46. Tisoledat

Mulai dari awal
                                    

"Aku bersihin kaca." Echa mulai mengambil kanebo, dan air semprotan. Tidak mengerti mengapa sudah ada kanebo dan semprotan di sini.

Sedikit kesusahan karena semprotannya tidak dapat di gunakan. Lantas Echa meminta bantuan pada Bara untuk membetulkan. "Bar, susah."

Bara langsung mengambil semprotan yang di sodorkan Echa padanya. Lalu memutar tutupnya ke arah kanan, tadi semprotannya masih terkunci. "Nih."

Echa mengamati semprotan itu. "Udah bisa?" tanyanya.

Bara mengangguk, "coba aja."

Echa langsung mengarahkan semprotan itu pada wajah Bara, ia langsung menekannya dan menyebabkan percikan air keluar dari sana.

Cccssss.

Karena terkejut Echa menutup mulutnya. "Sumpah, gak sengaja"

Bara menyapu kasar wajahnya. "Oh mau main siram-siraman?"

Echa mundur selangkah. "Demi Allah, gak sengaja." Mengangkat dua jarinya berbentuk huruf V.

"Sini," Bara merebut semprotan itu dari Echa, lantas ia langsung menyemprotkannya pada wajah Echa.

Echa berlari, melindungi wajahnya menggunakan tangan. "Bar, basah dooooooong." Echa masih terus berlari.

"Ah, Bara. Gak kaci kamu kan larinya cepet!" Echa menghalangi cipratan air itu menggunakan tangannya.

"Engga lah, tetep kaci." Bara makin gencar mengejar Echa, dan terus menyemprotkan air itu.

"Hahaha! udahan Bar! Cape." Karena cape, Echa berhenti berlari.

"Pitan dulu." menarik nafasnya lalu membuangnya lagi. Saat Bara lengah, Echa kembali merebut semprotan itu. Lalu langsung menyemprotkannya pada Bara.

"Eh, curang." Kali ini Bara yang di kejar oleh Echa.

"Hahaha! Nih rasain." Echa menyemprotkan secara cepat, Mereka berdua sudah basah. Walaupun tidak basah kuyup namun rambut serta mukanya lumayan.

Karena air yang mereka ciprat jatuh ke lantai, otomatis lantai menjadi licin. Lagi dan lagi, Echa hampir tisoledat.

Bara langsung menarik pergelangan Echa, membuat Echa dengan otomatis tertarik dan menabrak dada bidangnya. Untuk kedua kalinya Echa dapat merasakan dada Bara. Ini lebih nikmat dari pada dada ayam. Canda dada.

"Pelan-pelan." ujar Bara, mereka masih dalam posisi bertempelan.

"Kamunya lari-lari." Echa menjawab.

"Kamunya nyemprot-nyemprot." Bara mengikuti nada Echa saat tadi berbicara.

"Yaudah, engga lagi." Echa mengasih semprotan itu pada Bara. Bara menatap semprotan itu bingung. "Apa?"

"Kamu aja yang ngelap kaca." Echa menarik lengan Bara lalu menaruh semprotan itu di tangannya. Dan kini semprotannya sudah berpindah majikan.

"Kamu?" Bara bertanya.

Dengan santainya Echa berjalan ke arah meja tadi, lalu duduk. "Ya, aku ngaso lah."

WARLOCK [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang