MENUA; SEBUAH MASALAH PENGAKUAN

295 20 0
                                    

Menjadi tua seringkali tak menarik. Tak menyenangkan. Atau bahkan menakutkan.

Banyak dari kita menolak menua. Terlebih saat orang lain menyebut kita dengan panggilan yang menandakan bahwa umur kita telah menuju senja.

Banyak dari kita tidak merasa bahwa kita tengah menua. Hanya tubuh kitalah yang menjadi berubah dan menyiratkan usia yang menua itu. Tapi pikiran kita, perasaan kita, atau keseluruhan diri kita, selain tubuh, merasa bahkan kita masih seperti biasanya.

Itulah sebabnya, tubuh yang menua kadang menunjukkan kenyataan yang tak menyenangkan. Seolah berkhianat.

Banyak sekali orang menolak dianggap tua dan sudah berumur. Karena dalam diri mereka, mereka tak pernah menganggap diri mereka menua sama sekali. Seadanya tubuh bisa diubah menjadi lebih muda atau tetap pada usia yang diinginkan sesuai apa yang diri rasakan. Mungkin, tak ada yang namanya usia tua.

Di dalam tubuh yang menua. Terdapat para anak kecil, mereka yang masih remaja, atau mereka yang merasa cukup berada di usia dewasa muda. Selebihnya, hanyalah tubuh.

Tapi tidak mengakui kenyataan bahwa tubuh kita telah menua juga akan menjadi masalah sendiri. Mungkin jiwa kita masihlah sangat muda atau kita berhenti di usia sangat muda. Tapi tubuh kita tak bisa merasakan hal itu. Tubuh kita tetap akan menua dan kita tak bisa menolaknya.

Mengakui tubuh yang menua adalah pengakuan yang paling penting. Kalau tidak, kita bisa menolak kenyataan akan situasi kita sendiri. Kita malah akan menolak kenyataan bahwa tubuh kita sebentar lagi akan mendekati akhir.

Saat diri kita yang di dalam tak merasakan usia yang menua. Tubuh kita merasakannya. Perlu pengakuan serius bahwa diri kita terikat dengan tubuh. Dan sangat penting bahwa kita berani mengakui bahwa kita telah menua.

Dengan begitu, kita bisa bersiap dan bersegera. Jika tidak, kita tak banyak bisa bersikap serius terhadap diri kita sendiri. Karena tubuh kita terbatas. Kita tak bisa memanjakan diri kita yang di dalam atas perasaanya yang mengatakan bahwa ia tak pernah menua.

Saat kita mengakui bahwa kita menua dengan cepat atau wajar. Kita akan lebih serius dengan pekerjaan kita, tanggung jawab kita, mencari kemapanan, mengamankan masa depan saat tubuh kita sudah tak lagi sepakat dengan apa yang ada di dalam diri.

Saat kita menerima pengakuan itu. Kita akan mulai menyadari waktu yang terbatas dan dengan segera ingin mengatasinya. Menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan. Tidak lagi bermalas-malasan seperti biasanya. Bekerja lebih keras. Lalu, mencoba menikmatinya dengan kesadaran diri yang cukup.

Jika kita tidak memiliki keberanian untuk mengakui usia kita sendiri yang terus bertambah setiap tahunnya. Maka, kita akan terjebak oleh masa lalu. Dan itu, akan menjadi masalah serius.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now