LAKI-LAKI MODERN: PENGANGGURAN DAN DEPRESI

24 1 0
                                    

Sekarang ini, menjadi pengangguran adalah hal yang umum di antara para laki-laki. Begitu juga dengan depresi. Pengangguran dan depresi adalah normal baru bagi kejatuhan era laki-laki.

Menemukan laki-laki yang pengangguran karena alasan tertentu atau memang sebagai pilihan hidup. Saat ini sudah menjadi umum. Wajar.

Sangat menyedihkan memang, kita sebagai laki-laki berada dalam kondisi semacam ini. Kehilangan semangat hidup. Tak punya kemampuan untuk bangkit. Jatuh dalam depresi selama bertahun-tahun sampai takut keluar rumah dan menjadi cemas ketika bertemu orang-orang di lingkungan sekitar. Dan terjebak dalam sebuah keluarga yang buruk tanpa penolong sama sekali.

Begitu lemahnya laki-laki hari ini sampai mereka berkumpul dalam grup-grup para pengangguran yang bangga dengan bertahun-tahun menganggur dan menjadi pecundang di kamarnya masing-masing. Mereka merasa aman di sana. Saling mendukung. Lalu tetap mengurung diri di pojok ruangannya masing-masing.

Dari laki-laki yang berisi para pekerja keras yang dihuni oleh kakek dan ayah kita. Lalu berakhir dengan diri kita yang nyaris tak berguna.

Tapi di sinilah kita sebagai laki-laki. Banyak dari kita telah mengalaminya. Kondisi yang penuh cemas, rasa sakit, dan kerusakan di sana sini bahkan sebelum pendidikan kita sendiri terselesaikan.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan di kondisi semacam ini? Saat tak ada siapa-siapa yang menolong. Kita jatuh dalam depresi yang panjang. Juga parahnya, menjadi pengangguran sekian lama?

Tak mudah untuk keluar dari depresi. Karena depresi adalah kenyamanan itu sendiri. Kita nyaman dalam rasa sakit. Dan kita nyaman untuk menyerah. Menyerah dan tidak melakukan apa pun adalah sisi ternyaman yang banyak orang lainnya lakukan saat mereka tak lagi tertarik berurusan dengan kehidupan mereka sendiri dan tak mau mengalami suatu kehidupan yang keras dan penuh cobaan.

Terjebak dalam depresi. Selain jatuh dalam kubangan perasaan yang tak nyaman dan kecemasan setiap harinya. Sebenarnya juga terjatuh dalam ketidakinginan untuk bangkit, tak ingin lagi bergerak, dan menolak untuk lagi menatap dunia.

Suatu keadaan menyerah total tanpa adanya tanda-tanda untuk bangkit melawan.

Itulah kenapa, menjadi depresi dan pengangguran adalah dua hal yang sangat sering dijumpai dewasa ini di antara para laki-laki. Karena kedua hal itu sama-sama membuat aman dan membuat banyak laki-laki terlena dalam kejatuhannya.

Dalam depresi dan keadaaan menganggur. Kamu tak perlu melakukan apa pun. Tak dituntut dan ditekan oleh orang-orang di lingkungan kerja dan tak harus menghadapi dan memecahkan masalah hubungan sosial dan rumitnya dunia orang dewasa.

Tak ada persinggungan dengan orang lain. Tak ada kemungkinan bentrok dan cekcok. Tak ada kasus di mana kita harus terlibat dengan orang lain dan berurusan dengan masalah mereka.

Tak ada tuntutan apa pun dari luar dunia kita. Itulah yang membuat depresi bisa sangat berkepanjangan. Begitu juga dengan tidak bekerja.

Hal yang sama berlaku dengan kemiskinan dan keadaan di mana seseorang nyaman dengan kemiskinan mereka. Karena mereka tak dituntut untuk berubah, berusaha dengan penuh peluh, dan harus menghadapi kenyataan hidup sehari-hari yang begitu beragam.

Orang-orang depresi yang tidak bekerja masih bisa kuat menghadapi depresi mereka dan masih hidup sampai selama ini karena mereka sudah nyaman hanya dengan makan dan merokok setiap harinya. Bergentayangan di media sosial dan mendapatkan perasaan dukungan di dalamnya. Bermain game. Membaca komik. Dan asalkan internet selalu ada. Mereka akan tetap hidup walau telah terhina dan dihina oleh lingkungan sekitar dan keluarga selama ini.

Mereka sudah nyaman dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan depresi mereka. Dengan keadaan mereka yang tanpa bekerja. Dengan keluarga yang masih mau memberi makan dan tempat tinggal. Mereka sudah terbiasa dengan caci maki. Dengan kata-kata kasar dan menyinggung. Dengan tatapan benci dan meremehkan.

Mereka sudah terbiasa direndahkan dan diremehkan oleh banyak orang. Lebih mudahnya, mereka sudah terbiasa menjadi makhluk rendahan dan nyaman untuk menjadi manusia semacam itu.

Perasaan nyaman berada dalam konsisi semacam itu selama bertahun-tahun. Tanpa uang. Tanpa harus berjuang untuk kehidupannya sendiri. Membuat banyak laki-laki yang mengalami depresi dan juga dalam status pengangguran, jika tak ada satu pun orang yang menolong dan menemani. Mereka akan tetap berada dalam kondisi semacam itu dan susah untuk keluar.

Keluarga yang buruk. Tak pengertian. Tak adanya teman sama sekali atau yang mau menolong. Tak adanya kekasih atau pasangan hidup yang mau memercayainya dan menuntun kehidupannya. Membuat keadaaan depresi semakin parah dan tak bisa dientaskan dengan mudah.

Beberapa orang mungkin cukup kuat dengan depresi mereka. Masih bisa bekerja dan mencari uang walau diterpa depresi bertahun-tahun. Masih mau berjuang walau mengalami periode jatuh bangun yang mengerikan. Masih bisa bersenang-senang dan melakukan banyak hal. Ada beberapa orang yang memiliki kemauan kuat dan mental yang cukup kuat sehingga mereka tak jatuh dalam keadaaan menyerah total dalam depresi yang berkepanjangan. Mereka menjalani apa yang aku sebut sebagai depresi yang elegan. Orang-orang depresi yang masih bisa menikmati ilmu pengetahuan, dunia seni, hiburan, mencari uang, dan menjadi makmur.

Tapi, sebagian lainnya tak seperti itu. Mereka tak memiliki mental yang kuat untuk menghadapi dunia. Mereka bahkan menyerah saat mereka masih remaja dan masih sangat muda.

Belum sempat menghadapi kehidupan usia dewasa dengan beragam tanggung jawabnya yang begitu berat. Mereka sudah menyerah lebih dulu.

Tak mudah untuk keluar dari depresi yang sudah terlanjur membuat seseorang nyaman. Harus ada seseorang yang menarik orang yang jatuh dalam depresi itu sekuat tenaga. Yang selalu menemani sampai kondisi depresi itu mereda. Itulah kenapa, di masa kita hidup saat ini. Dukungan keluarga dan kekasih itu penting. Setidaknya kita tidak sendirian.

Selain itu, apa yang bisa dilakukan oleh para laki-laki yang sudah terlanjur terjatuh dalam keadaan depresi yang tanpa ujung itu? Depresi yang tanpa bekerja?

Depersi tanpa memiliki uang dan pekerjaan di sebuah keluarga yang buruk dan tanpanya adanya pasangan adalah suatu keadaannya yang sangat pahit dan mengerikan di antara para laki-laki.

Mungkin, yang bisa para laki-laki lakukan saat dalam kondisi semacam itu adalah melakukan upaya jangka panjang dengan batasan umur yang bisa dilakukan secara bertahap. Tak perlu harus melangkahi semua proses dan berharap semua masalah terselesaikan. Seseorang hanya perlu menyelesaikan masalahnya satu persatu dalam jangka waktu yang cukup panjang. Antara 5-10 tahun.

Itulah waktu yang sedikit cukup untuk keluar perlahan-lahan dan lepas dari depresi yang tanpa harapaan.

Setidakya, sebelum umur 30 atau 40 tahun. Seseorang sudah bisa sedikit lepas dari depresi itu dan memiliki kehidupan atau keuangan yang jauh lebih baik.

Dalam satu tahun, kita hanya perlu menyelesaikan satu masalah kita sampai tuntas atau hampir tuntas. Tahun berikutnya menyelesaikan satu masalah lainnya. Begitu juga di tahun-tahun setelahnya.

Tak perlu buru-buru. Asalkan kita tahu apa yang harus kita lakukan dan butuhkan untuk keluar dari kondisi kita saat ini. Kelak, mungkin kita akan berhasil menghadapi monster liar yang ada dalam diri kita sendiri.

Tapi sebelum itu, pastikan, kita memiliki seseorang yang selalu ada bersama kita. Entah itu teman atau kekasih yang mendukung. Dengan begitu, dunia akan lebih mudah dihadapi. Tapi perlu diingat. Mereka harus teman dan kekasih yang tepat. Bukan malah sebaliknya.

Mengalami depresi tanpa tanpa pekerjaan telah menjadi kondisi normal di antara laki-laki. Banyak dari kita mengalaminya. Itulah kenyataan yang banyak dari kita saat ini alami. Kita harus menerimanya. Dan perlahan-lahan mencoba untuk kembali berani menghadapi kehidupan dan orang-orang yang beragam di dunia kita hidup.

Dan sekali lagi, kita harus berani keluar dari lingkungan yang buruk. Bahkan jika lingkungan itu adalah keluarga kita sendiri. Itulah salah satu awal bagiamana seorang laki-laki menyembuhkan dirinya. Keluar dari cengkraman suasana buruk keluarga.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now