AGAMA DAN HUTANG: KUTIPAN

58 2 0
                                    

Orang yang taat beragama adalah mereka yang membayar hutang-hutangnya dan tak menjadi penyebab putusnya hubungan sosial karena marah jika ditagih.

Jika hutang menjadi penyebab rusaknya hubungan sosial dan kepercayaan. Maka untuk apa beribadah setiap hari?

Jika ibadah membuat banyak orang menjadi buruk, tidak jujur, dan lebih memilih memutuskan ikatan persaudaraan. Mungkin, mereka sejak awal memang tak mencintai Tuhannya.

**

Jika mayoritas orang beragama enggan membayar hutang-hutang mereka. Apakah sejak awal mereka sadar bahwa mereka membuat dosa secara sadar dan menentang Tuhannya secara terang-terangan?

**

Kenapa masyarakat dengan mayoritas orang beragama di dalamnya tidak bisa jujur perihal uang dan masalah utang piutang?

**

Jika orang baik yang memberi pinjaman dianggap remeh dan tak dihargai. Masyarakat akan terjebak pada pinjaman online dan sesama tetangga atau teman akan saling enggan menolong menyangkut uang dan pinjam meminjam.

**

Dengan menjadi tak bisa dipercaya perihal hutang dan uang yang dipinjam. Masyarakat secara sadar menghancurkan diri sendiri.

**

Utang piutang menjadi alasan nyata dari hancurnya hubungan sosial dan hilangnya empati. Karena kebaikan tak dihargai. Banyak orang mulai enggan berbuat baik dan membiarkan orang-orang yang memiliki masalah menyelesaikan masalah-masalah mereka sendiri.

**

Karena kebaikan kita dianggap remeh. Kita pun mulai enggan meminjamkan uang kita ke orang lain. Mereka yang butuh uang segera untuk operasi atau kebutuhan pentingnya lainnya. Lebih baik mati saja atau terjebak pada hutang yang mencekik asalkan tak lagi menjadi urusan kita.

**

Hukum sosial itu kejam. Saat agama kalian menganjurkan untuk saling mengeratkan persaudaraan dan tolong menolong. Tapi banyak dari kelian menghina agama dan Tuhan kalian sendiri dengan meremehkan setiap hutang yang kalian miliki.

Hasilnya? Kalian sekarang semakin susah mencari pinjaman ke saudara dan tetangga kalian sendiri.

**

Aku lebih menyukai para ateis yang mau membayar hutangnya daripada orang-orang beragama yang sudah ditolong, ditagih malah marah, dan tak mau sama sekali membayar. Terkadang, orang-orang yang percaya Tuhan jauh lebih kejam daripada mereka yang tak percaya. Terlebih perihal utang piutang.

**

Banyak orang menganggap hutang bukan tanggungjawab mereka. Mereka menganggapnya sebagai beban. Meremehkan orang baik yang memberi pinjaman. Kalau bisa, sebisa mungkin mereka abai dan tak mau membayar. Gaji dan penghasilan yang dimiliki lebih baik untuk bersenang-senang. Cara berpikir semacam inilah, yang membuat hubungan sosial putus. Membuat masyarakat menjadi kian individualis dan masa bodoh dengan orang lainnya.

**

Pinjol dan berhutang ke bank menjadi cara terakhir masyarakat mencoba menolong diri mereka sendiri setelah mereka mengkhianati orang-orang di sekitarnya dan yang pernah mempercayai dan membantunya.

**

Banyak orang semakin enggan memberi pinjaman uang ke orang lain, saudara, atau teman dekat adalah bukti dari rusaknya masyarakat menyangkut kepercayaan. Itu juga bukti dari rusaknya agama yang dianut oleh masyarakat, yang tak lagi bisa menghargai pertolongan orang lain.

**

Mereka yang enggan dan tak mau membayar hutang-hutang mereka, entah mengapa, masih bisa dengan tenang menjalankan ibadah agama dan merasa tak memiliki beban sama sekali.

**

Mungkin nereka akan dipenuhi oleh orang-orang beragama yang tak mau membayar hutang-hutang mereka.

**

Kepercayaan itu mahal. Sangking mahalnya, banyak dari kita sekarang mati-matian harus berjalan sendiri dan tak tahu lagi harus meminta pertolongan kepada siapa. Karena kita sudah mencederai kebanyakan kepercayaan orang-orang. Kita pun kehilangan orang-orang baik di sekitar kita.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang