekat kita dengan sesuatu, kita merasa menjadi bagian dari itu.

Kita membela yang dekat, yang berharga, yang berarti, yang membuat kita ada, aman, nyaman, merasa tenang, dan merasa dicintai walaupun mereka itu salah. Walau orang tua kita salah. Walau suami-istri kita salah. Walau anak kita salah. Walau teman kita salah. Walau kenalan kita salah. Walau agama kita salah. Walau negara kita salah. Walau manusia itu salah.

Kenapa dunia yang kita kenal hari ini, masih begitu banyak kejahatan dan keburukan di tengah banyak orang berpendidikan tinggi, berpikiran rasional, dan memiliki kemanusiaan tinggi?

Karena masing-masing orang membela keburukan orang-orang terdekat mereka. Demi hidup nyaman di dunia ini, banyak dari kita membela orang-orang buruk karena cinta, merasa aman, merasa memiliki dan dimiliki, atau telah dilahirkan dan disayangi.

Perihal kedekatan, pikiran kritis kita seringkali beku. Begitu juga sikap keadilan kita terhadap segala sesuatu.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now