BIARKAN SAJA ORANGTUAMU MENDERITA; JIKA ITU PILIHAN MEREKA

195 15 2
                                    

Jika kamu memiliki orang tua yang lebih ingin menderita dari pada berbahagia. Maka, biarkan saja mereka menderita. Apalagi, jika sudah pada tahap tidak bisa diapa-apakan lagi. Hormati saja keputusan kedua orang tuamu yang sangat ingin menderita itu.

Mungkin, bagi orangtuamu, penderitaan mereka adalah kenikmatan diri. Atau bentuk dari keegoisan tingkat lanjut yang tidak bisa diubah dan disembuhkan.

Sebaik apa pun kamu mencoba untuk memberi solusi, pekerjaan, usaha, saran, contoh, uang, bahkan kemewahan. Semuanya akan habis dan berakhir buruk di tangan mereka. Atau malah, kadang mereka sendiri lebih memilih untuk hidup serba kekurangan, stress oleh rumah tangga, dan selalu bertengkar yang disebabkan oleh uang dan anak-anak yang salah urus.

Padahal seluruh solusi sudah ada di depan mata. Kita sudah memberinya. Jika solusi itu diterima dengan cepat dan sungguh-sungguh. Jalan menuju kemakmuran dan kebahagiaan akan jadi lebih mudah.

Tapi, kenapa begitu banyak orang tua yang lebih suka menolak solusi dan lebih memilih mengurung diri ke dalam penderitaan dan stress terus-menerus?

Banyak orang tua begitu nyaman dengan diri mereka sendiri, sehingga tidak mau berubah dan bergerak maju. Menolak percobaan-percobaan. Tak mau mengarahkan diri ke tantangan berikutnya yang harus dipecahkan agar hidup lebih mudah dan menyenangkan.

Mereka lebih memilih tak kemana-mana. Tetap dengan pola hidup lama, karena itulah pola yang selama ini mereka kenal, ketahui, kuasai, dan aman. Bahkan jika itu membuat mereka depresi, marah, mengamuk, dan kadang menangis. Pola itu sudah dikenal dan membuatnya nyaman walau cukup menderita.

Ini jadi alasan kenapa begitu banyak orang tua enggan menerima tantangan anaknya untuk membuka usaha, melakukan bisnis, menyelesaikan masalah utama keluarga, tidak berani menyuruh anak-anaknya yang sudah menikah keluar rumah biar tidak menjadi beban keuangan, dan selalu terjebak beban moral dan kasih sayang yang merusak. Yang sebenarnya adalah bagian dari ketidakmampuan orang tua untuk berumah tangga.

Perasaan aman di dunia lama dan tidak diharuskan mencoba-coba dunia baru. Jadi alasan lain, yang membuat begitu banyak orang tua merasa begitu nyaman dengan penderitaan rumah tangga mereka.

Mereka merasa aman dengan kekerasan rumah tangga yang dialaminya. Mereka merasa aman saat diselingkuhi. Mereka begitu aman dengan kekurangan uang terus-menerus karena anak-anak mereka yang konsumtif dan tidak mandiri. Mereka merasa aman tidak memiliki pekerjaan walau selalu bertengkar. Mereka merasa aman tersiksa fisik, batin, dan gunjingan sosial di sekitarnya. Mereka merasa nyaman dan aman dengan penderitaan mereka sendiri. Dan berlibi mengenai tidak bisa melakukan ini dan melakun itu.

Lebih tepatnya, mereka tidak mau melakukannya. Tidak merasa berkepentingan menyelesaikannya. Tidak ingin keluar dari kesengsaraan hidupnya sendiri.

Begitu banyak orang tua atau mereka yang sudah berumah tangga, bertahan hidup demi segala yang aman. Asalkan anak-anak memiliki ayah, si ayah selingkuh beberapa kali itu tidak masalah. Asalkan diberi makan dan rumah tinggal. Dipukuli dan dilecehkan berkali-kali itu tak jadi soal. Asalkan masih bisa melihat anak-anaknya. Anak-anaknya menjadi beban keluarga, juga dilakukannya. Asalkan masih bisa hidup mewah dan berkecukupan. Hidup dengan pasangan yang buruk dan tak membuat bahagia pun dilakukannya.

Semua tindakan itu adalah pilihan sadar mereka sendiri. Mereka mau keluar dari penderitaan itu. Atau berlama-lama di dalamnya.

Jika kamu memiliki tipe orang tua semacam itu. Biarkan saja mereka hidup dengan penderitaannya. Karena semua solusi dan pendapatmu tak akan pernah mau didengarkan dan dijalankan.

Lebih baik kamu mengurusi diri sendiri. Keluar dari rumah dan dari orang tua yang buruk. Karena sebaik apa pun kamu mencoba membuat mereka bahagia. Mereka lebih memilih untuk tidak bahagia.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now