MENJADI IBU RUMAH TANGGA, PASTILAH BERAT

94 11 0
                                    

Seberapa beratkan menjadi ibu rumah tangga tanpa pembantu? Sangat, sangatlah berat.

Apalagi jika menyangkut kebersihan rumah. Rasanya tak ada habisnya. Selalu saja ada yang kotor entah di sudut yang mana. Debu datang setiap hari. Kotoran kecil selalu ada di meja, kusen jendela, atau bahkan di tempok.

Kadang, benar-benar ingin marah. Habis dibersihkan, tak lama kemudian kotor lagi. Apalagi mereka yang punya anak. Tekannnya pastilah sangat tinggi dan aku yakin, sesekali, ada yang tak ingin peduli sama sekali.

Karena benar-benar melelahkan.

Sebagai laki-laki yang hidup sendirian. Menghadapi kenyataan setiap hari menyoal rumah, benar-benar membuat kepala runyam. Tak heran, jika jarang sekali laki-laki yang bisa mempertahanlan kebersihan rumahnya saat ditinggal mati istrinya. Atau saat harus tinggal sendirian karena belum menikah atau urusan pekerjaan. Bisa melihat rumah yang bersih setiap harinya, adalah langka.

Hanya sekedar membersihkan rumah saja, butuh dedikasi yang tinggi. Tahan bosan. Sabar. Juga, kendali emosi yang sangat besar. Jika tidak, bersih-bersih rumah akan berhenti seketika karena muak, marah, bosan, dan adanya perasaan yang tak pernah selesai dan tiada akhir.

Bagi sebagain besar orang, bersih-bersih rumah itu menyebalkan. Kecuali bagi orang-orang yang pekerjaan memang hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Itu pun, bagi generasi baru, pekerjaan rumah sering dianggap sebagai pekerjaan pembantu. Sehingga mereka tak mau melakukannya. Dan beralibi, "Aku menikah bukan untuk jadi babu."

Membersihkan rumah saja itu berat. Apalagi jika rumah yang kita tinggali cukup besar. Jelas, sangatlah berat.

Ditambah harus mencuci yang prosesnya banyak dan melelahkan itu. Masak yang menghabiskan berjam-jam tenaga dan kesabaran. Mengurusi anak yang harus setiap saat diawasi dan diperhatikan. Apalagi diharuskan merawat diri, berdandan, mengerti dan memuaskan suami.

Sangat, sangat berat dan melelahkan.

Apalagi jika istri juga bekerja dan mencari uang. Ditambah keharusan mengurusi rumah sendirian. Aku bisa membayangkan betapa beratnya hidup setia hari selama bertahun-tahun semacam itu?

Mengurus rumah itu tak mudah. Aku bisa merasakannya. Betapa melelahkannya. Sangat melelahkan. Terlalu banyak hal yang diurus.

Dari hal-hal yang sudah umum tadi. Sampai memberi makan dan membersihkan binatang peliharaan. Taman dan halaman. Juga toilet dan sampah. Menyetrika dan menata rapi pakaian. Dan banyak sekali pekerjaan yang seolah tidak pernah selesai itu.

Karena pekerjaan rumah itu sangat banyak dan nyaris tiada putus. Kebanyakan laki-laki tak pernah ingin melakukannya. Dan kalau bisa, semua itu diserahkan saja ke istri. Setiap hari. Selama bertahun-tahun ke depan.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITAWhere stories live. Discover now