SAAT KELUARGA TIDAK BISA MEMBUATMU MERASA ADA

108 13 0
                                    

Terkadang, kita berpikir, seandainya kita pulang ke rumah, bertemu anggota keluarga dan memasuki lagi rumah masa kecil. Kita akan kembali bernostalgia dengan kenangan menyenangkan masa lalu. Atau merasa lebih ada dari pada saat kita sehari-hari bergelut nyaris sendirian dalam dunia riuh kita yang tak kunjung tuntas.

Dengan pulang ke rumah orangtua, mungkin, akan ada sedikit kebahagiaan yang tersedia. Dari perasaan kesepian, gamang, cemas, dan ketidakmenentuan yang begitu dingin.

Hanya saja, kenyataan tak selalu sesuai yang kita harapkan. Saat pulang ke rumah, beban hidup kita malah terasa bertambah. Pikiran-pikiran baru memenuhi kepala dan membuat tambah cemas. Tekanan-tekanan baru. Tuntutan-tuntutan baru. Dan segala yang membuat kita tak nyaman.

Apa yang kita cari, ketenangan dan harapan akan rumah terakhir yang membuat tenang, sirna.

Kamu lelah menjadi tumpuan harapan semua orang. Kamu lelah mendengar keluhan-keluhan dan kegagalan-kegagalan dari keluarga besarmu. Kamu ingin menikmati menyendiri, sambil bertemu keluarga dan berharap semua masalah yang hadir dalam dirimu sedikit redam. Tapi rasanya, malah semakin banyak beban yang datang dan membuat perasaan kita kacau.

Akhirnya, pulang pun rasanya percuma. Kecewa. Dan menjadi keputusan yang salah.

Bertemu dengan keluarga tak membuatmu bahagia dan merasa hidup. Tapi merasa lebih gamang dan kian tertekan semakin dalam. Terbebani oleh banyak nilai moral, tanggungjawab dan harapan-harapan.

Adakalanya, keluarga tak lebih dari masalah. Bukan tempat kita menyelesaikan masalah dan merasa lebih ada.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now