33

4K 329 9
                                    

"Apa?? Tidak mungkin. Tolong jangan bercanda, Madam"

Aku tertawa dan mengibaskan tanganku tanpa arah.

"Madam tahu sendiri. Terjadi insiden denganku ketika pesta minum teh kemarin. Yang Mulia Diana bahkan tidak senang bertemu denganku"

"Bahkan dengan bertengkar itu berarti ada sedikit kepedulian. Hanya Marchioness Hestia seorang yang bisa menegur langsung Yang Mulia Diana dan membuatnya tergerak"

"Madam terlalu berlebihan. Aku tidak sehebat itu. Dan aku merasa kalau sikap terus terang ku akan berguna hanya jika pendapat ku didengarkan dan diikuti"

Rendah hati pun tetap ada kriteria tertentu.

Untuk apa aku mengatakan hal yang baik pada Diana? Aku tidak ingin melakukan hal lain selain bertengkar dengannya.

Hal lain yang menjadi alasan yaitu bangsawan lain menggunakan topeng dan membuatku maju menjadi umpan untuk dicabik-cabik. (t/n : sorry bagian ini agak bingung terjemahinnya)

Namun Madam Harmonia tidak menyerah begitu saja.

"Bukankah Putra Mahkota mempercayai Marchioness? Tidak banyak bangsawan yang memiliki kemampuan seperti Marchioness"

"Aku merasa tersanjung. Tapi masih ada yang lebih berpengalaman dariku, contohnya Countess Erinis"

Aku menggelengkan kepalaku dengan semangat. Menunjukkan kalau aku sangat tidak ingin berhubungan dengan Diana.

Namun kini Madam Harmonia tertunduk lemas.

"Tapi.... jika seperti ini, popularitas beliau akan menurun"

Hmm.. Apa urusannya denganku? Malahan aku sangat menginginkan itu segera terjadi.

Namun, jika aku sekarang terlalu menolak, aku akan merasa tidak nyaman jika kedepannya harus bertemu dengan Madam Harmonia.  Bagaimana kalau aku berpura-pura saja untuk membantu Diana?

"Duh, melihat Madam seperti ini membuat hatiku sedih"

Aku tersenyum sedih.

"Baiklah, aku akan mengunjungi Yang Mulia Diana. Akan kulakukan yang terbaik, jadi berhentilah sedih seperti itu Madam"

"Marchioness memang sangat baik, saya tidak akan melupakan kebaikan ini"

Setelah itu barulah wajahnya sedikit lebih cerah.

Yah, Madam Harmonia akan terlihat lemah hingga batas tertentu. Selain itu, sikapnya ini juga bukan hal buruk. Dengan begitu ia jadi berhutang padaku. Ini semua hanyalah hal yang wajar dalam pergaulan bangsawan yaitu bertukar apa yang diinginkan dari lawan bicaranya.

"Selanjutnya Madam harus menolongku"

"Tentu saja, Marchioness. Kapanpun Anda membutuhkan bantuan saya"

"Ya ampun, Madam memang luar biasa. Nah sekarang mari kita bicarakan hal lain. Madam ingin tahu soal kunjungan ke Illion kan?"

"Hoho, tentu saja. Bahkan waktu pun tak terasa berlalu karena Marchioness sangat terampil"

Suasana kini berubah menjadi lebih hangat. Kami pun lanjut mengobrol.

**

"Haaaah"

Madam Harmonia sudah pulang dan menyisakan sakit kepala karena permohonannya. Aku memang sudah menduga hal ini, aku juga yakin kalau Countess Erinis sudah mengetahuinya. Sepertinya ia mulai dekat dengan Diana, tapi sayangnya ia tak bisa menghentikan Madam Merope.

Bahkan Madam Harmonia yang kupikir merupakan teman terdekat Diana mendatangiku dengan sukarela.

"Hmm, bagaimana caranya aku memanfaatkan ini"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now