ECONOMIC SHAMING / CELAAN EKONOMI

105 7 0
                                    

ECONOMIC shaming atau celaan ekonomi, adalah gagasan yang lahir dari perbincangan dengan kekasihku saat membahas berbagai macam bentuk istilah pelecehan yang tersedia dan apa saja yang belum jadi hal yang penting untuk diangkat. Aku harus berterimakasih kepadanya, karena untuk hal itu, aku menemukan banyak istilah baru yang bisa aku jadikan analisa sosial yang tengah aku lihat selama ini.

Apa itu celaan ekonomi? Suatu tindakan atau perkataan yang ditunjukkan ke seseorang dengan maksud merendahkan, menghina, mencela, mengolok-olok, atau pamer kekayaan dengan tujuan untuk menyakiti perasaan seseorang. Selain celaan ekonomi, ada juga economic abuse, atau pelecehan ekonomi.

Pelecehan ekonomi sudah lebih dulu ada dan menjadi istilah untuk masalah rumah tangga, di mana salah satu pihak memiliki sumber dan kekuasaan ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga memaksa pasangan yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi harus menurut dan bergantung. Tapi, istilah ini terlalu menyempit dan harus diperluas. Atau lebih tepatnya diganti.

Dari pada istilah yang setengah-setengah semacam itu, lebih baik aku menggunakan kekerasan ekonomi untuk menjelaskan tindakan seseorang yang tidak terbatas dalam rumah tangga. Suatu tindakan yang membuat seseorang atau sekumpulan orang menderita secara ekonomi, menjadi miskin, bunuh diri, atau kehilangan hak ekonomi atau sumber daya ekonomi yang ia miliki. Juga, suatu kondisi saat seseorang tak memiliki kekuasaan atas sumber ekonominya sendiri sehingga tak mampu berdiri secara mandiri, menjadi sangat ketergantungan dalam artian negatif, dan membuat seseorang menjadi rendah diri dan hancur secara mental.

Dua hal ini, jika diperluas dan diterapkan, akan menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang yang hari ini begitu latah dalam merendahkan orang lain secara ekonomi. Pamer kekayaan dengan maksud menyakiti perasaan dan mengolok-olok. Atau, para pejabat negara yang terlibat korupsi dan pengusaha yang menghancurkan sumber penghasilan karena menyerobot lingkungan hidup masyarakat tertentu.

Jika pelecehan dan kekerasan seksual atau sekedar pencemaran nama baik saja masuk ke ranah hukum pidana. Kenapa tidak, celaan ekonomi masuk dalam ranah pidana juga? Karena termasuk merendahkan, menghina, dan merusak kesehatan mental seseorang.

Begitu banyaknya influencer dan artis media sosial begitu latah dalam merendahkan orang lain dan masyarakat luas karena mereka kaya atau lahir dari keluarga yang berada. Karena mereka hidupnya lebih baik dan bisa membeli apa saja, tak pernah kekurangan dan selalu hidup dalam kemewahan, sehingga orang lain yang ekonominya lebih rendah mereka cela dan hina. Tindakan-tindakan semacam itu tak pernah dianggap serius dan sekedar menjadi sensasi sosial yang meledak sebentar dan menghilang begitu saja. Mereka yang merendahkan malah seringkali dikenal, menjadi artis, dan karirnya naik dengan tajam.

Kasus-kasus semacam itu, harusnya mulai sekarang masuk dalam kategori celaan dan kekerasaan ekonomi. Dengan tujuan menyakiti orang lain dan menghancurkan mental seseorang. Seorang publik figur yang terlibat masalah semacam itu, harusnya tidak bisa lagi menaiki tangga karir dengan mudah.

Apalagi jika rasisme ekonomi terjadi hanya karena salah satu pihak lahir dari keluarga yang kaya sehingga menimbulkan segregasi kaya-miskin dan orang-orang kaya merasa jijik jika berbincang, melihat, atau sekedar bertemu dengan orang-orang yang mereka anggap tak layak.

Celaan ekonomi harus mulai disejajarkan dengan pelecehan seksual dan pencemaran nama baik. Sesuatu yang harusnya tak diucapkan dengan mudah. Dan memiliki dampak yang berat bagi mereka yang melakukannya dengan maksud merendahkan.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें